Tue 25 July 2006 23:33 | Thaharah > Najis | 10.500 views
Bapak Ustadz,
Assalaamu'alaium wr. wb.
Saya pernah membaca dalam uraian Bapak tentang dibolehkannya shalat di lantai rumah atau kantor tanpa alas/sajadah asalkan tidak kelihatan ada benda najis yang tampak. (Cara Pemecahan Shalat Dikarenakan Pekerjaan)
Saya menjumpai kasus sebagai berikut: Di rumah saya ada seorang bayi berumur lebih dari 1 tahun dan sudah memakan makanan lain selain ASI. Kadang-kadang, air kencing bayi tersebut membasahi lantai rumah kami, dan kami hanya mengelapnya dengan kain pel basah. Setahu saya, ini bukan cara bersuci yang benar, karena seharusnya menggunakan air yang mengalir, bukan dengan lap basah.
Guru mengaji saya mengatakan hukum dari lantai rumah tersebut adalah najis hukmiyah meskipun bekas kencing bayi sudah tidak kelihatan. Karena itu, menurut guru mengaji saya, tidak sah shalat di atas lantai rumah saya tanpa alas yang suci.
Pertanyaan saya:
1. Apakah ada pendapat ulama' terdahulu tentang najis hukmiyah?
2. Sah atau tidak, shalat di lantai rumah yang kadang-kadang terkena kencing bayi tanpa disucikan dan bekas air kencing sudah kering/tidak tampak.
Terima kasih atas jawaban dari Ustadz,
Wassalaam,
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Menghilangkan najis itu memang dilakukan dengan air sebagai media untuk mensucikan. Namun bukan berarti air harus dialirkan sehingga membanjiri benda yang kena najis.
Yang dimaksud dengan penggunaan air adalah bahwa sebuah najis dihilangkan dengan menggunakan media air. Dan lap yang basah itu pada hakikatnya merupakan air juga. Sehingga najis yang ada dilantai bisa dihilangkan setelah hilang baunya, rasanya atau warnanya. Baik dengan menggunakan media air atau pun media lainnya.
Sebab inti masalahnya bukan pada airnya, melainkan semata-mata pada hilangnya najisnya itu, apapun medianya.
Yang sedikit lebih detail dalam masalah najis adalah mazhab Asy-Syafi'i. Di dalam mazhab Asy-Syafi'i sebagaimana yang tertuang dalam kitab Kasyifatus-Saja, disebutkan bahwa memang ada dua jenis najis.
Pertama adalah najis yang kelihatan kenajisannya. Najis ini disebut najis 'ainiyah. Asal katanya dari kata 'ain yang berarti mata, karena najis itu kelihatan dengan mata telanjang. Yang menjadi ukuran adalah warna, rasa dan aroma. Najis jenis ini dihilangkan dengan menghilangkan ketiganya.
Kedua adalah najis hukmiyah, yaitu najis yang tidak nampak oleh mata. Lantaran sudah tidak ada lagi rasa, warna atau aroma. Najis jenis ini dihilangkan hanya dengan mengalirkan air di atasnya sekali saja.
Maka cara membersihkan lantai yang diketahui pasti pernah ada najisnya tapi sudah tidak kelihatan lagi adalah dengan cara menuangkan air di atasnya lalu dilap dan dikeringkan. Tentu saja bukan dengan membanjiri seluruh lantai, cukup pada bagian yang diyakini pernah ada najisnya saja. Jadi cukup dengan sedikit air saja lalu diseka dan sucilah lantai itu.
Perlu diingat bahwa najis hukmi itu tidak boleh dibuat-buat dengan berandai-andai. Tapi hanya ada manakala kita tahu pasti bahwa di lantai itu memang pernah ada najisnya. Kita tahu dengan mata kepala kita, bukan dengan menebak-nebak atau menduga-duga. Sebab asal segala sesuatu adalah suci. Dan tidak pernah menjadi najis kecuali ada sebuah fakta nyata bahwa memang ada najis secara hakiki. Lalu bila najis itu tiba-tiba tidak nampak lagi, maka jadilah lantai itu najis hukmi.
Maka tidak mungkin terjadi tiba-tiba ada lantai yang najisnya menjadi hukmi. Tetapi pasti melewati proses najis 'aini terlebih dahulu.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
Satpam Wanita 25 July 2006, 05:57 | Wanita > Peran wanita | 6.077 views |
Cara Pemecahan Shalat Dikarenakan Pekerjaan 24 July 2006, 08:07 | Shalat > Shalat Dalam Berbagai Keadaan | 7.225 views |
Bolehkan Makan Daging Kodok dan Perlukan Disembelih Dulu? 24 July 2006, 00:37 | Kuliner > Hewan | 6.499 views |
Bagaimana Akad Bagi Hasil yang Baik? 21 July 2006, 10:20 | Muamalat > Bagi Hasil | 6.041 views |
Khitan untuk Anak Perempuan, Adakah Syariatnya? 21 July 2006, 03:43 | Wanita > Khitan | 9.878 views |
Mengkreditkan Emas sebagai Solusi, Bolehkah? 21 July 2006, 03:36 | Muamalat > Riba | 26.210 views |
Belum Yakin Nikah Jarak Jauh Lewat Wakil Dibolehkan 20 July 2006, 06:24 | Pernikahan > Nikah berbagai keadaan | 6.100 views |
Asuransi yang Dibolehkan 20 July 2006, 01:11 | Muamalat > Asuransi | 8.657 views |
Kebajikan dengan Niat Balasan Duniawi 19 July 2006, 06:26 | Umum > Tasawuf | 6.461 views |
Mungkinkah Nabi Salah Berijtihad? 19 July 2006, 02:03 | Ushul Fiqih > Ijtihad | 6.520 views |
Keluar Mani di Luar Rahim 19 July 2006, 01:57 | Pernikahan > Terkait jima | 8.063 views |
Pajangan Patung di Rumah, Bolehkah? 18 July 2006, 05:10 | Aqidah > Syirik dan Bidah | 8.206 views |
Israel Sumber Bencana 18 July 2006, 02:49 | Umum > Yahudi | 5.262 views |
Kapan Makanan Menjadi Haram? 18 July 2006, 02:35 | Kuliner > Label Halal | 18.175 views |
Bid'ahkah Niat Shalat dan Doa Bersama setelah Shalat Jamaah? 17 July 2006, 09:31 | Shalat > Ritual Terkait Shalat | 10.047 views |
Ayah Kandung Tidak Menunaikan Kewajiban, Bolehkan Jadi Wali Nikah? 17 July 2006, 04:50 | Pernikahan > Wali | 7.255 views |
Investasi Usaha dalam Bentuk Emas 17 July 2006, 04:44 | Muamalat > Syubhat | 6.236 views |
Cairan Wanita selain Haid, Nifas dan Istihadhah 17 July 2006, 04:21 | Thaharah > Haidh Nifas Istihadhah | 7.774 views |
Shalat Jumat Buat Security Bergiliran, Bolehkah? 17 July 2006, 02:51 | Shalat > Shalat Jumat | 8.893 views |
Hukum Tukar Menukar Uang 14 July 2006, 08:39 | Muamalat > Riba | 8.217 views |
TOTAL : 2.312 tanya-jawab | 43,828,362 views
Jadwal Shalat DKI Jakarta19-1-2021Subuh 04:28 | Zhuhur 12:05 | Ashar 15:29 | Maghrib 18:20 | Isya 19:32 | [Lengkap]
|
Rumah Fiqih Indonesiawww.rumahfiqih.comJl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Materi | Buku | PDF | Ustadz | Mawaris | Video | Quran | Pustaka | Radio | Jadwal Link Terkait : Sekolah Fiqih | Perbandingan Mazhab | img
|