Diantara salah satu syiar Islam adalah adanya syariat shalat jum’at. Dimana seorang muslim laki-laki yang merdeka, sehat, dan tidak sedang musafir berkumpul di satu tempat, untuk mendengarkan khutbah dan melaksanakan shalat jum’at berjamaah.
Shalat jum’at memang biasanya dilakukan di al-Jami’ atau masjid jami’. Semua tempat yang biasa dijadikan tempat berjamaah shalat lima waktu disebut dengan masjid. Adapun disebut masjid jami’ atau hanya al-jami’ tanpa tambahan masjid, jika masjid itu digunakan untuk shalat jum’at. Maka setiap al-Jami’ pasti masjid, dan tidak sebaliknya.
Syeikh Khalil bin Ishaq al-Maliki (w. 776 H) menyebutkan:
وإنما يوصف بأنه جامع لاجتماع الناس كلهم فيه لصلاة الجمعة
(Suatu tempat) disebut al-Jami’ karena digunakan untuk berkumpul melaksanakan shalat jum’at. (Khalil bin Ishaq al-Maliki w. 776 H, at-Taudhih fi Syarh Mukhtashar ibn al-Hajib, h. 2/ 55)
Hanya kadang karena ada suatu alasan tertentu tak ditemukan al-Jami’ di suatu daerah. Misalnya sebuah komplek perumahan baru, disitu belum dibangun masjid yang resmi untuk shalat jum’at. Atau suatu perkantoran atau komplek apartemen baru, dimana belum disediakan tempat khusus untuk shalat jum’at. Atau suatu kampus dengan mahasiswa ribuan, tapi karena di tengah kota yang padat tak ada tempat khusus untuk shalat jum’at, adanya hanya gedung auditorium.
Bolehkah shalat jum’at diadakan di tempat yang tidak biasa disebut dengan masjid? Atau apakah harus shalat jum’at itu dilaksanakan di masjid?
Pembahasan disini khusus pada keadaan tidak adanya masjid yang mengadakan shalat jum’at, atau ada tetapi berada di daerah yang cukup jauh.
Jika sudah ada masjid yang dekat dan tak ada halangan syar’i untuk melaksanakan shalat jum’at di masjid, maka tak boleh ada dua shalat jum'at di tempat yang berdekatan.
Masjid yang dibangun atas dasar ingin membuat perpecahan umat islam, karena riya’ atau sum’ah oleh para ulama dilarang shalat disitu, karena masjid seperti itu digolongkan masjid dhirar.
Hal itu sebagaimana dijelaskan oleh Imam al-Qurthubi (w. 671 H) ketika menafisiri ayat masjid dhirar:
قال علماؤنا: وكل مسجد بني على ضرار أو رياء وسمعة فهو في حكم مسجد الضرار لا تجوز الصلاة فيه
Ulama kita mengatakan: Setiap masjid yang dibangun dalam rangka membahayakan kaum muslimin, karena riya’ atau sum’ah maka hukumnya sebagaimana masjid dhirar, tidak dibolehkan shalat disana (Syamsuddin al-Qurthubi w. 671 H, al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, 8/ 254).
Secara ringkas, ulama berbeda pendapat. Ulama Malikiyyah melarang shalat jum’at kecuali di al-Jami' atau Masjid Jami’. Sedangkan mayoritas ulama menyatakan bahwa Shalat Jum’at tak harus ditempat yang biasa disebut masjid. Artinya boleh shalat jum’at dilaksanakan di gedung auditorium, aula pertemuan, dsb. Lebih rincinya sebagai berikut:
Disebutkan dalam kitab Mukhtahsar al-Khalil karya Syeikh Khalil bin Ishaq al-Maliki (w. 776 H):
....وبجامع مبني متحد
…(shalat jum’at harus) di al-Jami’ yang berbentuk bangunan dan menyatu..(Khalil bin Ishaq al-Maliki, Mukhtashar al-Khalil, h. 1/ 44)
Hal ini diperjelas dalam kitab al-Fawakih ad-Dawani karya Syeikh Ahmad bin Ghanim al-Azhari al-Maliki (w. 1126 H):
ووقوع الصلاة والخطبة في الجامع المبني على وجه العادة وأن يكون متحدا وأن يكون متصلا بالبلد أو في حكم المتصل حين بنائه
Shalat jum’at dan khutbahnya harus diadakan di al-Jami’ yang berupa bangunan sebagaimana biasanya, bangunan itu menyatu dan menyambung dengan suatu daerah tempat tinggal.. (Ahmad bin Ghanim al-Azhari al-Maliki w. 1126 H, al-Fawakih ad-Dawani, h. 1/ 260)
Hal yang sama juga disebutkan dalam kitab ad-Dzakhirah karya Imam Syihabuddin al-Qarafi al-Maliky (w. 684 H):
الشرط الرابع المسجد... وقال الباجي لا تقام إلا في الجامع
Syarat keempat adalah (jum’at) harus diadakan di masjid… al-Baji Abu al-Walid (w. 474 H) berkata: Shalat jum’at tak boleh diadakan kecuali di al-Jami’. (Syihabuddin al-Qarafi w. 474 H, ad-Dzakhirah, h. 2/ 335)
Bahkan disebutkan dalam kitab at-Taudhih karya Syeikh Khalil bin Ishaq al-Maliki (w. 776 H):
ولا يصح أن يقول أحد في المسجد أنه ليس من شرائط الصحة، إذ لا اختلاف في أنه لا يصح أن تقام الجمعة في غير مسجد
Tak ada ikhtilaf atau perbedaan para ulama (pent: dalam madzhab Maliki) bahwasanya shalat jum’at itu tidak sah shalat jum’at dilaksanakan di selain masjid. (Khalil bin Ishaq al-Maliki w. 776 H, at-Taudhih fi Syarh Mukhtashar ibn al-Hajib, h. 2/ 54).
Intinya, menurut ulama Malikiyyah, shalat jum’at hanya boleh dilaksanakan di masjid saja. Alasannya adalah karena Nabi dan para shahabatnya dahulu shalat jum’at di masjid.
Menurut ulama al-Hanafiyyah, shalat jum’at hanya diadakan jika mendapat ijin dari penguasa. Hanya hal ini berbeda dengan mayoritas ulama.
Maka dalam madzhab Hanafiyyah, jika penguasa mengadakan shalat jum’at di Istananya dan mengijinkan orang untuk shalat disana bukan di masjid, hukumnya boleh tetapi makruh.
Disebutkan dalam kitab Bahru ar-Raiq karya Ibnu Nujaim al-Hanafi (w. 970 H):
في المحيط: فإن فتح باب قصره وأذن للناس بالدخول: جاز ، ويكره ; لأنه لم يقض حق المسجد الجامع
Ketika sang pemimpin/ penguasa membuka pintu istananya dan mengijinkan masyarakat untuk masuk (untuk shalat jum’at disitu), maka hukumnya boleh tetapi makruh. Karena si pemimpin itu tidak menunaikan hak masjid Jami’. (Ibnu Nujaim al-Mishri al-Hanafi w. 970 H, Bahru ar-Roiq, h. 2/ 163).
Dalam kitab Tharhu at-Tatsrib karya al-Hafidz Abu al-Fadhl Zainuddin al-Iraqi (w. 806 H) disebutkan:
مذهبنا أن إقامة الجمعة لا تختص بالمسجد بل تقام في خطة الأبنية فلو فعلوها في غير مسجد لم يصل الداخل إلى ذلك الموضع في حالة الخطبة إذ ليست له تحية فلا يترك استماع الخطبة لغير سبب وهذا الحديث محمول على الغالب من إقامة الجمعة في المساجد والله أعلم
Madzhab kami (as-Syafi’iyyah) berpendapat bahwa pelaksanaan shalat jum’at tak hanya khusus di masjid. Tetapi boleh dilaksanakan di suatu bangunan. Hanya saja ketika shalat jum’at dilakasanakan tidak di masjid, ketika ada orang masuk dan khatib telah naik keatas mimbar, maka dia tak disunnahkan shalat tahiyyat al-masjid. Karena hadits boleh shalat tahiyyat masjid walaupun khatib sedang berkhutbah itu untuk shalat jum’at di masjid. (Abu al-Fadhl Zainuddin al-Iraqi w. 806 H, Tharhu at-Tatsrib, h. 3/ 190).
Imam Nawawi as-Syafi’I (w. 676 H) menyebutkan:
الثاني: أن تقام في خطة أبنية أوطان المجمعين
Kedua: (Shalat jum’at) dilaksanakn di suatu bangunan orang-orang yang mempunyai kewajiban shalat jum’at. (Yahya bin Syaraf an-Nawawi w. 676 H, Minhaj at-Thalibin, h. 47)
Imam Nawawi as-Syafi’I (w. 676 H) menjelaskan lebih lanjut:
قال أصحابنا ولا يشترط إقامتها في مسجد ولكن تجوز في ساحة مكشوفة بشرط أن تكون داخلة في القرية أو البلدة معدودة من خطتها
Ulama-ulama syafi’iyyah berkata: (shalat jum’at) tidak harus dilaksanakan di masjid, tetapi boleh di pelataran, asalkan masih di tengah-tengah kampung atau suaru wilayah tertentu. (Yahya bin Syaraf an-Nawawi w. 676 H, al-Majmu’, h. 47).
Imam al-Khatib as-Syirbini (w. 977 H) menjelaskan perkataan Imam Nawawi (w. 676 H):
(الثاني) من الشروط (أن تقام في خطة أبنية أوطان المجمعين) بتشديد الميم: أي المصلين الجمعة، وإن لم تكن في مسجد لأنها لم تقم في عصر النبي - صلى الله عليه وسلم - والخلفاء الراشدين إلا في مواضع الإقامة كما هو معلوم
Syarat kedua dari syaratnya shalat jum’at adalah diadakan di suatu bangunan orang yang mempunyai kewajiban shalat jum’at. Meskipun bangunan itu tidak masjid. (al-Khatib as-Syirbini w. 977 H, Mughni al-Muhtaj, h. 1/ 543).
Disebutkan dalam kitab al-Inshaf karya Alauddin al-Mardawi al-Hanbali (w. 885 H):
(ويجوز إقامتها في الأبنية المتفرقة، إذا شملها اسم واحد وفيما قارب البنيان من الصحراء) . وهو المذهب مطلقا. وعليه أكثر الأصحاب. وقطع به كثير منهم. وقيل: لا يجوز إقامتها إلا في الجامع
(shalat jum’at) boleh dilaksanakan di suatu bangunan yang terpisah-pisah. Asalkan namanya satu tempat. Ini adalah yang dipilih oleh kebanyakan ulama madzhab Hanbali. Meski ada yang mengatakan bahwa shalat jum’at harus di al-Jami’. (Alauddin al-Mardawi al-Hanbali w. 885 H, al-Inshaf, h. 2/ 378)
Bahkan Ibnu Quddamah al-Hanbali (w. 620 H) membolehkan shalat jum’at tidak disebuah bangunan. Berbeda dengan ulama syafi’iyyah yang mensyaratkan harus di suatu bangunan. Ibnu Quddamah al-Maqdisi al-Hanbali (w. 620 H) berkata:
فصل: ولا يشترط لصحة الجمعة إقامتها في البنيان، ويجوز إقامتها فيما قاربه من الصحراء
Shalat jum’at tidak disyaratkan harus dilaksanakan di sautu bangunan, bahkan boleh dilakukan di suatu yang seperti bangunan di padang pasir. (Ibnu Quddamah al-Maqdisi al-Hanbali w. 620 H, al-Mughni, h. 2/ 246)
Alasan yang dikemukakan oleh Ibnu Quddamah(w. 620 H) adalah suatu ketika seorang sahabat Nabi; Mush’ab bin Umair mengadakan jum’atan dengan para shahabat anshar di suatu tempat yang tak dihuni oleh manusia, atau disebut dengan Naqi’ al-Khadhimat .
Alasan lain adalah shalat jum’at itu seperti shalat ‘Id, dan shalat ‘Id boleh dilaksanakan di selain masjid. Secara teks dalil juga tak ada aturan harus disuatu tempat tertentu. (Ibnu Quddamah al-Maqdisi al-Hanbali w. 620 H, al-Mughni, h. 2/ 246).
Jika dicari dalil teks dari al-Qur’an maupun Hadits yang secara sharih atau to the point menjelaskan hal ini sepertinya akan kesusahan. Karena justru salah satu sebab adanya perbedaan ulama disini adalah tak adanya teks yang secara jelas menyebutkan dimana shalat jum’at harus diadakan.
Kesimpulan sederhana yang bisa diambil adalah jika memang di suatu daerah sudah ada al-Jami’, maka shalat jum’at dilaksanakan di masjid tersebut. Sebisa mungkin jum’at diadakan untuk menyatukan ummat.
Tetapi jika memang harus shalat jum’at diadakan di selain masjid, misalnya diadakan di auditorium, aula atau balai pertemuan warga maka hukum shalat jum’atnya tetap sah. waAllahu a’lam bis shawab.
Bahaya Takhbib
Hanif Luthfi, Lc., MA | 8 September 2020, 11:05 | 2.638 views |
Ayah Mertua Menikahi Ibu Kandung Menantu, Bolehkah?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 9 August 2020, 11:56 | 5.779 views |
Puasa Ayyam al-Bidh Khusus Bulan Dzulhijjah
Hanif Luthfi, Lc., MA | 2 August 2020, 07:43 | 1.626 views |
7 Amalan Pahalanya Setara Ibadah Haji dan Umrah
Hanif Luthfi, Lc., MA | 17 July 2020, 19:29 | 3.715 views |
Jika Hibah kepada Anak maka Berlakulah Adil
Hanif Luthfi, Lc., MA | 6 July 2020, 12:00 | 1.339 views |
Berjamaah di Rumah, Samakah Fadhilahnya?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 5 April 2020, 09:09 | 3.944 views |
MIL U atau MIL A?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 20 February 2020, 02:02 | 3.588 views |
Menikahi Wanita Ahli Kitab, Halalkah?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 8 December 2019, 05:05 | 11.549 views |
Mencium Tangan Kyai, Sunnah Siapa?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 28 November 2019, 05:05 | 5.854 views |
Kuburiyyun dan Anti Kuburan
Hanif Luthfi, Lc., MA | 18 November 2019, 05:05 | 4.974 views |
Menomori Hadits Bukan Tradisi Ulama Salaf
Hanif Luthfi, Lc., MA | 8 November 2019, 05:05 | 1.756 views |
Taklid Bagi Orang Awam
Hanif Luthfi, Lc., MA | 28 October 2019, 05:05 | 4.704 views |
Menuduh Kyai Ibnu Taimiyyah Klenik
Hanif Luthfi, Lc., MA | 18 October 2019, 09:17 | 3.263 views |
Ilmu Cocokologi al-Qur’an
Hanif Luthfi, Lc., MA | 8 May 2019, 08:56 | 2.901 views |
Kuis Bidah
Hanif Luthfi, Lc., MA | 1 December 2016, 09:58 | 7.573 views |
Memahami Persoalan itu Setengah dari Jawaban
Hanif Luthfi, Lc., MA | 18 September 2016, 16:17 | 6.835 views |
As-Shalatu Jamiatun atau as-Shalata Jamiatan, Mana Yang Benar?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 8 March 2016, 11:31 | 18.413 views |
Ziarah Kubur Nabi itu Haram Menurut Madzhab Hanbali, Benarkah?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 8 November 2015, 20:20 | 9.735 views |
Siapakah yang Disebut Anak Yatim?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 22 October 2015, 17:26 | 42.050 views |
Susahnya Mengamalkan Hukum Waris Islam di Indonesia
Hanif Luthfi, Lc., MA | 15 October 2015, 13:54 | 8.711 views |
Bertanyalah Dalil Kirim Pahala al-Fatihah Kepada Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H)!
Hanif Luthfi, Lc., MA | 3 September 2015, 12:01 | 46.839 views |
Wiridan dan Hizib Ibnu Taimiyyah al-Hanbali (w. 728 H)
Hanif Luthfi, Lc., MA | 14 August 2015, 10:00 | 39.815 views |
Kekurangtepatan Terhadap Pemahaman Pernyataan Ulama Terkait Harus 11 Rakaat
Hanif Luthfi, Lc., MA | 25 June 2015, 11:00 | 8.838 views |
Dalil-Dalil yang Dipakai Dalam Membid'ahkan Tarawih Lebih 11 Rakaat
Hanif Luthfi, Lc., MA | 24 June 2015, 11:00 | 12.715 views |
Apakah Benar Bahwa Shalat Tarawih Lebih Dari 11 Rakaat Adalah Bid'ah?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 23 June 2015, 11:00 | 8.957 views |
Proses Pensyariatan Puasa Ramadhan
Hanif Luthfi, Lc., MA | 2 June 2015, 12:41 | 9.694 views |
Apakah Ada Hadits Dhaif dalam Musnad Ahmad?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 13 May 2015, 17:00 | 22.922 views |
Apa Saja Kitab Fiqih Madzhab Ahli Hadits?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 21 April 2015, 21:03 | 13.698 views |
Madzhab Fiqih Ahli Hadits
Hanif Luthfi, Lc., MA | 21 April 2015, 13:36 | 14.550 views |
Shalat Jum'at Tidak Ditempat yang Biasa Disebut Masjid, Bolehkah?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 9 April 2015, 21:21 | 20.126 views |
Bolehkah Bagi Musafir, Shalat Jum'at Dijama' Dengan Shalat Ashar?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 27 March 2015, 11:02 | 17.339 views |
Hadits Nabi Bisa Jadi Menyesatkan
Hanif Luthfi, Lc., MA | 13 March 2015, 11:11 | 16.886 views |
Benarkah Ishaq bin Rahawaih Meletakkan Tangan Diatas Dada Saat Shalat?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 6 February 2015, 20:54 | 9.091 views |
Letak Bersedekap Ketika Shalat: Sebab Perbedaan dan Dalilnya
Hanif Luthfi, Lc., MA | 5 February 2015, 20:21 | 16.896 views |
Meletakkan Tangan Diatas Dada Bukan Pendapat Ulama Madzhab Empat
Hanif Luthfi, Lc., MA | 4 February 2015, 19:31 | 26.253 views |
Sudah Belajar Ushul Fiqih Tetapi Masih Taqlid
Hanif Luthfi, Lc., MA | 14 January 2015, 06:46 | 11.411 views |
Kenapa Imam At-Thabari Didzalimi? (bag. 2)
Hanif Luthfi, Lc., MA | 30 November 2014, 12:00 | 10.534 views |
Imam At-Thabari Yang Terdzalimi
Hanif Luthfi, Lc., MA | 29 November 2014, 12:00 | 13.508 views |
Beasiswa Abu Hanifah
Hanif Luthfi, Lc., MA | 27 August 2014, 15:49 | 7.743 views |
Kiat-kiat Shalat di Kereta Api
Hanif Luthfi, Lc., MA | 17 July 2014, 08:18 | 12.573 views |
Bener tapi Kurang Pener
Hanif Luthfi, Lc., MA | 6 July 2014, 21:32 | 9.869 views |
Hari yang Meragukan
Hanif Luthfi, Lc., MA | 29 June 2014, 00:57 | 7.348 views |
Ka Yauma atau Ka Yaumi?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 10 May 2014, 00:00 | 8.373 views |
Ulama Dikenal Karena Tulisannya
Hanif Luthfi, Lc., MA | 7 May 2014, 11:05 | 8.176 views |
Why: Siapa untuk Bertanya Kenapa
Hanif Luthfi, Lc., MA | 30 April 2014, 12:20 | 9.770 views |
Sujud Dengan Tangan atau Lutut: Khilafiyyah Abadi
Hanif Luthfi, Lc., MA | 5 April 2014, 18:00 | 12.255 views |
Jika Dhaif Suatu Hadits
Hanif Luthfi, Lc., MA | 2 April 2014, 22:32 | 11.598 views |
Model Penulisan Kitab Hadits
Hanif Luthfi, Lc., MA | 24 March 2014, 13:41 | 8.447 views |
Kartubi : Lahir Hidup dan Wafat di Jawa
Hanif Luthfi, Lc., MA | 12 March 2014, 06:55 | 9.071 views |
Khilafiyah Dalam Menshahihkan dan Mendhaifkan Hadits: Sebuah Keniscayaan (bag. 2)
Hanif Luthfi, Lc., MA | 27 February 2014, 06:00 | 9.641 views |
Khilafiyah Dalam Menshahihkan dan Mendhaifkan Hadits: Sebuah Keniscayaan
Hanif Luthfi, Lc., MA | 26 February 2014, 12:00 | 12.011 views |
Sejarah Perjalanan Ilmu Hadits (bag. 2)
Hanif Luthfi, Lc., MA | 19 February 2014, 01:01 | 10.152 views |
Sejarah Perjalanan Ilmu Hadits (bag.1)
Hanif Luthfi, Lc., MA | 18 February 2014, 15:00 | 6.807 views |
Ustadz Jadi Apa?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 28 January 2014, 07:28 | 10.158 views |
Menyadarkan Muqallid
Hanif Luthfi, Lc., MA | 25 January 2014, 12:23 | 8.714 views |
Qunut Shubuh : Al-Albani VS Ibnul Qayyim
Hanif Luthfi, Lc., MA | 23 January 2014, 05:45 | 14.269 views |
Serupa Tapi Tak Sama: Nama-Nama Ulama bag. 2
Hanif Luthfi, Lc., MA | 18 October 2013, 14:38 | 8.281 views |
Serupa Tapi Tak Sama: Nama-Nama Ulama bag. 1
Hanif Luthfi, Lc., MA | 18 October 2013, 11:37 | 12.062 views |
As-Syathibi: Pakar Bid'ah yang Dituduh Ahli Bid'ah
Hanif Luthfi, Lc., MA | 17 August 2013, 07:32 | 19.611 views |
Mata Kaki Harus Menempel?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 10 August 2013, 15:35 | 30.529 views |
Tantangan Qawaid Fiqhiyyah
Hanif Luthfi, Lc., MA | 21 June 2013, 03:03 | 21.083 views |
Puber Religi?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 18 May 2013, 20:02 | 9.488 views |
Shubuh Wajib Berhenti
Hanif Luthfi, Lc., MA | 24 April 2013, 00:45 | 9.493 views |
Menghukumi atau Menghakimi: Corak Fiqih Baru?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 17 April 2013, 15:12 | 10.303 views |
With Us Or Against Us : Corak Fiqih Baru?
Hanif Luthfi, Lc., MA | 1 April 2013, 07:04 | 8.168 views |
Antara Kitab Fiqih Sunnah dan Shahih Fiqih Sunnah
Hanif Luthfi, Lc., MA | 14 February 2013, 16:45 | 31.622 views |
Ahmad Zarkasih, Lc | 106 tulisan |
Hanif Luthfi, Lc., MA | 66 tulisan |
Muhammad Saiyid Mahadhir, Lc, MA | 57 tulisan |
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 48 tulisan |
Isnan Ansory, Lc, MA | 26 tulisan |
Firman Arifandi, Lc., MA | 23 tulisan |
Sutomo Abu Nashr, Lc | 20 tulisan |
Aini Aryani, Lc | 19 tulisan |
Galih Maulana, Lc | 15 tulisan |
Muhammad Abdul Wahab, Lc | 13 tulisan |
Ali Shodiqin, Lc | 13 tulisan |
Isnawati, Lc., MA | 9 tulisan |
Muhammad Ajib, Lc., MA | 9 tulisan |
Siti Chozanah, Lc | 7 tulisan |
Tajun Nashr, Lc | 6 tulisan |
Maharati Marfuah Lc | 5 tulisan |
Faisal Reza | 4 tulisan |
Ridwan Hakim, Lc | 2 tulisan |
Muhammad Aqil Haidar, Lc | 1 tulisan |
Muhammad Amrozi, Lc | 1 tulisan |
Luki Nugroho, Lc | 0 tulisan |
Nur Azizah, Lc | 0 tulisan |
Wildan Jauhari, Lc | 0 tulisan |
Syafri M. Noor, Lc | 0 tulisan |
Ipung Multinigsih, Lc | 0 tulisan |
Solihin, Lc | 0 tulisan |
Teuku Khairul Fazli, Lc | 0 tulisan |
Jadwal Shalat DKI Jakarta5-3-2021Subuh 04:42 | Zhuhur 12:06 | Ashar 15:07 | Maghrib 18:14 | Isya 19:21 | [Lengkap]
|
Rumah Fiqih Indonesiawww.rumahfiqih.comJl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Materi | Buku | PDF | Ustadz | Mawaris | Video | Quran | Pustaka | Radio | Jadwal Link Terkait : Sekolah Fiqih | Perbandingan Mazhab | img
|