![]() |
USTADZ MENJAWAB1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | CariRingkas | Rinci |
Tidak Menikah Karena Asyik dengan Komputer |
PERTANYAAN Assalamualaikum Wtr.Wb. Saya, seorang pemuda yang gemar mengikuti perkembangan teknologi khususnya dibidang komputer. berdosakah saya bila saya melupakan sunnah rasullah untuk menikah, karena saya mengutamakan karier |
JAWABAN Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sebagaimanasabdabeliau SAW: Dari Anas bin Malik ra berkata bahwa nabi SAW bersabda, .".namun Aku shalat dan tidur, puasa dan berbuka, serta menikahi para wanita. Siapa yang tidak suka dengan sunnahku maka bukan bagian dariku. (HR Bukhari dan Muslim) Bahkan pada tataran tertentu, hukumnya menjadi wajib. Misalnya, orang yang dikhawatirkan jatuh ke jurang perzinaan, atau sangat beresiko untuk melakukannya, maka wajib atasnya menikah. Memang para ulama di dalam banyak kitab fiqih memberi 5 hukum untuk menikah, yaitu wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram. Semua tergantung dari kondisi dan keadaan yang bersangkutan. Namun hukum dasarnya adalah sunnah. Kesibukan Karena Pekerjaan Beberapa ulama karena kesibukannya dalam mengabdi kepada umat Islam, ada yang sampai wafat belum sempat menikah. Di antaranya AL-Imam An-Nawawi hingga As-Syahid Sayyid Qutub rahimahumullah. Namun jangan bandingkan prestasi kerja mereka dengan prestasi kerja kita. Siapa yang tidak kenal Imam An-Nawawi yang telah menulis puluhan ribu lembar karya ilmiyah. Mungkin di dunia ini banyak orang yang bisa mengarang buku sampai berjilid-jilid, tapi siapa yang bisa menandingi beliau dalam menulis kitab? Kitab-kitab karya beliau hingga ratusan tahun dan mungkin sampai hari kiamat, selalu dibaca orang, dijadikan referensi bahkan dibedah diberbagai pengajian di seluruh belahan dunia, termasuk di negeri yang tidak berbahasa arab sekalipun. Mungkin kita boleh bilang: wajarlah bila ada sebagian ulama yang terlambat menikah lalu ajal keburu datang menjemput, sebelum ibadah yang satu itu sempat dilakukannya. Sedangkan kita di zaman sekarang ini, rasanya kurang pas kalau menyandingkan diri dengan sebagian langkah para ulama itu. Banyak yang tidak samanya ketimbang yang sama. Mungkin karena terlalu asyik bekerja, bisa saja anda sedikit terlambat menikah. Tetapi jangan sampai keasyikan, tiba-tiba anda sudah kakek-kakek, baru ingin menikah. Pikirkan juga teman-teman sebaya anda yang barangkali sudah punya 'mainan' baru, yaitu isteri dan anak-anak. Nikmatnya memiliki isteri dan anak-anak itu tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, hanya mereka yang sudah merasakan langsung yang bisa memahaminya. Semoga Allah SWT memudahkan jalan hidup anda dan meluaskan rizki anda dengan isteri dan anak. Amin Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc |
1. Aqidah |
2. Al-Quran |
3. Hadits |
4. Ushul Fiqih |
5. Thaharah |
6. Shalat |
7. Zakat |
8. Puasa |
9. Haji |
10. Muamalat |
11. Pernikahan |
12. Mawaris |
13. Kuliner |
14. Qurban Aqiqah |
15. Negara |
16. Kontemporer |
17. Wanita |
18. Dakwah |
19. Jinayat |
20. Umum |