USTADZ MENJAWAB

1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | Cari

Ringkas | Rinci
Melarang Anak Merayakan Valentine

Melarang Anak Merayakan Valentine

PERTANYAAN

Assalamu alaikum Wr, Wb

Diakui atau tidak valentin sudah jadi bagian dari tradisi kebanyakan remaja Indonesia. Ditambah lagi dukungan dari kehidupan sosial yang seringkali mendorong remaja merayakan valentin. Mengingat secara psikologis remaja merupakan jiwa yang rentan dan masih mencari jati diri. Maka tidak mudah melarang atau menyuruh anak untuk meninggalkan atau melakukan sesuatu hal.

Pertanyaan saya ustad: apa tips atau cara yang paling tepat untuk melarang anak tidak ikut merayakan valentin. Sehingga secara rasional dan aqidah bisa diterima anak remaja?

Mohon jawaban dan terima kasih.

Wassalamu'alaikum.

JAWABAN

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah agar generasi muda muslim dan muslimah berhenti dan tidak lagi ber-valentinan.

Tahun ini kami melihat ada beberapa sekolah dan jamaah pengajian telah mengadakan acara yang mengangkat tentang tema haramnya valentine. Sebagai orang tua kita perlu mendukung acara seperti ini, biar anak-anak kita tahu apa sesungguhnya valentine itu dan bagaimana Islam telah mengharamkannya.

Bahkan ada beberapa acara dialog interaktif di TV dan Radio juga kami lihat sudah ada, terutama di radio milik umat Islam. Ini pun juga bisa membantu menjelaskan betapa haramnya valentine buat umat Islam.

Kami sendiri, sejak awal telah sengaja memilih topik haramnya valetine di Majalah Eramuslim Digest. Edisi bulan ini, yang ternyata memang terbukti bahwa valentine awalnya adalah ritual pemujaan kepada setan.

Di luar dugaan, majalah itu laris manis bak kacang goreng diserbu oleh para remaja. Pak Tio, Business Manager Eramuslim Digest mengatakan kepada kami, nomor ponselnya 021-999-80-000 dan 0813-999-80-000 berdering tiap saat minta dikirim majalahnya, sejak kami muat kemarin.

Majalah ini barangkali juga salah satu rujukan yang bisa Anda koleksi untuk keluarga Anda, biar dibaca oleh semua anggota keluarga, terutama yang masih remaja. Gelar saja diskusi kecil-kecilan di dalam keluarga, biar kedudukan perayaan valentine itu semakin jelas.

Sebab boleh jadi mengapa para remaja ikut-ikutan merayakan valentine, salah satu penyebabnya mereka tidak punya rujukan yang benar. Akibat kebanyakan nonton TV yang isinya para artis yang juga mengalami dekadensi berat.

Bukan hanya remaja, rupanya banyak juga para Ustadz dan Da'i yang menyampaikan ungkapan rasa terima kasih kepada kami, karena majalah itu seolah memberi bahan bakar baru untuk bahan berdakwah dan mengantisipasi dahsyatnya gelombang jahili.

Beberapa diskusi dan bedah tema di berbagai forum juga digelar, intinya keharusan umat Islam menangkal valentine. Acara seperti ini insya Allah akan juga bisa dijadikan sebagai cara kita menangkal serbuan budaya hedonis yang mendunia, di mana salah satunya dikemas dengan valentine.

Dari para ulama, meski belum kami dapati fatwa resmi tentang haramnya perayaan valentine, namun Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ma'ruf Amin kepada wartawan mengatakan tegas tentang haramnya perayaan valentine ini.

Maka mari kita dukung inisiatif teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sukabumi, Jawa Barat. Kemarin mereka turun berunjuk rasa menuntut Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat untuk mengeluarkan fatwa yang melarang remaja setempat merayakan Hari Kasih Sayang (Valentine).

Beberapa artis yang diwawancarai TV swasta bahkan tegas menolak valentine. Seorang Dewi Persik yang sering tampil seronok di TV bahkan bisa bilang, "Wah itu sih perayaan agama lain, saya muslim, tentu tidak perlu merayakan valentine, kalau mereka sih silahkan aja."

Jawaban ini menarik, pasalnya dia termasuk artis yang sering kali mengumbar aurat, tapi urusan valentine, menurut pengakuannya, itu tidak boleh dilakukan seorang muslim. Dia mengatakan bahwa faktor keluarga yang mengajarkan hal itu. Dan dia pun berupaya memegang teguh prinsip ini.

Semua feomena ini menarik, karena rupanya kesadaran tentang keharaman perayaan valentine rupanya sudah mulai merebak di mana-mana. Termasuk artis yang suka tampil telanjang.

Tentu ini merupakan hasil kerja keras semua pihak, termasuk para da'i, ustadz, wartawan, penulis, pengajar dan semua pihak yang selama ini tidak bosan-bosannya menyuarakan kebenaran.

Maka kami yakin, ke depan kesadaran atas haramnya perayaan valentine bisa semakin besar. Ibarat bola salju yang turun dari puncak gunung, semakin lama semakin besar. Dan mungkin suatu hari perayaan valentine bisa disikapi secara tegas oleh semua umat Islam.

Insya Allah ke depan nanti kekuatan anti valentine akan menjadi arus utama, sedangkan yang masih berkubang dengan lumpur hitam valentine akan semakin terpinggirkan dan musnah dengan sendirinya.

Masih ingat bagaimana perjuangan saudari-saudari kita di tahun 80-an? Dahulu mereka dilarang berjilbab, sampai dikeluarkan dari sekolah. Tidak kurang, tokoh semacam Cak Noer dan kelompoknya juga ikut menabuhi genderang anti jilbab. Tapi mereka punya makar dan Allah juga punya rencana, dan Allah sebaik-baik penentu rencana.

Akhirnya kini di tahun 2000-an, jilbab sudah dipakai oleh semua orang, dari santri sampai ibu menteri. Dari desa sampai istana. Bahkan di beberapa kampus seperti STAN, mahasiswi yang tidak pakai jilbab malah minder.

Jadi memang ada dua arus utama, yang satu arus yang mendukung valentine dan yang lain adalah arus yang anti valentine.

Nah, tugas Anda kepada anak-anak Anda adalah bagaimana selalu melibatkan mereka ke dalam arus penentangan terhadap valentine. Pastikan anak Anda ada di dalam barisan itu.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc