Wed 29 May 2013 23:48 | Kuliner > Label Halal | 11.055 views
Assalamualaikum wr. wb.
Ustadz yang dimuliakan ALLAH, saya mau bertanya, bagaimanakah hukumnya makananan yang tidak ada label halalnya? Soalnya teman saya pernah bilang kalau mau beli makanan musti lihat label halalnya. Yang saya tahu makanan haram itu seperti babi, darah, dan bangkai. Apa makanan yang tidak ada label halalnya dari MUI juga tidak boleh dimakan?
Wassalamualaikum,
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Niat baik institusi yang mengeluarkan label halal patut diacungi jempol. Sebab tujuannya pasti untuk melindungi umat Islam dari mengkonsumsi produk yang diharamkan. Lantaran masalah kehalalan produk sekarang ini sudah sangat mengkhawatirkan.
Dengan adanya pelabelan produk halal, masyarakat jadi sangat terbantu untuk lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi produk yang pasti kehalalannya. Tidak ada lagi keraguan di dalamnya, lantaran sudah ada lembaga yang menjamin kehalalannya.
Ini merupakan kemajuan pesat dan prestasi tersendiri dari kalangan umat Islam, lantaran ada kesadaran meluas untuk mengkonsumsi produk halal.
Kaidah Hukum
Namun kalau kita bicara tentang hukum dan aturan mainnya secara logika fiqih, memang agak sedikit berbeda pendekatannya.
Pertama, bahwa dalam tata hukum Islam kita memiliki aturan bahwa dasar dari segala sesuatu adalah halal. Kalau kita meminjam logika label halal, akan tertanam di benak masyarakat bahwa yang halal hanya yang ada label halalnya saja, sedangkan yang tidak ada label halalnya hukumnya menjadi haram.
Ini yang perlu dicermati dengan teliti. Sebab tidak berarti segala produk makanan yang tidak ada label halalnya lantas hukumnya pasti haram. Hanya saja belum ada penelitian tentang kepastian halalnya. Kita tidak bisa mengubah suatu hukum hanya dengan asumsi, tetapi harus dengan penelitian yang pasti.
Kaidah fiqhiyah yang bisa kita terapkan adalah bahwa pada dasarnya segala jenis makanan itu halal. Al-ashlu fil asy-yaa'i al-ibahah (hukum dasar segala sesuatu adalah halal).
Maka semua makanan itu pada dasarnya halal. Hukumnya baru berubah menjadi haram setelah ada sebuah penyelidikan yang memastikan bahwa makanan itu mengandung unsur haram. Tidak bisa hanya dengan menggunaan asumsi. Sekedar menghindari dari mengkonsumsi produk yang belum berlabel halal, tentu baik. Tapi kalau sampai memvonis haram, tentu juga tidak bisa dibenarkan.
Masalah ini berbanding terbalik dengan masalah faraj wanita, di mana hukum dasarnya adalah haram, sebagaimana kaidah fiqih:
Al-ashlu fil abdhaa'i at-tahrim (hukum dasar dari kemaluan wanita adalah haram)
Pengertiannya adalah bahwa seluruh kemaluan wanita itu haram untuk disetubuhi, kecuali yang telah ditetapkan kehalalannya. Misalnya dengan jalan pernikahan.
Kemudian, hukum dasar yang sudah ada itu tidak bisa begitu saja berubah menjadi haram, hanya berdasarkan asumsi.Kaidah fiqihnya demikian: Al-Yaqiinu la yazuulu bisy-syakki. Sesuatu hukum yang didasari pada sesuatu yang meyakinkan tidak bisa diubah hukumnya hanya berdasarkan keraguan.
Tapi lepas dari masalah cara menyimpulkan hukum, tidak ada salahnya buat kita untuk menghindarkan diri dari mengkonsumsi produk yang belum berlabel halal. Paling tidak, sebagai sikap wara' (hati-hati) atas sesuatu yang belum pernah dilakukan penyelidikan atasnya.
Asalkan jangan sampai kita mengeluarkan vonis haram kepada suatu produk yang tidak berlabel halal. Kecuali setelah dipastikan lewat penelitian bahwa produk itu mengandung unsur yang haram.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc.
Bolehkah Menghapus Tanda Hitam di Dahi 27 May 2013, 22:29 | Shalat > Sujud | 63.724 views |
Wanita Melakukan Safar ke Luar Kota Tanpa Mahram 26 May 2013, 21:39 | Wanita > Fenomena terkait wanita | 27.822 views |
Adakah Keringanan Berpuasa di Musim Dingin? 26 May 2013, 05:01 | Puasa > Puasa berbagai keadaan | 7.700 views |
26-30 Mei 16.18 WIB: Menit-Menit Mencocokkan Arah Kiblat 25 May 2013, 01:12 | Shalat > Arah Qiblat | 8.973 views |
Halal Haram Hukum Vaksinasi 24 May 2013, 01:59 | Kontemporer > Hukum | 22.761 views |
Hukum Menindik Telinga dan Memakai Anting bagi Wanita 22 May 2013, 23:36 | Wanita > Perhiasan | 16.256 views |
Bermewah-Mewahan dalam Islam, Haramkah? 20 May 2013, 22:34 | Umum > Tasawuf | 53.813 views |
Adakah Kitab Sifat Shalat Nabi Yang Paling Sahih? 17 May 2013, 04:23 | Shalat > Tatacara shalat | 17.510 views |
Berinvestasi Untuk Melahirkan Ulama 16 May 2013, 00:28 | Ushul Fiqih > Ulama | 8.581 views |
Hadits Tentang Bulan Rajab 15 May 2013, 00:44 | Hadits > Status Hadits | 15.312 views |
Ipar Dengan Ipar Saling Menikah, Bolehkah Hukumnya? 14 May 2013, 01:38 | Pernikahan > Nikah berbagai keadaan | 102.656 views |
Hukum Arisan 13 May 2013, 01:33 | Muamalat > Syubhat | 14.757 views |
Bolehkah Biaya Operasional Dakwah Dari Harta Haram? 8 May 2013, 22:20 | Dakwah > Sarana Dakwah | 9.225 views |
Bisakah Masuk Islam Secara Online? 6 May 2013, 22:14 | Aqidah > Islam | 10.674 views |
Manual Menjalankan Agama Islam di Jepang 5 May 2013, 20:16 | Kuliner > Non Muslim | 7.864 views |
Apakah Jatuh Talak ketika Diucapkan Saat Marah? 5 May 2013, 20:15 | Pernikahan > Talak | 12.672 views |
Jepang Lebih Islami dari Indonesia? 3 May 2013, 19:50 | Kontemporer > Fenomena sosial | 13.356 views |
Tayammum Harus Diulang-ulang Tiap Mau Shalat? 1 May 2013, 01:37 | Thaharah > Tayammum | 9.847 views |
Hubungan Antara Seorang Makmum Dengan Imamnya 29 April 2013, 21:27 | Shalat > Makmum | 19.517 views |
Hukum Mengenai Adopsi Anak 29 April 2013, 01:42 | Pernikahan > Anak | 9.203 views |
TOTAL : 2.300 tanya-jawab | 43,881,200 views
Jadwal Shalat DKI Jakarta27-1-2021Subuh 04:32 | Zhuhur 12:07 | Ashar 15:29 | Maghrib 18:21 | Isya 19:32 | [Lengkap]
|
Rumah Fiqih Indonesiawww.rumahfiqih.comJl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Materi | Buku | PDF | Ustadz | Mawaris | Video | Quran | Pustaka | Radio | Jadwal Link Terkait : Sekolah Fiqih | Perbandingan Mazhab | img
|