Thu 24 April 2008 08:49 | Muamalat > Kredit | 6.665 views
Assalaamu'alaikum wr wb
Langsung aja ustadz! Si A dan si B pergi ke sebuah toko, membeli TV untuk si B, tetapi yang bayar si A, dan si A mengambil laba dari TV tersebut 20% dari B atas dasar kesepakatan bersama. Ribakah apayang di lakukan oleh si A tersebut?
Jawaban :
Ust. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sebenarnya masalah ini bisa diselesaikan dengan mudah, akadnya bisa dijadikan akad yang haram, tapi bisa juga jadi akad yang halal. Walau pun 'jatuhnya' itu itu juga, tapi karena akadnya beda, hukumnya akan jadi berbeda juga.
Ibarat hubungan seksual laki-laki dan perempuan, mungkin secara teknisnya sama saja. Tapi hukumnya bisa halal dan bisa juga haram. Tergantung akadnya. Kalau akadnya akad nikah, maka hukumnya halal. Tapi kalau akadnya 'jual beli kenikmatan', hukumnya jelas haram.
Jadi halal atau haram itu bukan dilihat dari teknisnya, tapi dilihat dari akadnya.
Dalam contoh kasus yang anda sebutkan, juga berlaku hal yang demikian. Transaksi itu bisa halal dan bisa juga menjadi haram.
1. Transaksi Yang Haram
Transaksi yang haram adalah bila akadnya si B pinjam uang kepada A, dengan nilai seharga TV itu. Lalu A meminjamkan uang kepada B dan dibayarkan langsung kepada toko TV itu.
Dan karena judulnya pinjam uang, A mengenakan bunga sebesar 20% dari nilai pinjaman.
Pasti anda bisa menilai sendiri, bahwa akad seperti ini jelas akad yang haram. Karena adanya pembungaan uang alias riba.
2. Transaksi Yang Halal
Dengan nilai nominal yang sama, dan juga keuntungan yang sama, A dan B bisa saja melakukan akad keuangan dengan cara yang halal dan diberkahi. Judulnya harus diganti, bukan pinjam uang tapi jual beli yang halal dan mennguntungkan.
Maka akadnya harus dua kali. Pertama akad A membeli TV. Sehingga TV itu kemudian menjadi milik A. Setelah itu baru kemudian A menjual TV itu kepada B. Sebagai pedagang, tentu saja A boleh mengambil keuntungan dari penjualannya.
Dan keuntungan dari penjualan itu jelas bukan riba. Sangat besar beda antara keduanya. Walau pun di A tetap untuk 20%, tapi akadnya bukan pinjam uang. Akadnya adalah akad jual beli yang dihalalkan dalam syariah.
Bahkan dalam teknisnya, A dan B tidak harus berangkat ke toko bersama. Cukup B saja yang berangkat ke toko. Tapi yang beli TV itu tetap A. Akadnya dalam hal ini adalah A titip uang kepada B untuk membelikan TV buat A. B dalam hal ini menjadi wakil A. Akadnya akad taukil (mewakilkan).
Setelah TV di tangan B, B bisa langsung membawa pulang TV itu, tanpa harus diserahkan kepada A. Toh yang namanya jual beli tidak harus diserahkan di depan hidung orangnya. Tapi yang pasti TV itu belum lagi menjadi milik B. TV itu masih milik A.
Kemudian barulah B membeli TV itu dari A dengan harga yang sudah disepakati bersama. Sehingga keberadaan TV di rumah B berubah status, dari yang awalnya hanya barang titipan, kemudian berubah menjadi hak milik. Ditandai dengan telah sempurnanya traksaksi antara keduanya.
Bagaimana? Mudah, kan?
Syariah Islam itu mudah, ringan, dan merupakan solusi. Tapi akan jadi bumerang yang berat, sulit, rumit dan bikin susah, kalau kurang dipahami secara mendalam.
Jadi?
Belajar syariah yang serius, jangan cuma sekilas-sekilas saja. Karena syariah Islam adalah ilmu yang enak dipahami dan... perlu!
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Halalkah Bekicot? 23 April 2008, 00:13 | Kuliner > Hewan | 12.260 views |
Hukum Menggauli Isteri yang Sedang Haid 22 April 2008, 22:26 | Thaharah > Haidh Nifas Istihadhah | 7.568 views |
Waris terhadap Keluarga 21 April 2008, 23:54 | Mawaris > Bagi waris berbagai keadaan | 7.384 views |
Arti Janabah 21 April 2008, 23:14 | Thaharah > Hadats | 43.640 views |
Belajar Bahasa Arab Autodidak? 21 April 2008, 01:09 | Kontemporer > Fenomena sosial | 12.141 views |
Apakah Ustad Anti Wahabi? 21 April 2008, 00:30 | Kontemporer > Kelompok/Aliran | 31.890 views |
Bisakah Akhwat Masuk LIPIA? 21 April 2008, 00:29 | Wanita > Fenomena terkait wanita | 21.759 views |
Nikah, Main-Main Pun Jadi? 20 April 2008, 01:33 | Pernikahan > Akad | 12.639 views |
Kekhalifahan JAI VS Kekhalifahan Rasullullah 20 April 2008, 00:31 | Negara > Khilafah Negara Islam | 7.614 views |
Bingung Menyikapi Perbedaan 19 April 2008, 01:16 | Ushul Fiqih > Ikhtilaf | 8.078 views |
Rindu Teori dan Sistem Pendidikan Islam 19 April 2008, 00:57 | Negara > Sikap bernegara | 6.654 views |
Kekuatan Asing di Belakang Ahmadiyah? 18 April 2008, 00:00 | Aqidah > Aliran-aliran | 7.633 views |
Mengulang Shalat Karena Kurang Khusyu' 17 April 2008, 01:06 | Shalat > Ritual Terkait Shalat | 28.200 views |
Adegan Lesbianisme di Video Klip PADI 16 April 2008, 21:41 | Kontemporer > Fenomena sosial | 7.834 views |
Apakah Perbedaan Itu Rahmat Ataukah Adzab? 15 April 2008, 23:04 | Ushul Fiqih > Ikhtilaf | 10.086 views |
Ahmad Heriyawan, Ustadz yang Jadi Gubernur 15 April 2008, 00:38 | Negara > Pejabat Penguasa Pemerintah | 7.485 views |
Mengapa Manusia Berbeda-Beda? 14 April 2008, 19:44 | Umum > Sosial | 35.774 views |
Mama Lauren Bukan Dukun? 14 April 2008, 01:58 | Aqidah > Dukun | 9.273 views |
Zakat Mobil 14 April 2008, 01:53 | Zakat > Apakah Kena Zakat? | 7.571 views |
Kehalalan Alkohol? 11 April 2008, 23:18 | Kuliner > Alkohol | 10.636 views |
TOTAL : 2.294 tanya-jawab | 48,340,855 views
Jadwal Shalat DKI Jakarta30-1-2023Subuh 04:34 | Zhuhur 12:07 | Ashar 15:28 | Maghrib 18:21 | Isya 19:32 | [Lengkap]
|
Rumah Fiqih Indonesiawww.rumahfiqih.comJl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Buku | PDF | Quran | Pustaka | Jadwal | Sekolah Fiqih
|