Dalam proses pembuatannya, tentu kulit babi yang dijadikan bahan untuk membuat sepatu itu tidak bisa langsung dipakai, melainkan setelah proses pembersihan kulit itu sendiri sebelumnya. Karena tidak mungkin kulit yang masih kasar dan kotor itu didesaign sedemikian rupa menjadi sepatu.
Proses pembersihan kulit itu disebut dengan istilah samak dalam bahasa Indonesia, dan disebut dengan istilah [دباغة] “dibaghah” dalam bahasa Arab. Yaitu proses pembersihan kulit hewan dengan menggerusnya dan menghilangkan kotorannya, lemak serta bau busuk. Entah itu dengan proses manual atau juga dengan mesin.
Jad, sejatinya hukum memakai sepatu yang terbuat dari kulit babi itu kembali kepada permasalahan apakah penyamakan kulit hewan itu membuat kulit itu menjadi suci dan boleh dimanfaatkan? Kalau boleh, apakah kulit babi juga termasuk kulit yang menjadi suci dengan penyamakan atau tidak?
Dalam hal penyamakan kulit hewan, apakah penyamakan itu membuatnya suci atau tidak, ulama berbeda pendapat.
[1] Samak mensucikan semua kulit hewan kecuali kulit babi, [2] Samak tidak mensucikan kulit secara mutlak, [3] Samak hanya mensucikan kulit hewan Yang halal dagingnya, [4] Samak mensucikan semua kulit hewan secara mutlak.
[1] Samak Mensucikan Kulit Hewan, Kecuali Kulit Babi
Ini adalah pendapatnya madzhab Syafi’iyyah dengan madzhab Hanafiyah, bahwa samak itu mensucikan semua kulit hewan, baik yang dagingnya halal dimakan atau tidak, kecuali kulit babi.
Dalil yang mereka gunakan ialah beberapa hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya dari sahabat Ibnu Abbas:
إِذَا دُبِغَ الْإِهَابُ فَقَدْ طَهُرَ
“Jika kulit itu telah disamak, maka ia telah suci”
Dikecualikan Kulit Babi dan Kulit Anjing (Al-Syafi’iyyah)
Setelah bersepakat sucinya kulit hewan apapun yang disamak, mereka bersepakat bahwa penyamakan tidak berlaku untuk kulit babi, kalaupun disamak, tetapi tidak bisa mensucikan. Karena mereka berpandangan bahwa babi itu najis bukan karena kotoran atau sejenisnya, tapi babi itu najis karena dia babi.
Salah satu dalil yang digunakan ialah ayat 145 surat Al-An’am:
قُلْ لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ......
“katakanlah (Wahai Muhammad) aku tidak menemukan apa-apa yang diharamkan dari apa yang diwahyukan kepadaku berupa makanan kecuali bangkai, darah yang mengalir, dan juga daging babi, karena ia adalah Rijs (Najis)….”
Jadi memang babi itu ‘Ain-nya sendiri najis. Status kenajisannya paten, bukan karena sesuatu yang menempel pada tubuhnya, melainkan karena memang ia najis. Karena memang itu najis baik hidup atau mati, maka apapun bentuk pensuciannya tidak akan membuat hukumnya berubah, Karena ia najis dzatnya.[1]
Satu hal yang membedakan antara dua madzhab ini bahwa madzhab Syafi’iyyah mengecualikan satu binatang lagi selain babi yang penyamakan kulitnya tidak mensucikan, yaitu anjing.
Sama seperti pengecualian babi, menurut madzhab Syafi’iyyah, anjing itu kedudukannya sama seperti babi yang najis itu ialah najis besar dan ia najis dzatnya. Jadi status kenajisannya bukan karena apa-apa, melainkan karena ia anjing.
Sebagaimana diketahui masyhurnya bahwa dalam madzhab ini, anjing dan babi adalah binatang yang kenajisannya ialah najis besar (Mughalladzoh). [2]
Dalam kitabnya, Imam Al-Syairozi mengatakan bahwa:
وَأَمَّا الْكَلْبُ وَالْخِنْزِيرُ وَمَا تَوَلَّدَ مِنْهُمَا أَوْ مِنْ أَحَدِهِمَا فَلا يَطْهُرُ جِلْدُهُمَا بِالدِّبَاغِ لأَنَّ الدِّبَاغَ كَالْحَيَاةِ ثُمَّ الْحَيَاةُ لا تَدْفَعُ النَّجَاسَةَ عَنْ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيرِ فَكَذَلِكَ الدِّبَاغُ
“Anjing dan babi dan apa yang lahir dari keduanya, kulitnya itu tidak bisa suci dengan disamak. Karena samak itu seperti kehidupan (Al-Hayah), anjing dan babi itu hidupnya saja sudah najis. Hidupnya anjing dan babi saja tidak bisa mengangkat kenajisannya, dengan begitu sama juga tidak bisa”.[3]
[2] Penyamakan Tidak Mensucikan Kulit Hewan
Ini adalah salah satu pendapatnya madzhab Malikiyah yang masyhur (Imam Malik punya 2 riwayat pendapat), dan juga salah satu riwayat pendapat Imam Ahmad bin Hanbal[4], bahwa samak itu tidak bisa mensucikan kulit hewan secara mutlak. Apapun hewannya, samak sama sekali tidak bisa membuatnya suci.
Madzhab ini berdalil dengan ayat Quran surat Al-Maidah ayat 3 yang menyatakan secara umum bahwa bangkai itu diharamkan. Dan kulit hewan yang mati itu hukumnya hukum bangkai, ia tidak suci. Karena tidak suci maka tidak bisa digunakan.
Selain ayat, mereka juga berdalil dengan hadits Ibnu ‘Ukaim yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam Abu daud dalam Sunan keduanya. Sahabat ‘Ukaim berkata bahwa Rasul saw mengirim surat sekitar sebulan atau dua bulan yang berisi larangan untuk memanfaatkan kulit walaupun sudah disamak:
أَتَانَا كِتَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ لَا تَنْتَفِعُوا مِنْ الْمَيْتَةِ بِإِهَابٍ
“telah datang kepada kami, pemberitahuan (kitab) dari Nabi saw: janganlan kalian memanfaatkan kulit hewan yang telah disamak” [5]
Maksud haditsnya jelas bahwa walaupun telah ada informasi yang menunjukkan kulit hewan itu suci setelah disamak, akan tetapi hadits ini datang belakangan dan menghapus hadits-hadits sebelumnya, dengan bukti bahwa ini dikatakan sebelum wafat beliau sekitar sebulan atau 2 bulan.
Adapun hadits-hadits yang membolehkan itu, madzhab ini mengatakan bahwa yang dimaksud suci dalam hadits-hadits itu hanya suci dalam arti bahasa yang bermakna bersih (bukan suci bermakna hukum). Karena itu boleh memanfaatkannya dengan alasan rukhshoh.[6]
Tapi kembali lagi seperti madzhab yang lain bahwa rukhshoh itu juga tidak termasuk kulit babi. Maksudnya, madzhab ini membolehkan kita untuk memanfaatkan kulit hewan yang disamak dengan alasan rukhshoh tapi tidak untuk kulit babi.
Babi tetap pada keharamannya. Karena memang madzhab ini berpendapat bahwa hewan yang haram dagingnya dan tidak bisa disembelih untuk jadi halal, kulitnya juga tidak suci walaupun dengan samak. Dan babi secara Ijma’ bahwa hewan ini tidak halal dimakan dan tidak suci walau disembelih.[7]
[3] Samak Hanya Mensucikan Kulit Hewan Yang Dagingnya Halal Dimakan
Ini adalah salah satu dari 3 pendapatnya Imam Ahmad bin Hanbal yang diriwayatkan oleh para ulama madzhab tersebut. Pendapat pertama telah lewat bahwa sama tidak mensucikan kulit hewan sama sekali. Pendapat kedua ini, yaitu samak hanya mensucikan hewan yang dagingnya halal dimakan.
Dalil madzhab ini ialah hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya dari sahabat Salamah bin Al-Muhabbiq, mengatakan bahwa:
ذَكَاةُ الأَدِيمِ دِبَاغُهُ
“Penyembelihan kulit itu dengan menyamaknya”
Dalam hadits ini, Nabi saw menyamakan penyamakan dengan penyembelihan, karena hewan menjadi halal dimakan kalau sudah disembelih. Ini mengisyaratkan bahwa penyamakan itu hanya berlaku pada hewan yang boleh disembelih. Dan hewan yang hanya boleh disembelih ialah hewan yang halal dagingnya. Maka sama pun demikian, hanya berlaku pada hewan yang halal dagingnya.
Pendapat ketiga Imam Ahmad ialah: Samak mensucikan kulit hewan yang sewaktu hidupnya ialah hewan yang suci walaupun haram dimakan, seperti keledai.
Dalilnya sama seperti yang digunakan oleh madzhab Syafi’iiyah dan hanafiyah selumnya. Dan kenapa hewan yang najis ketika hidupnya dikecualikan? Beliau beralasan bahwa samak itu hanya mengangkat najis yang terjadi karena sebab matinya hewan tersebut. Adapun yang telah najis sejak hidupnya, maka penyamakan tidak bisa mengangkat status najisnya.[8]
[4] Samak Mensucikan Semua Kulit Hewan Tanpa Kecuali
Ini adalah pendapatnya madzhab Al-Dzohiriyah dan beberapa ulama dari kalangan Malikiyah seperti Syahnun dan juga Abu Yusuf dari kalangan hanafiyah, bahwa samak mensucikan semua kulit hewan termasuk kulit babi.
Dalil yang dipakai oleh madzhab ini sejatinya sama dengan yang digunakan oleh madzhab Syafiiyyah dan Hanafiyah, hanya saja madzb Zohiriyah ini tidak mengecualikan hewan apapun. Karena menurutnya hadits yang ada itu datang dengan redaksi yang umum. Lalu kenapa ada yang dikecualikan?
Termasuk juga berdalil dengan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori dalam shahih-nya dari sahabat Ibnu Abbas, terkait domba yang mati dan menjadi bangkai. Kemudian Rasul saw mengatakan kepada Ibnu Abbas:
هَلا أَخَذْتُمْ إِهَابَهَا فَدَبَغْتُمُوهُ فَانْتَفَعْتُمْ بِهِ ؟ فَقَالُوا : إِنَّهَا مَيْتَةٌ ، فَقَالَ : إِنَّمَا حَرُمَ أَكْلُهَا
“apakah tidak kalian ambil kulitnya dan kalian manfaatkan, dengan begitu itu lebih mantaaf untuk kalian?” para sahabat berkata: “tapi itu bangkai?” Nabi saw menjawab: “Yang haram itu memakannya”.
Dalam hadits jelas bahwa Nabi membedakan hukum daging dan hukum kulit hewan tersebut. Domba itu memang haram dimakan karena ia bangkai, akan tetapi kulitnya punya hukum berbeda yang bisa menjadi suci jika disamak.
Begitu juga babi, menurut madzhab ini. yang diharamkan dari babi ialah makan dagingnya, sedangkan kulitnya bisa disamak. Terlebih lagi bahwa memang madzhab ini tidak memandang babi sebagai hewan yang najis dzatnya.[9]
Terkait dengan hadits Ibnu ‘Ukaim yang menjadi dalil madzhab Malikiyah, dikatakan bahwa hadits ini tidak layak untuk dijadikan dalil, karena memang sanadnya tidak kuat. Artinya hadits ini ada cacatnya.
Karena dalam riwayat lain dikatakan bahwa hadits ini muncul sebelum wafatnya Nabi setahun, ada yang bilang juga 3 hari sebelum. Initinya tidak ada kesepakatan redaksi dalam hadits ini, itu bukti bahwa hadits ini tidak kuat, karena banyak riwayat yang berbeda.
Dan juga disebutkan oleh beberapa ahli hadits bahwa hadits ini diragukan sampai ke Nabi saw, karena Ibnu ‘Ukaim pun diragukan apakah dia sahabat atau bukan. Terlebih lagi bahwa dalam hadits ini pun Ibnu ‘ukaim tidak langsung mnedengar dari Nabi saw, akan tetapi ia hanya diceritakan atau mendapat cerita (hikayah). Ini yang dinamakan dengan hadits mursal.
Dan pendapat ini juga yang banyak diikuti oleh beberapa ulama kontemporer belakangan ini, salah satunya ialah DR. Abdullah Al-Faqih, sebagaimana yang termaktub dalam fatwanya di bank fatwa website islamweb[.]net.
Sepatu Kulit Babi
Melihat apa yang sudah dipaparkan diatas, kulit babi yang disamak itu suci menurut satu pendapat dan pendapat lain mengatakan samak tidak bisa mensucikannya:
· Kulit babi Najis: Madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali
· Kulit babi Tidak Najis: Madzhab Al-Zohiriyah
kesimpulannya bahwa mayoritas ulama madzhab fiqih melihat kenajisan kulit babi walaupun telah disamak, hanya madzhab Al-Zohiriyah. Maka jika mengikuti pendapat jumhur, sepatu kulit babi tidak boleh dipakai karena itu najis. Karena najis itu haram dimakan, maka ia haram juga dimanfaatkan, kecuali dalam keadaan darurat.
Akan tetapi jika menganut madzhab Al-Zohiriyah, maka tidak mengapa memakai sepatu yang terbuat dari kulit babi, tidak ada larangan.
Wallahu A’lam
[1] Hasyiyah Ibnu Abdin 1/136, Al-Majmu’ 1/214
[2] Al-Majmu’ 1/214
[3] Al-Muhadzdzab 1/27
[4] Bidayah Al-Mujtahid 73, Al-Mughi 1/66
[5] Hadits ini dihasankan oleh Imam Tirmidzi dalam kitab Sunan-nya. Sheikh Shofiyurrahman Al-Mubarokafury dalam kitabnya Tuhfatul-Ahwadzi yang memang menjadi syarah atas kitab Sunan Al-Tirmidzi, menjelaskan bahwa hadits ini tidak dipakai sebagai dalil oleh jumhur ulama karena memang hadits ini derajatnya Mursal. Diketahui bahwa Ibnu ‘Ukaim tidak pernah mendengar langsung dari Nabi saw, akan tetapi ia hanya diceritakan saja, yang dalam istilah ilmu hadits disebut dengan Hikayah. Bahkan ada beberapa ahli hadits yang meragukan status Ibnu ‘Ukaim sebagai sahabat. (Tuhfatul-Ahwadzi 5/328)
[6] Al-Fawakih Al-Dawani 2/286
[7] Hasyiyah Al-Dusuqi 1/54
[8] Al-Mughi 1/66, Kasysyaful-Qina’ 1/54
[9] Al-Muhalla 7/525
Kalau Awam Boleh Ijtihad
Ahmad Zarkasih, Lc | 11 September 2017, 08:03 | 7.352 views |
Mampu atau Tidak Berkurban? Ini Standarnya
Ahmad Zarkasih, Lc | 23 August 2017, 06:31 | 5.280 views |
Lebih Utama Tidak Berbeda
Ahmad Zarkasih, Lc | 4 December 2016, 17:36 | 6.353 views |
Wajah Santun Dakwah Nabi Muhammad
Ahmad Zarkasih, Lc | 3 June 2016, 10:45 | 8.139 views |
Kalau Ada Pertanyaan 'Mana Dalil?'
Ahmad Zarkasih, Lc | 28 January 2016, 06:01 | 11.715 views |
Dilema 'Mujtahid' Kekinian
Ahmad Zarkasih, Lc | 26 January 2016, 06:56 | 11.107 views |
Muslim itu Yang Baik Sosialnya, Bukan Hanya Yang Rajin Ibadah
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 December 2015, 06:28 | 16.436 views |
Nabi SAW Tidak Anti Kepada Non-Muslim
Ahmad Zarkasih, Lc | 5 November 2015, 05:26 | 11.119 views |
Belajar Fiqih itu Santai
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 May 2015, 07:51 | 9.882 views |
Berguru Kepada Mesin Pencari Gugel
Ahmad Zarkasih, Lc | 23 March 2015, 22:42 | 11.127 views |
Ternyata, Shalat Wajib Hanya Satu!
Ahmad Zarkasih, Lc | 17 March 2015, 10:01 | 18.119 views |
Banci Jadi Imam, Boleh?
Ahmad Zarkasih, Lc | 12 March 2015, 12:47 | 9.463 views |
Bersiwak di Masjid Hukumnya Makruh
Ahmad Zarkasih, Lc | 27 February 2015, 20:30 | 7.734 views |
Mana Yang Boleh dan Tidak Boleh Berbeda
Ahmad Zarkasih, Lc | 12 February 2015, 06:36 | 10.037 views |
Nabi Tidak Mengerjakan, Berarti Itu Haram?
Ahmad Zarkasih, Lc | 7 February 2015, 06:31 | 17.555 views |
Shalat Zuhur Setelah Shalat Jumat
Ahmad Zarkasih, Lc | 23 January 2015, 14:02 | 9.612 views |
Satu Kampung Hanya Boleh Ada Satu Jumat, Begitukah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 9 January 2015, 08:37 | 12.603 views |
Tidak Tahu Sok Tahu, Tahu Tapi Belagu
Ahmad Zarkasih, Lc | 1 November 2014, 10:24 | 17.213 views |
Shalat untuk Menghormati Waktu, Apa dan Bagaimana?
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 October 2014, 08:36 | 28.199 views |
Kufu', Syarat Sah Nikah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 31 August 2014, 11:20 | 12.723 views |
Kawin Paksa, Masih Zaman?
Ahmad Zarkasih, Lc | 16 August 2014, 04:53 | 7.767 views |
Puasa Syawal Hukumnya Makruh, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 29 July 2014, 22:32 | 18.187 views |
Kenapa Sahabat Melakukan Dosa, Padahal Mereka Generasi Terbaik?
Ahmad Zarkasih, Lc | 18 July 2014, 05:40 | 11.130 views |
Miskin Ilmu Jago Ngambek
Ahmad Zarkasih, Lc | 11 July 2014, 08:02 | 11.924 views |
Apakah Kita Cinta Nabi?
Ahmad Zarkasih, Lc | 23 June 2014, 08:21 | 9.887 views |
Semangat Ramadhan Harus Dengan Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc | 19 June 2014, 06:24 | 7.382 views |
Niat Berbuat Buruk Tidak Terhitung Dosa, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 7 June 2014, 09:47 | 25.803 views |
Merubah Kelamin, Bagaimana Jatah Warisnya?
Ahmad Zarkasih, Lc | 5 June 2014, 08:27 | 6.419 views |
Jual Beli Kucing, Haramkah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 3 June 2014, 06:20 | 53.582 views |
Kanibalisasi Madzhab
Ahmad Zarkasih, Lc | 30 May 2014, 09:31 | 7.678 views |
Mau Ikut Nabi apa Ikut Ulama?
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 May 2014, 20:00 | 16.786 views |
Tarjih Antara 2 Hadits Yang Bertentangan
Ahmad Zarkasih, Lc | 12 May 2014, 21:40 | 12.827 views |
Lawan Tapi Mesra
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 April 2014, 12:48 | 7.962 views |
Imam Abu Hanifah dan Imam Al-Baqir
Ahmad Zarkasih, Lc | 1 April 2014, 09:01 | 9.510 views |
Professor Harfu Jarr
Ahmad Zarkasih, Lc | 28 March 2014, 21:58 | 12.039 views |
Madzhab Fiqih Zaidiyah
Ahmad Zarkasih, Lc | 26 March 2014, 21:37 | 14.496 views |
Imam Malik, Hadits Mursal dan Amal Ahli Madinah
Ahmad Zarkasih, Lc | 21 March 2014, 06:31 | 8.441 views |
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 4)
Ahmad Zarkasih, Lc | 19 March 2014, 07:02 | 6.795 views |
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 3)
Ahmad Zarkasih, Lc | 18 March 2014, 05:09 | 6.906 views |
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc | 15 March 2014, 06:14 | 7.222 views |
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 1)
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 March 2014, 07:59 | 7.768 views |
Pendapat Awam Tidak Masuk Hitungan
Ahmad Zarkasih, Lc | 10 March 2014, 05:51 | 7.807 views |
Bukan Mujtahid Kok Mentarjih?
Ahmad Zarkasih, Lc | 2 March 2014, 06:40 | 11.100 views |
Mau Jadi Kritikus Madzhab Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 25 February 2014, 09:19 | 9.556 views |
Jama' Sholat Tanpa Udzur, Bolehkah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 February 2014, 06:11 | 11.720 views |
Gono-Gini Antara Syariah dan Hukum Adat (Bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc | 18 February 2014, 09:24 | 6.269 views |
Gono-Gini Antara Syariah dan Hukum Adat (Bag. 1)
Ahmad Zarkasih, Lc | 17 February 2014, 08:33 | 8.277 views |
Lumbung Tanpa Padi
Ahmad Zarkasih, Lc | 15 February 2014, 05:52 | 6.222 views |
Ijtihadnya Orang Awam
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 February 2014, 06:59 | 12.347 views |
Membangun Keluarga Ahli Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 12 February 2014, 06:31 | 7.256 views |
Hukum Yang Punya Sebab
Ahmad Zarkasih, Lc | 7 February 2014, 06:45 | 16.141 views |
Ulama Juga Harus Mengerti Sains
Ahmad Zarkasih, Lc | 4 February 2014, 06:19 | 7.210 views |
Beda Level Penyanyi dan Suka Menyanyi
Ahmad Zarkasih, Lc | 31 January 2014, 06:18 | 9.431 views |
KHI : Kitab Suci Beraroma Kontroversi (bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc | 27 January 2014, 08:27 | 6.343 views |
KHI : Kitab Suci Beraroma Kontroversi
Ahmad Zarkasih, Lc | 24 January 2014, 11:45 | 7.597 views |
Belajar Bijak dalam Berbeda dari Ulama Salaf
Ahmad Zarkasih, Lc | 19 January 2014, 18:21 | 11.088 views |
Meninggal Bersama dalam Kecelakaan, Bagaimana Pembagian Warisnya?
Ahmad Zarkasih, Lc | 10 January 2014, 16:25 | 7.046 views |
Kenapa Calo Dilarang, dan Agen Tidak?
Ahmad Zarkasih, Lc | 2 January 2014, 05:01 | 10.912 views |
Sepatu Yang Terbuat Dari Kulit Babi
Ahmad Zarkasih, Lc | 26 December 2013, 19:18 | 15.062 views |
Bolehkah Muslim Masuk Gereja atau Tempat Ibadah Agama Lain?
Ahmad Zarkasih, Lc | 24 December 2013, 05:03 | 17.567 views |
Pendapatku Benar Tapi Bisa Jadi Salah
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 December 2013, 06:44 | 11.476 views |
Adakah Qadha' Sholat?
Ahmad Zarkasih, Lc | 14 December 2013, 05:36 | 16.343 views |
Belajar Taqlid dari Ibnu Qudamah
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 December 2013, 12:56 | 10.036 views |
Fiqih Dulu dan Sekarang
Ahmad Zarkasih, Lc | 27 November 2013, 18:42 | 9.085 views |
Mayit Diadzab Karena Tangisan Keluarganya, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 21 November 2013, 05:56 | 10.124 views |
Menantang Ulama
Ahmad Zarkasih, Lc | 12 November 2013, 08:44 | 8.927 views |
Ilmu Fiqih Bukan Ilmu Sembarang
Ahmad Zarkasih, Lc | 7 November 2013, 16:54 | 14.688 views |
Sholat di Masjid Yang Ada Kuburannya
Ahmad Zarkasih, Lc | 25 October 2013, 18:23 | 12.833 views |
Nikah Punya Banyak Hukum
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 October 2013, 06:59 | 14.211 views |
Jasa Penghulu Nikah Sirri
Ahmad Zarkasih, Lc | 3 October 2013, 15:09 | 8.211 views |
Titip Doa
Ahmad Zarkasih, Lc | 26 September 2013, 14:56 | 18.514 views |
Mengkritisi Slogan Kembali ke Al-Quran dan Sunnah
Ahmad Zarkasih, Lc | 19 September 2013, 14:03 | 17.708 views |
Tidak Bersedih Dengan Kematian Ulama Berarti Munafiq?
Ahmad Zarkasih, Lc | 16 September 2013, 10:10 | 11.327 views |
Fatwa, Apakah Wajib Ditaati?
Ahmad Zarkasih, Lc | 6 September 2013, 09:22 | 10.465 views |
Korupsi Bukan Pencurian, Tak Usah Potong Tangan
Ahmad Zarkasih, Lc | 3 September 2013, 08:05 | 9.267 views |
Hukum Mengambil Upah Dakwah
Ahmad Zarkasih, Lc | 29 August 2013, 15:42 | 20.992 views |
Sholat Jumat Tapi Tidak Mendengarkan Khutbah
Ahmad Zarkasih, Lc | 23 August 2013, 08:52 | 17.389 views |
Syubhat Bukan Haram
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 August 2013, 05:50 | 11.649 views |
Haruskah Beri'tikaf dan Begadang di Malam Lailatul-Qodr
Ahmad Zarkasih, Lc | 30 July 2013, 03:43 | 11.220 views |
Al-Tanaazul (Turun Tahta) Dalam Kajian Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 27 July 2013, 06:31 | 6.274 views |
Hak Cipta Dalam Pandangan Syariah
Ahmad Zarkasih, Lc | 22 July 2013, 08:49 | 9.130 views |
Makna Jauf (Rongga) Dalam Pengertian Fiqih Puasa
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 July 2013, 10:19 | 11.358 views |
Apakah Ada Istilah "Tajil" Dalam Syariah?
Ahmad Zarkasih, Lc | 18 July 2013, 05:36 | 7.872 views |
Tarawih 4 Rokaat 1 Salam, Boleh atau Tidak?
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 July 2013, 14:29 | 12.132 views |
Setan Dibelenggu, Kenapa Masih Ada Yang Maksiat?
Ahmad Zarkasih, Lc | 11 July 2013, 14:20 | 9.378 views |
Yang Boleh Tidak Berpuasa Ramadhan
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 July 2013, 16:37 | 8.132 views |
Siapa Yang Wajib Puasa Ramadhan?
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 July 2013, 16:22 | 7.542 views |
Dilema Punuk Unta
Ahmad Zarkasih, Lc | 3 July 2013, 05:40 | 20.446 views |
Menyematkan Nama Suami di Belakang Nama Istri
Ahmad Zarkasih, Lc | 28 June 2013, 13:47 | 16.881 views |
Almarhum Bukan Gelar
Ahmad Zarkasih, Lc | 19 June 2013, 05:22 | 12.648 views |
Teka-Teki Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 11 June 2013, 08:04 | 25.326 views |
Ustadz Anonim di Medsoc
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 June 2013, 06:09 | 7.247 views |
Keanehan Hukum Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 28 May 2013, 19:12 | 8.538 views |
Dokter dan Apoteker
Ahmad Zarkasih, Lc | 22 May 2013, 09:30 | 8.221 views |
Siapa Salah, Siapa Kena Getahnya
Ahmad Zarkasih, Lc | 20 May 2013, 20:45 | 7.917 views |
Matang Sebelum Waktunya
Ahmad Zarkasih, Lc | 18 May 2013, 11:47 | 8.473 views |
Masjid Kok Dikunci?
Ahmad Zarkasih, Lc | 28 April 2013, 01:44 | 8.478 views |
Buku Fiqih Yang Tidak Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc | 22 April 2013, 06:41 | 10.695 views |
Galaunya Para Ulama
Ahmad Zarkasih, Lc | 13 April 2013, 17:40 | 8.989 views |
Pengkhianat Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc | 4 April 2013, 05:00 | 7.406 views |
Menulis, Proses Penyelamatan Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc | 26 March 2013, 16:44 | 6.745 views |
Hukum Beli Barang Black Market
Ahmad Zarkasih, Lc | 8 March 2013, 07:00 | 13.589 views |
Meng-kecil-kan yang Kecil, Mem-BESAR-kan yang Besar
Ahmad Zarkasih, Lc | 22 February 2013, 05:53 | 7.709 views |
Ulama Pesanan
Ahmad Zarkasih, Lc | 17 February 2013, 08:01 | 7.545 views |
Keistimewaan Ilmu Faraidh
Ahmad Zarkasih, Lc | 10 February 2013, 10:31 | 8.154 views |
Ulama-ulama Bujang
Ahmad Zarkasih, Lc | 24 January 2013, 06:03 | 10.286 views |
Ahmad Zarkasih, Lc | 106 tulisan |
Hanif Luthfi, Lc., MA | 66 tulisan |
Muhammad Saiyid Mahadhir, Lc, MA | 57 tulisan |
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 48 tulisan |
Isnan Ansory, Lc, MA | 26 tulisan |
Firman Arifandi, Lc., MA | 23 tulisan |
Sutomo Abu Nashr, Lc | 20 tulisan |
Aini Aryani, Lc | 19 tulisan |
Galih Maulana, Lc | 15 tulisan |
Muhammad Abdul Wahab, Lc | 13 tulisan |
Ali Shodiqin, Lc | 13 tulisan |
Isnawati, Lc., MA | 9 tulisan |
Muhammad Ajib, Lc., MA | 9 tulisan |
Siti Chozanah, Lc | 7 tulisan |
Tajun Nashr, Lc | 6 tulisan |
Maharati Marfuah Lc | 5 tulisan |
Faisal Reza | 4 tulisan |
Ridwan Hakim, Lc | 2 tulisan |
Muhammad Aqil Haidar, Lc | 1 tulisan |
Muhammad Amrozi, Lc | 1 tulisan |
Luki Nugroho, Lc | 0 tulisan |
Nur Azizah, Lc | 0 tulisan |
Wildan Jauhari, Lc | 0 tulisan |
Syafri M. Noor, Lc | 0 tulisan |
Ipung Multinigsih, Lc | 0 tulisan |
Solihin, Lc | 0 tulisan |
Teuku Khairul Fazli, Lc | 0 tulisan |
Jadwal Shalat DKI Jakarta25-1-2021Subuh 04:31 | Zhuhur 12:06 | Ashar 15:29 | Maghrib 18:21 | Isya 19:33 | [Lengkap]
|
Rumah Fiqih Indonesiawww.rumahfiqih.comJl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Materi | Buku | PDF | Ustadz | Mawaris | Video | Quran | Pustaka | Radio | Jadwal Link Terkait : Sekolah Fiqih | Perbandingan Mazhab | img
|