Sun 3 June 2007 17:00 | Shalat > Shalat Jama | 7.184 views
Jawaban :
Ust. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Assalamu 'alaikm warahmatullahi wabarakatuh,
Wudhu di Pesawat Terbang
Di setiap penerbangan komersial, bisa dipastikan ada toilet yang ada airnya. Kita bisa gunakan untuk berwudhu', setidaknya untuk sekedar membasuh wajah, kedua tangan hingga siku, lalu menyapu sebagian kepala dan membasuh kedua kaki hingga mata kaki. Kewajiban atau rukun wudhu' tidak lebih dari itu, juga tidak diwajibkan untuk melakukannya tiga kali. Karena hukumnya hanya sunnah.
Lain halnya bila anda naik helikopter, pesawat tempur atau pesawat khusus pengungsi, belum tentu dijamin ada toiletnya.
Selama masih ada air yang bisa digunakan untuk berwudhu' dan jumlah air itu cukup, maka belum diperbolehkan mengganti wudhu' dengan tayammum. Karena tayammum sifatnya darurat, yaitu bila tidak ditemukan air. Padahal di dalam penerbangan komersial, selain air di toilet, juga tersedia air minum untuk seluruh penumpang.
Walhasil, kalau mau tunduk kepada hukum fiqih yang baku, bertayammum di atas pesawat penerbangan komersial belum dibenarkan, karena air masih ditemukan. Kecuali buat orang sakit. Dalilnya adalah firman Allah SWT:
Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik.(QS. Al-Maidah: 6)
Mengganti Shalat di Tempat Tujuan
Ada sebagian pendapat di kalangan ulama yang masih menganggap bahwa shalat di atas kendaraan itu tidak sah. Lantaran hal itu tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Hadits tentang beliau SAW shalat di atas unta hanya terkait dengan shalat sunnah, bukan shalat wajib.
Padahal shalat wajib itu mengharuskan berdiri dan menghadap kiblat dengan benar. Sedangkan shalat sunnah boleh sambil duduk dan tidak ada kewajiban untuk terus menerus menghadap kiblat.
Maka para ulama itu menyebut shalat di perjalanan itu sebagai shalat lihurmatil wakti, yaitu shalat sekedar menghormati waktu shalat saja. Belum terhitung shalat yang sah dan menggugurkan kewajiban. Sehingga tetap ada kewajiban untuk shalat setibanya nanti.
Shalat itu disebut shalat qadha', sesuai dengan kejadiannya di mana shalat dilakukan bukan pada waktunya. Waktunya menurut sebagian ulama adalah begitu tiba di tempat dan dimungkinkan untuk shalat dengan berdiri dan menghadap kiblat. Tidak harus menunggu waktunya sesuai dengan waktu shalat yang ditinggalkan. Karena tetap saja bukan waktunya.
Namun umumnya para ulama berpendapat bahwa shalat wajib di atas kendaraan tetap boleh, sah dan wajib dilaksanakan. Karena shalat itu sah, maka sudah gugur kewajibannya dan tidak perlu lagi diqadha'.
Adapun tentang tidak adanya contoh dari nabi Muhammad SAW tentang hal itu, mereka mengajukan sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa beliau SAW pernah melakukannya.
Jadi kesimpulannya, masalah ini masalah khilafiyah yang masing-masing pendapat datang dengan dalil dan hujjahnya. Kita punya kewajiban moral untuk menghormati masing-masing pendapat itu, sebagaimana orang lain juga punya kewajiban moral untuk menghormati pendapat kita.
Selama masing-masing pihak saling menghormati dan bertenggang rasa, tidak merasa diri paling benar, tidak merasa orang lain harus dikalahkan, maka insya Allah kehidupan beragama kita semakin baik dan harmonis. Sebaliknya, kalau kita berpikiran sempit, picik, kaku dan tidak memberi ruang untuk berbeda pendapat, maka kehidupan beragama ini menjadi sumber malapetaka.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mau mendengar nasehat dan mengikuti yang baik.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikm warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Imam Qunut Makmum Tidak, Bolehkah? 2 June 2007, 12:09 | Shalat > Qunut | 11.099 views |
Sejarah Kemegahan Islam Dalam Masalah Buku dan Perpustakaan 31 May 2007, 04:45 | Negara > Fasilitas umum | 7.049 views |
Doa untuk Menaklukkan Dosen Pembimbing 31 May 2007, 04:04 | Umum > Tasawuf | 7.485 views |
Zikir Bisa Mengundang Jin? 29 May 2007, 09:25 | Umum > Ritual | 13.798 views |
Bolehkah Memberi Nilai Tambahan kepada Siswa? 29 May 2007, 08:31 | Umum > Hukum | 5.475 views |
Alasan Kebolehan Talfiq (Mix Antar Mazhab) 29 May 2007, 04:58 | Ushul Fiqih > Mazhab | 8.256 views |
Apa Prioritas Dakwah Dalam Islam yang Shahih? 28 May 2007, 23:24 | Dakwah > Metode dakwah | 6.080 views |
Apakah Bulu atau Kotoran Anjing Sama Seperti Liur Anjing 27 May 2007, 23:36 | Thaharah > Najis | 14.889 views |
Pak Ustadz Mazhabnya Apa? 27 May 2007, 10:01 | Ushul Fiqih > Mazhab | 9.620 views |
Ibnu Arabi dan Islam Liberal 26 May 2007, 12:31 | Aqidah > Aliran-aliran | 8.499 views |
Apakah Kami Perlu Akad Nikah Ulang? 24 May 2007, 23:57 | Pernikahan > Akad | 10.337 views |
Tinggal di Bandung Kerja di Jakarta, Bisakah Shalat Safar? 23 May 2007, 23:36 | Shalat > Qashar | 6.837 views |
Apakah Aplikasi Qur'an Pada Ponsel Termasuk Mushaf? 23 May 2007, 00:44 | Al-Quran > Mushaf | 9.153 views |
Mohon Saran Belajar Ilmu Agama 22 May 2007, 00:16 | Dakwah > Belajar agama | 7.860 views |
Al-Quran Diturunkan dengan 7 Huruf? 21 May 2007, 23:18 | Al-Quran > Qiraat | 16.821 views |
Wudhu' yang Wajib dan yang Sunnah 21 May 2007, 22:30 | Thaharah > Wudhu | 13.660 views |
Khilafiyah, Bukankah Kebenaran Hanya Satu? 19 May 2007, 22:16 | Ushul Fiqih > Ikhtilaf | 8.195 views |
Suami Wafat Meninggalkan 1 Isteri, 3 Anak Laki dan 2 Anak Perempuan 18 May 2007, 21:38 | Mawaris > kadar bagian ahli waris | 8.823 views |
Ayat yang Sekilas Bertentangan 16 May 2007, 23:41 | Al-Quran > Tafsir | 6.863 views |
Al-Fatihah Dalam Shalat 16 May 2007, 23:19 | Shalat > Rukun Shalat | 8.053 views |
TOTAL : 2.294 tanya-jawab | 47,102,798 views
Jadwal Shalat DKI Jakarta13-8-2022Subuh 04:43 | Zhuhur 11:59 | Ashar 15:20 | Maghrib 17:58 | Isya 19:07 | [Lengkap]
|
Rumah Fiqih Indonesiawww.rumahfiqih.comJl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Buku | PDF | Quran | Pustaka | Jadwal | Sekolah Fiqih
|