Wed 10 May 2006 03:23 | Zakat > Pengertian Zakat dan Batasannya | 8.479 views
Assalamualaikum wr. wb.
Langsung saja, saya ingin menanyakan kepada ustadz apakah perbedaan sedekah dan wakaf. Apakah wakaf itu dan bagaimana landasan hukumnya. Dan bolehkah harta wakaf itu dijual atau diwariskan atau dipindahkan ke tempat lain?
Terima kasih atas jawabannya.
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Pengertian Waqaf
Waqaf itu sejenis ibadah maliyah yang speksifik. Asal katanya dari kata wa-qa-fa (وقÙÂ) yang artinya tetap atau diam. Maksudnya adalah bahwa seseorang menyerahkan harta yang tetap ada terus wujudnya namun selalu memberikan manfaat dari waktu ke waktu tanpa kehilangan benda aslinya.
Wakaf berbeda dengan sedekah biasa. Kalau sedekah biasa, begitu seseorang memberikan hartanya, maka biasanya harta itu langsung habis manfaatnya saat itu juga. Misalnya, seseorang bersedekah memberikan 10 orang miskin makan siang. Begitu makanan sudah dilahap, maka orang itu dapat pahala. Tapi tidak ada pahala lainnya setelah itu, sebab pokok sedekah itu sudah selesai manfaatnya.
Sedangkan dalam wakaf, seseorang bersedekah dengan harta yang pokoknya tetap ada, namun harta itu bisa menghasilkan pemasukan atau penghasilan yang bersifat terus menerus dan juga rutin.
Misalnya seseorang mewakafkan seekor sapi untuk fakir miskin. Sapi itu tidak disembelih untuk dimakan dagingnya, melainkan dipelihara oleh orang yang ahli dalam pekerjaannya. Yang diambil manfaatnya adalah susunya yang diperah. Susu itu misalnya boleh dibagikan kepada fakir miskin, atau dijual yang hasilnya untuk kaum fakir miskin.
Contoh lain seseorang mewakafkah sebidang sawah untuk ditanami. Sawah itu diserahkan kepada orang yang amanah untuk menanaminya, di mana hasilnya diperuntukkan khusus untuk anak-anak yatim.
Contoh lain, seseorang mewakafkan sebuah sahamnya perusahaan. Semua deviden (bagi hasil) yang didapatnya akan diserahkan kepada masyarakat miskin untuk bea siswa pendidikan.
Masyru'iyah Waqaf
Bentuk sedekah model wakaf ini sudah dicontohkan sejak zaman nabi dan para shahabat. Salah satunya adalah apa yang diwakafkan oleh sayyidina Umar bin Al-Khattab ra., sebagaimana tercantum dalam hadits berikut ini.
Dari Abdullah bin Umar ra. berkata bahwa Umar bin al-Khattab mendapat sebidang tanah di khaibar. Beliau mendatangi Rasulullah SAW meminta pendapat beliau, "Ya Rasulallah, aku mendapatkan sebidang tanah di Khaibar yang belum pernah aku dapat harta lebih berharga dari itu sebelumnya. Lalu apa yang anda perintahkan untukku dalam masalah harta ini?" Maka Rasulullah SAW berkata, "Bila kamu mau, bisa kamu tahan pokoknya dan kamu bersedekah dengan hasil panennya. Namun dengan syarat jangan dijual pokoknya (tanahnya), jangan dihibahkan, jangan diwariskan." Maka Umar ra. bersedekah dengan hasilnya kepada fuqara, dzawil qurba, para budak, ibnu sabil juga para tetamu. Tidak mengapa bila orang yang mengurusnya untuk memakan hasilnya atau memberi kepada temannya secara makruf, namun tidak boleh dibisniskan... (HR. Muttafaq 'alaihi)
Pohon kurma itu bersifat tetap, yakni ada terus dan tidak ditebang. Pohon-pohon itu adalah pokok yang terus dipelihara dan dirawat. Yang dimanfaatkan adalah hasil atau manfaatnya yang diniatkan oleh beliau sebagai sedekah rutin kepada fakir miskin.
Kepemilikan
Harta yang sudah diwakafkan sebenarnya statusnya sama dengan semua pemberian lainnya, yaitu si pemberi sudah tidak lagi punya hak atas apapun atas harta itu. Namun hal itu tergantung akadnya. Bisa saja akad sebuah waqaf itu hanya pada manfaatnya, sedangkan kepemilikan benda itu tetap masih ada dimiliki oelh si empunya.
Contohnya adalah seekor kambing yang diwakafkan susunya. Kambing itu tetap miliknya namun bila ada susu yang diperas, maka misalnya menjadi hak fakir miskin. Akad seperti itu pun bisa dibenarkan.
Begitu juga tentang penerima wakaf itu, bisa dikhususkan kepada orang tertentu saja tetapi bisa saja umum. Misalnya, tanah yang diwakafkan untuk kuburan keluarga dan ahli warisnya. Sedangkan untuk masjid biasanya manfatnya untuk seluruh umat Islam, tidak hanya khusus kelurga. Jadi wakaf itu memang bisa juga hanya diperuntukkan kepada kalangan tertentu saja sebagaimana amanat yang memberi wakaf.
Satu hal lagi yang penting adalah bahwa harta yang sudah diwaqafkan itu tidak boleh diwariskan. Karena bila sejak awal kepemilikannya memang sudah dilepas, para ahli waris tidak berhak mengaku-ngaku sebagai pemilik. Para ahli waris ini sama sekali tidak punya hak apalagi kewajiban untuk mengelola sebuah harta wakaf bila memang tidak diserahkan oleh si pemberi wakaf.
Yang berhak dan berkewajiban adalah nazir wakaf itu. Dan dalam hukum di negeri ini, penunjukan nazir wakaf itu dikuatkan dengan sebuah akte wakaf. Bahkan bila berbentuk sebidang tanah, yang lebih kuat adalah sertifikat wakaf. Namun nazir bukanlah pemilik, sehingga tidak berhak menjualnya, menyewakannya atau pun memanfaatkannya bila tidak sesuai dengan amanah yang diberikan.
Kewajiban keluarga dan juga semua lapisan masyarakat adalah mengingatkan nazir agar menjalankan amanat sesuai apa yang diminta oleh pemberi wakaf. Sebab bila dia khianat, maka dia pasti berdosa dan diancam oleh Allah SWT.
Pemindahan Waqaf
Sebagian dari ulama membolehkan menjual harta wakaf yang memang sudah tidak bermanfaat lagi untuk dibelikan barang yang sama di tempat lain. Misalnya bila sebuah masjid terkena gusur proyek pemerintah, tanahnya boleh dijual namun wajib dibangunkan masjid lagi di tempat lain. Sedangkan merubah manfaat harta wakaf bukanlah hal yang disepakati oleh kebanyakan ulama.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
Malaikat Itu, Institusi Bukan? 9 May 2006, 07:09 | Aqidah > Malaikat | 6.911 views |
Akhir Waktu Mengerjakan Sholat Isya 9 May 2006, 07:09 | Shalat > Waktu Shalat | 11.266 views |
Apakah Hadits Nabawi = Hadits Qudsi? 9 May 2006, 05:21 | Hadits > Musthalah Hadits | 29.000 views |
Mengenai Kalimat "Kekasih Allah", Apakah Termasuk Berlebihan? 8 May 2006, 03:51 | Umum > Istilah | 6.005 views |
Program Saving Plan (Dana Pensiun) 5 May 2006, 06:19 | Muamalat > Upah | 6.131 views |
Kedudukan Qaul Shahabi dan Rukyatun Nabi 5 May 2006, 04:45 | Ushul Fiqih > Dalil | 8.244 views |
Kisah-kisah Israiliyat? 5 May 2006, 04:45 | Umum > Isroiliyat | 14.944 views |
Apakah Harta Yang Dihibahkan Melebihi 1/3 Dari Total Harta Yang Dimiliki Itu, Sah Menurut Syariat Islam? 4 May 2006, 09:51 | Mawaris > Harta waris | 10.315 views |
Bisakah Mengaji Lewat MP3 Player? 4 May 2006, 05:37 | Kontemporer > Fenomena sosial | 5.171 views |
Benarkah Rasulullah Terbuat dari Cahaya? 4 May 2006, 05:32 | Aqidah > Nabi | 7.151 views |
Masalah Bagi Hasil Sawah (Muzara'ah) 1 May 2006, 00:29 | Muamalat > Bagi Hasil | 11.826 views |
Operasi Face Off 1 May 2006, 00:23 | Kontemporer > Fenomena sosial | 6.242 views |
Bagaimana Hukumnya Marsmallow 28 April 2006, 07:39 | Kuliner > Alkohol | 7.182 views |
Nyekar dengan Membawa Bunga 28 April 2006, 07:20 | Umum > Ritual | 6.640 views |
Shalat di Awal Waktu di Kendaraan atau diAkhir Waktu di Rumah, Mana yang Lebih Utama? 28 April 2006, 07:17 | Shalat > Shalat Dalam Berbagai Keadaan | 6.352 views |
Pilihan Menjama' Sholat atau Sholat di Kendaraan 27 April 2006, 06:36 | Shalat > Shalat Jama | 9.211 views |
Senjata Pemusnah Massal (Senjata Nuklir, Biologi, Kimia) 27 April 2006, 04:08 | Kontemporer > Perspektif Islam | 6.693 views |
Mahram Muabbad dan Mahram Ghoiru Mauabbad 27 April 2006, 02:20 | Pernikahan > Mahram | 74.743 views |
Rumah Tusuk Sate 26 April 2006, 05:41 | Aqidah > Syirik dan Bidah | 7.770 views |
Menjamak Dua Salat Fardu 25 April 2006, 08:51 | Shalat > Shalat Jama | 5.941 views |
TOTAL : 2.300 tanya-jawab | 44,120,176 views
Jadwal Shalat DKI Jakarta6-3-2021Subuh 04:42 | Zhuhur 12:06 | Ashar 15:08 | Maghrib 18:13 | Isya 19:21 | [Lengkap]
|
Rumah Fiqih Indonesiawww.rumahfiqih.comJl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Materi | Buku | PDF | Ustadz | Mawaris | Video | Quran | Pustaka | Radio | Jadwal Link Terkait : Sekolah Fiqih | Perbandingan Mazhab | img
|