USTADZ MENJAWAB

1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | Cari

Ringkas | Rinci
Apakah Bisa Harmonis Pernikahan Beda Aliran Pemahaman?

Apakah Bisa Harmonis Pernikahan Beda Aliran Pemahaman?

PERTANYAAN

Assalamu'alaikum....

Saya lagi gundah Pak Ustadz mohon nasihatnya.Umur saya sudah 30 tahun, saya ingin sekali segera menikah agar terhindar dari pebuatan maksiat. Saya mengajak nikah seorang muslimah, kami sudah cukup dekat dan mengenal satu sama lain dan perasaan kami pun sebenarnya sama.

Dia menolak dengan alasan perbedaan keyakinan, saya sangat kaget karena saya beragama Islam. Dia mau menerima dengan syarat saya mengikuti alirannya dan berbai'at dengan Imamnya.

Pertanyaan saya:

1. Adakah hukum yang melarang pernikahan beda aliran atau madzab?

2. Apakah bisa harmonis pernikahan beda aliran pemahaman atau atau madzab?

3. Apabila nanti akhirnya dia mau menikah sedang saya tidak bisa memenuhi persyaratannya berbai'at dengan imamnya, apakah pernikahan kami nanti bisa bahagia?

Saya bermaksud meluruskan pemahaman dia sedikit-sedikit setelah menikah, karena menurut saya banyak pemahaman dia yang tidak sesuai dengan syariat Islam, seperti ngaji atau belajar harus mangul langsung dari gurunya, tidak boleh belajar agama lewat internet dan buku terbitan diluar jamaahnya.

4. Apakah aliran Islam yang melarang jamaahnya menikah dengan orang diluar jamaah bisa dikategorikan bisa dikategorikan aliran sesat?

5. Apa yang harus saya lakukan Pak Ustadz? Hanya perbedaan Khilafiah seperti niat sholat (Usholi) terus batal menikah?

Mohon pencerahannya Pak Ustadz....

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

JAWABAN

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sekilas memperhatikan ciri aliran wanita yang ingin anda peristri, kesan yang muncul memang dia seorang pengikut aliran sesat. Untuk mengindifikasi apakah suatu kelompok punya kecenderungan beraliran sesat atau tidak, ada beberapa ciri yang bisa diamati. Meski bukan berarti kita langsung berhak menjatuhkan vonis sesat kepadanya.

Beberapa Ciri Aliran Sesat:

1. Tidak Boleh Belajar Agama dari Luar Kelompoknya

Salah satu ciri lekat yang nyaris selalu ada pada tiap aliran sesat adalah kekuatan doktrin, di mana para pengikut aliran sesat itu sudah dibutakan mata hatinya dari menerima ilmu dari selain kelompok mereka.

Setiap kali ada kesesatan dan penyelewengan akidah dalam suatu kelompok atau aliran, pasti ketahuan dengan mudah. Sebab masalah akidah itu sebenarnya sederhana dan kalau keliru, langsung ketahuan dengan mudah.

Maka setiap kelompok aliran sesat pasti memberi perlindungan agar jangan sampai para pengikutnya terkoreksi dari segi akidah, akibat terlalu banyak menerima masukan dan kritik dari para ulama atau umat Islam yang masih lurus akidahnya.

Perlindungan itu dinyatakan lewat pelarangan untuk belajar atau menerima ilmu-ilmu keIslaman lewat siapa pun, kecuali lewat 'jalur' mereka. Semua pengajaran agama dari para ustadz, ulama, kiyai, tuan guru, ajengan, dianggap sesat dan tidak sesuai dengan doktrin dasar mereka.

Makanya wanita yang ingin anda jadikan isteri itu olhe kelompok sesatnya dilarang belajar agama lewat internet, atau lewat para ustadz dan guru ngaji. Sebab sudah bisa dipastikan bahwa isi ajaran yang ditanamkan di kepalanya, 180 derajat berbeda dengan yang umumnya dipahami para ulama.

2. Bai'at Sebagai Syarat KeIslaman

Ciri lain yang mengindikasikan kesesatan adalah kewajiban untuk berbai'at dengan imam kelompoknya. Di mana biasanya bai'at itu disejajarkan dengan status keIslaman. Sederhananya, kalau belum berbai'at kepada imam kelompoknya, berarti belum muslim.

Urusan bai'at ini sangat penting buat para 'penyelenggara' aliran sesat. Sebab tanpa ikatan buta seperti ini, pasti dengan mudah para kadernya rontok satu persatu.

Tapi karena sudah dibai'at, maka secara tidak sadar mereka telah dipasangi 'tali kekang', sehingga sudah hilang kesadaran dan nalurinya, tinggal sebongkah badan yang berjalan sesuai dengan arah tujuan penunggangnya.

Tentunya konsep bai'at yang dipahami sangat berbeda dengan bai'at yang pernah nabi SAW laksanakan kepada para shahabat dahulu. Kalau bai'at para shahabat kepada nabi berdasarkan wa'yu (kesadaran) dan bashirah (argumen ilmiyah), maka bai'at yang mereka lakukan justru sebaliknya, yaitu untuk membutakan mata hati mereka.

Ketika pada akhirnya banyak pengikut aliran sesat yang sadar dan keluar meninggalkan jamaah sesatnya itu, mereka umumnya mengaku selama ini takut diapa-apakan, akibat adaya bai'at itu.

Sebenarnya masih banyak lagi ciri aliran sesat, yang rasanya akan terlalu panjang untuk diuraikan di sini, mengingat pertanyaannya lebih kepada urusan membangun rumah tangga.

Hukum Pernikahan dengan Pasangan Aliran Sesat

Setelah anda bisa memilah antara sekedar perbedaan mazhab fiqih dengan penyimpangan akidah, maka kita akan bahas tentang hukum pernikahannya, serta apakah pernikahan itu akan harmonis atau tidak nantinya.

Kalau titik perbedaannya hanya sebatas masalah pakai usholli atau tidak, mungkin masih sederhana dan tidak menyentuh wilayah akidah. Tapi kalau yang terjadi adalah penyelewengan dasar-dasar agama yang sudah lebih jauh lagi, maka akan ada dua kemungkinan.

Pertama, aliran itu sudah melewati batas toleransi kekufuran. Batas ini nantinya ditentukan oleh negara, yakni apakah sebuah aliran itu sudah dianggap kafir atau belum. Contohnya adalah aliran sesat Ahmadiyah. Di negeri asalnya, Pakistan, secara resmi aliran ini sudah dinyatakan bukan bagian dari agama Islam, melainkan sebuah agama tersendiri, yang tidak ada kaitannya dengan agama Islam.

Maka kalau aliran calon isteri anda itu sudah sampai batas ini, hukumnya haram bagi anda untuk menikahinya. Karena secara status dia bukan seorang muslim, tetapi beragama dengan agama lain.

Kedua, aliran itu masih belum secara resmi dinyatakan murtad dan di luar Islam. Namun nyata akidahnya sesat dan memenuhi stdandar kekufuran. Kasusnya mirip beberapa kelompok semacam Islam Jamaah, di mana mereka pandai bermain petak umpet. Sering muncul dengan paham nyeleneh, tapi begitu dikejar, mereka pun sembunyi dan mencari-cari alibi.

Kalau anda berkeinginan punya isteri dari kalangan kelompok 'nakal' seperti ini, secara hukum syariah memang tidak masalah. Kita toh belum bisa mengatakan mereka kafir atau murtad. Tapi tidak ada jaminan kalau nantinya rumah tangga itu akan harmonis.

Sebab aliran yang masih abu-abu ini, biasanya sulit diduga isi hatinya. Kadang muncul dengan wajah dan isi hati yang selalu sama.

Saran

Karena Anda minta saran dan masukan dari kami, maka secara naluri dan logika sederhana, beristri yang bersih akidah dan konsep agama jelas lebih kecil tingkat resikonya.

Sama saja dengan seorang kawan lama yang bimbang ketika harus menentukan pilihan calon pasangan hidup. Ada dua pilihan, katanya. Yang pertama, sudah menutup aurat dan terbiasa ke mana-mana pakai jilbab. Calon kedua, masih belum mau pakai jilbab. Dia bingung pilih yang mana.

Kami menjawab bahwa kalau punya calon istri yang sudah dengan kesadaran sendiri pakai jilbab, maka pekerjaan rumah kita sudah selesai dengan sendirinya. Tidak perlu lagi ribut urusan yang satu ini. Beda dengan kalau calon isteri masih hobi pamer aurat, untuk bisa menyulapnya agar mau pakai jibab, masih ketemu sekian perkara lagi.

Jadi pesan kami kepadanya, ngapain sih susah-susah cari istri yang masih 'bermasalah', mendingan pilih yang sudah pakai jilbab, jadi beban di akhirat nanti lebih ringan.

Begitu juga kepada Anda, kalau pilihannya masih ada yang lain, ngapain juga sibuk menyusahkan diri memilih calon isteri yang terjebak aliran sesat seperti itu. Mendingan pilih calon isteri yang sudah jadi 'ustadzah', selain pintar agama, juga sudah tahu kewajiban untuk taat kepada suami. Bukankah secara naluri dan logika, hal ini lebih masuk akal?

Tetapi kalau anda punya pertimbangan lain, semua kembali kepada Anda. Toh nantinya akan jadi susah atau akan jadi mudah, anda sendiri yang harus menjalaninya.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc