![]() |
USTADZ MENJAWAB1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | CariRingkas | Rinci |
Keadaan Ummat Islam Indonesia Saat Ini... |
PERTANYAAN Assalamualaikum Stad... Izayyak Ya'stadz..? Saya adalah pembaca setia Eramuslim, terutama rubrik yang Ustad pegang ini, Saya adalah Adik kelas anda yang sedang mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar Cairo, Fak Ushuluddin, .. Langsung saja... Ba'da Suwayya Insya Alloh, ..Saya akan pulang ke Indonesia Ala Tul (selamanya)... Saya ingin menanyakan, ... Bagaimana kondisi Ummat Islam di negara kita saat ini..? Itu saja mungkin stadz, ... Doanya juga nih lagi musim ujian, Allohu Yubaarik Fik... Wa Alfu Syukron.. Wassalamualaikum Wr Wb, |
JAWABAN Assalamu 'alaikum warahatullahi wabarakatuh, Tentang keadaan negeri kita, tentu banyak yang berubah setelah kepergian antum ke Cairo. Selain itu juga ada yang juga tidak berubah. Misalnya kecenderungan untuk korupsi secara jama'i tetap masih seperti dulu, bahkan boleh dibilang semakin marak. Kalau dulu yang korupsi hanya beberapa gelintir tapi uangnya besar, sekarang korupsi bahkan dilakukan oleh siapa saja, meski uang kecil sekali pun. Mata uang rupiah pun tetap masih lemah, nyaris sama sekali tidak ada harganya. Minyak bumi kebanggaan negeri kita tetap masih belum menjadi milik kita, sebab perbagai perusahaan asing telah mendapatkan hak puluhan tahun untuk 'menjarah'nya secara resmi di bawah perjanjian yang timpang. Akibatnya kita sebagai negeri penghasil minyak, tetap saja harus membayar mahal untuk tiap tetes bahan bakar yang menyembur keluar dari bumi yang kita pijak. Petani tetap masih miskin dan berada pada rangkaian mata rantai makanan yang paling bawah. Modal yang dibutuhkan untuk menanam padi jauh lebih tinggi nilainya dari hasil panen. Serangga dan hama tetap akrab dengan mereka, seakrab mereka dengan para tengkulak dan rentenir. Buah impor jauh lebih murah dari buah hasil pertanian mereka. Bahkan negeri kita tetap masih menjadi pengimpor beras, padahal Indonesia berwarna hijau kalau kita lihat dari atas pesawat. Musibah dan bencana ternyata masih akrab dengan kehidupan bangsa ini. Banjir yang nyaris merata di seantero negeri, tanah longsor yang semakin banyak terjadi, lumpur porong yang masih terus mengalir membanjiri hekataran tanah rakyat. Angin puting beliung juga semakin rajin datang menyapa rakyat. Ombak laut akhir-akhir ini semakin mengganas menelan rumah penduduk dan perahu nelayan. Aliran sesat tumbuh bak cendawan di musim hujan. Jumlahnya tidak kurang dari 250 buah sejak tahun 1980 hingga 2006. Itu berarti hampir setiap sebulan setengah, negeri ini telah memproduksi aliran sesat. Majelis Ulama Indonesia tetap tidak punya gigi, jangankan untuk menggigit, sekedar unjuk gigi pun tidak bisa. Setiap kali membuat fatwa, umatnya yang sudah sekuler dan anti agama cenderung melawan dan menyepelekan, bahkan muncul keinginan dari mereka untuk membubarkan lembaga ulama ini. Para selebriti masih setia menghiasi layar kaca, terkadang mereka pakai kerudung terutama di momentum Ramadhan, walaupun lepas Ramadhan, kerudungnya hilang entah ke mana. Acara TV lainnya masih seperti dulu, kurang mendidik bahkan cenderung semakin jauh dari nilai agama. Isi program masih seperti dulu, nyaris di bawah bayang-bayang lembaga rating yang memberhala. Bagaimana keadaan para aktifis dakwah? Jumlah mereka alhamdulillah semakin banyak, begitu juga dengan kegiatannya. Semakin marak dan memenuhi banyak wiliayah. Walau pun dari sisi tsaqafah keilmuwannya tetap masih butuh tenaga baru seperti antum. Dan kepulangan antum tentu sangat ditunggu-tunggu, untuk lebih memperkuat barisan tenaga ahli di bidang ulumul-Islam. Sebab perbandingan ustadz yang menguasai bahasa Arab serta ilmu-ilmu keIslamannya dengan mereka yang tidak punya masih terlalu jauh tidak berimbang. Antum bisa bayangnkan kalau pengajian atau taklim diasuh oleh ustadz yang awam bahasa Arab, buta literatur asli dan tidak memiliki kafaah syar'i. Hasilnya tentu masih sangat jauh dari ideal. Maka ajaklah teman-teman alumni Cairo lainnya untuk berkiprah di bumi Indonesia, mengajarkan ilmu-ilmu keIslaman serta bahasa Arab kepada umat, wabilkhusus kepada para da'i lokal di sini. Agar umat ini semakin dekat dengan nilai-nilai Islam yang murni dan original. Banyaknya mahasiswa Indonesia di Cairo tentu merupakan asset yang sangat berharga nantinya. Asalkan mereka juga siap untuk berpacu dengan roda dakwah dan agenda umat yang berputar sedemikian cepat, jauh melebihi ritme kehidupan di Cairo sendiri. Kalau di Cairo antum masih bisa melihat kehidupan orang-orang menjalani hidup dengan santai, memenuhi warung kopi, ngobrol ngalor ngidul tanpa urusan yang bermanfaat, maka di negeri sedikit lebih baik. Terutama di Jakarta, kehidupan sudah dimulai sejak shubuh dengan ritme yang cepat. Dan di dunia dakwah, tentunya kewajiban yang menunggu jauh melebihi waktu yang kita miliki. Objek dakwah yang butuh tenaga kita jauh lebih banyak dan tidak habis-habisnya. Mungkin tidak seperti kehidupan para mahasiswa kita di Cairo yang masih bisa punya waktu lengang. Di negeri kita ini, speed-nya sedikit lebih cepat. Nanti antum dan teman-teman Cairo perlu sedikit lebih menyesuaikan diri. Mungkin tidak akan ada cerita tidur di pagi hari, karena orang-orang di sini sudah bangun sejak sebelum subuh dan terus beraktifitashingga larut malam. Silahkan mampir nanti ke kantor Eramuslim untuk kita bersilaruttarrahim dan membicarakan banyak agenda umat. Kami tunggu. Nahnu fintizharikum, 'ala barakatillah, Wassalamu 'alaikum warahatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc |
1. Aqidah |
2. Al-Quran |
3. Hadits |
4. Ushul Fiqih |
5. Thaharah |
6. Shalat |
7. Zakat |
8. Puasa |
9. Haji |
10. Muamalat |
11. Pernikahan |
12. Mawaris |
13. Kuliner |
14. Qurban Aqiqah |
15. Negara |
16. Kontemporer |
17. Wanita |
18. Dakwah |
19. Jinayat |
20. Umum |