Di antara syubhat yang dilontarkan musuh-musuh Islam (diantaranya kelompok ingkarussunnah) terkait sumber orisinil ajaran ini adalah klaim mereka bahwa sunnah nabi bukanlah asas atau dasar pondasi dalam ajaran Islam. kesimpulan ini mereka sandarkan pada beberapa dalil rapuh yang kesemuannya telah dibantah para ulama sejak masa imam Asy Syafi’i –seorang ulama besar yang bergelar nashir as sunnah/pembela sunnah- hingga sekarang.[1]
Diantara syubhat tersebut adalah aggapan mereka bahwa sunnah nabi secara umum hanyalah sekedar perkataan Nabi SAW. Di mana Nabi Muhammad adalah seorang manusia yang memungkinkan untuk dapat melakukan kesalahan termasuk dalam perkataan maupun perbuatan.
Wahyu Allah: Al Qur’an dan As Sunnah
Dalam hal ini, patut kita pahami bahwa Allah SWT telah mewahyukan kepada Nabi SAW dua jenis wahyu yang menjadi sumber utama hukum-hukum dalam Islam. Dua wahyu tersebut adalah: Al Qur’an[2] dan As Sunnah Ash Shahihah.[3]
Hal ini didasarkan atas beberapa dalil berikut:
قال تعالى: {وما ينطق عن الهوى إن هو إلا وحيٌ يوحى} [النجم: 3-4]
Allah SWT berfirman: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (An Najm: 3-4)
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: {ألا إنى أوتيت الكتاب ومثله معه}
Rasulullah SAW bersabda: “Ketahuilah sesungguhnya aku telah diberi (oleh Allah) al kitab (al Qur’an) dan semisalnya (as Sunnah) bersamanya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan at Thabrani dari Al Miqdam bin Ma’dikarib).
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: {إنى قد تركت فيكم ما إن اعتصمتم به فلن تضلوا أبدا كتاب الله وسنة نبيه}
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku telah meninggalkan di tengah-tengah kalian, yang jika kalian berpegang teguh kepadanya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya; Kitab Allah (al Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya (al Hadits).” (HR. Al Hakim).
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: يوشك أن يقعد الرجل متكئا على أريكته يحدث بحديث من حديثي فيقول : بيننا وبينكم كتاب الله ، فما وجدنا فيه من حلال استحللناه ، وما وجدنا فيه من حرام حرمناه ، ألا وإن ما حرم رسول الله مثل ما حرم الله. (رواه أحمد وأبو داود والحاكم بسند صحيح عن المقدام)
Rasulullah SAW bersabda: “Kelak akan ada seorang laki-laki yang bersandar diranjang mewahnya dia berbicara menyampaikan haditsku, lalu berkata: diantara kita sudah ada Kitab Allah (Al Qur’an), maka apa yang kita dapatkan di dalamnya sesuatu yang halal, kita halalkan dan apa yang kita dapatkan di dalamya sesuatu yang haram kita haramkan. Padahal sesungguhnya apa yang Rasulullah haramkan adalah apa yang diharamkan pula oleh Allah.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Al Hakim dengan sanad yang shahih dari Al Miqdam).
وقد ذكر ابن حزم رحمه الله تعالى عند قوله تعالى: {إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون } (قال: الذكر قرآن وسنة فالله حافظ للسنة كما حفظ القرآن).
Dan Ibnu Hazm berkata mengomentari ayat berikut, “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Az Zikr, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”, “Az Zikr adalah Al Qur’an dan As Sunnah, Allah telah menjamin penjagaannya terhadap As Sunnah sebagaimana menjamin penjagaannya terhadap Al Qur’an.”
Berhukum dengan Al Qur’an berarti berhukum dengan As Sunnah
Pada dasarnya, ketika seorang muslim mengamalkan ajaran yang bersumberkan kepada sunnah Nabi SAW atau ijtihad-ijtihad ulama yang berdasarkan kepada Al Qur’an dan As Sunnah yang qath’i, sesungguhnya ia telah melaksanakan aturan Allah SWT. sebab muara dari implementasi ajaran tersebut adalah ibadah, penghambaan kepada Allah SWT, “Sesungguhnya hukum hanyalah milik Allah” (QS. Al An’am: 57).[4] Setidaknya hal tersebut dapat dipahami dari beberapa point berikut:
Allah SWT Mewajibkan kita untuk taat kepada Nabi Muhammad SAW
قال تعالى: {وما آتاكم الرسول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا}
Allah SWT berfirman: “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah”. (Al Haysr: 7).
قال تعالى: {من يطع الرسول فقد أطاع الله ومن تولى فما أرسلناك عليهم حفيظا}
Allah SWT berfirman: “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (An Nisa’: 80).
قال تعالى: {فلا وربك لا يؤمنون حتى يحكموك فيما شجر بينهم ثم لا يجدوا في أنفسهم حرجا مما قضيت ويسلموا تسليما}
Allah SWT berfirman: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (An Nisa’: 65).
قال وتعالى: {وما كان لمؤمن ولا مؤمنة إذا قضى الله ورسوله أمراً أن يكون لهم الخيرة من أمرهم وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا}
Allah SWT berfirman: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (Al Ahzab: 36).
Allah menugaskan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan dan menjelaskan isi kandungan Al Qur’an kepada manusia
قال تعالى:{يا أيها الرسول بلغ ما أنزل إليك من ربك وإن لم تفعل فما بلغت رسالته}
Allah SWT berfirman: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.” (Al Maidah: 67).
قال تعالى: {وما أنزلنا عليك الكتاب إلا لتبين لهم الذي اختلفوا فيه وهدى ورحمة لقوم يؤمنون}
Allah SWT berfirman: “Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (An Nahl: 64).
قال تعالى: {وأنزلنا إليك الذكر لتبين للناس ما نزل إليهم ولعلهم يتفكرون}
Allah SWT berfirman: “Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” (An Nahl: 44).
Fungsi As Sunnah terhadap Al Qur’an
Menurut para ulama, setidaknya ada tiga fungsi As Sunnah terhadap Al Qur’an. dimana dalam frame/bingkai inilah kita memahami As Sunnah sebagai sumber kedua dalam ajaran Islam setelah Al Qur’an.
Pertama, As Sunnah sebagai penegas hukum-hukum yang telah ada dalam Al Qur’an.
Dianataranya seperti hadits-hadits yang menegaskan tentang keharaman syirik, durhaka kepada orang tua, bersaksi dusta, atau hadits-hadits yang menegaskan kewajiban sholat, puasa, zakat dan haji.
Seperti sabda Nabi SAW:
بني الإسلام علي خمس: شهادة أن لا إله إلاّ الله وأن محمداً رسول الله, وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة, وحج البيت، وصوم رمضان.
Rasulullah SAW bersabda: “Islam dibangun di atas 5 perkara: Syahadat tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan sholat, membayar zakat, berhaji, dan puasa ramadhan.”
Hadist diatas menegaskan firman Allah berikut ini:
Syahadat tiada tuhan selain Allah (QS. Ali Imran: 18):
{شهد الله أنه لا إله إلا هو} [آل عمران : 18].
Syahadat Muhammad utusan Allah (QS. Al Ahzab: 40):
{ما كان محمد أبا أحد من رجالكم ولكن رسول الله وخاتم النبيين} [الأحزاب: 40].
Kewajiban mendirikan sholat dan membayar zakat (QS. Al Muzammil: 18):
{وأقيموا الصلاة وآتوا الزكاة} [المزمل : 18].
Kewajiban menunaikan ibadah haji (QS. Ali Imron: 97):
{ولله على الناس حج البيت } [آل عمران : 97].
Kewajiban berpuasa Ramadhan (QS. Al Baqarah: 183):
{كتب عليكم الصيام} [ البقرة : 183]
Kedua, As Sunnah berfungsi sebagai penjelas hukum-hukum dalam Al Qur’an yang umumnya bersifat global.
Hadits-hadits yang yang berfungsi semacam ini sangatlah banyak. Contoh di antaranya: Firman Allah SWT:
{وأقيموا الصلاة وآتوا الزكاة}
“Dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat”
Ayat ini bersifat global dan tidak menjelaskan bagaimana tata cara mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Dalam hal ini As Sunnah (penjelasan Nabi Muhammad SAW) datang menjelaskan tatacara sholat dari waktu-waktunya, jumlah raka’at, rukun-rukun sholat, hal-hal yang membatalkan sholat, sunnah-sunnahnya, doa-doa dalam sholat (doa ruku’, sujud, qunut dll), hal-hal yang terkait dengan zakat, dari jenis-jenisnya, syarat-syaratnya serta nishab setiap jenis zakat. Demikian pula hal-hal yang terkait dengan tatacara ibadah haji, tatacara sholat jumat, tatacara sholat-sholat sunnah (sholat tarawih, sholat ied, sholat gerhana, sholat istiaqo’ dll), tatacara sholat janazah, syarat-syarat pernikahan, dll.
Dalam konteks inilah imam Imam Abu Hanifah berkata, “Tanpa Sunnah tidak seorangpun di antara kita yang mampu memahami Al Qur’an”.
Ketiga, As Sunnah membawa hukum-hukum baru yang belum termaktub dalam Al Qur’an (dan Allah telah mewajibkan kita untuk taat kepada hukum yang dibawa nabi Muhammad SAW).
Di antaranya:
Kesimpulan
Berdasarkan keterangan serta dalil-dalil di atas dapat disimpulkan bahwa tidaklah mungkin seorang muslim dapat mengamalkan ajaran Islam secara paripurna dengan cara memisahkan salah satu dari kedua sumber tersebut, atau mengambil salah satu dan meninggalkan yang lainnya, bahkan hal tersebut merupakan sebuah kekeliruan dan kesesatan; apakah hanya berhukum dengan Al Qur’an semata atau dengan As Sunnah.
Namun yang benar sebagaimana perintah Allah dan tuntunan Rasulullah SAW hendaklah seorang muslim berhukum dengan Al Qur’an dan As Sunnah berdasarkan ilmu atau bimbingan ulama yang diakui kredibilitas dan kapabilitas ijtihadnya.
Wallahua’lam
Isnan Ansory, Lc., M.Ag
Peneliti dan Dosen Kampus Syari’ah, Rumah Fiqih Indonesia (RFI) Jakarta
[1] Lihat misalnya: Ar Risalah karya imam Asy Syafi’i, As Sunnah Al Muftara ‘Alaihi karya DR. Salim Ali Al Bahnasawi, Difa’ ‘an Al Hadits An Nabawi karya DR. Ahmad Umar Hasyim dll.
[2] Al Qur’an secara terminologi adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, dibaca dengan bahasa Arab, tertulis dalam dua sisi mushaf, sampai kepada kita secara mutawatir, bernilai pahala dalam membacanya, dan dibuka dengan surat al Fatihah serta ditutup dengan surat An Naas
[3] As Sunnah secara terminologi adalah Apa-apa yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW dari perkataan, perbuatan dan ketetapannya.
[4] Lihat: Al Ghazali, Al Musthasfa, 2/2-3, Al Juwaini, Al Burhan, 1/119-120, Az Zarkasyi, Al Bahr Al Muhith, 1/17-18.
Bermazhab Atau Mengamalkan Satu Mazhab?
Isnan Ansory, Lc, MA | 2 December 2016, 08:00 | 8.776 views |
Hirarki Pendapat Dalam Mazhab Hanafi (bag. 3)
Isnan Ansory, Lc, MA | 18 December 2014, 15:56 | 7.682 views |
Hirarki Pendapat Dalam Mazhab Hanafi (bag. 2)
Isnan Ansory, Lc, MA | 17 December 2014, 16:11 | 7.754 views |
Hirarki Pendapat Dalam Mazhab Hanafi (bag. 1)
Isnan Ansory, Lc, MA | 9 December 2014, 10:58 | 12.798 views |
Hirarki Pendapat Dalam Mazhab Hanbali (2)
Isnan Ansory, Lc, MA | 5 December 2014, 11:23 | 10.191 views |
Hirarki Pendapat Dalam Mazhab Hanbali (1)
Isnan Ansory, Lc, MA | 4 December 2014, 11:14 | 11.236 views |
Kembalilah Kepada Ulama
Isnan Ansory, Lc, MA | 18 August 2014, 09:31 | 7.940 views |
Perbedaan Antara Zakat Maal dan Zakat Fitrah (2)
Isnan Ansory, Lc, MA | 27 July 2014, 22:22 | 12.821 views |
Perbedaan Antara Zakat Maal dan Zakat Fitrah (1)
Isnan Ansory, Lc, MA | 27 July 2014, 21:58 | 26.501 views |
Tidak Berpuasa Tanpa Uzur: Antara Kufur dan Dosa Besar
Isnan Ansory, Lc, MA | 30 June 2014, 00:06 | 10.242 views |
Melafazkan Niat: Bid'ahkah?
Isnan Ansory, Lc, MA | 28 June 2014, 01:56 | 9.385 views |
Dua Banding Satu: Hikmah Dan Alternatifnya
Isnan Ansory, Lc, MA | 6 June 2014, 05:51 | 8.429 views |
Wahyu Allah: Al Qur’an dan As Sunnah
Isnan Ansory, Lc, MA | 8 April 2014, 06:06 | 32.566 views |
Masalah Khilafiyyah: Apakah Termasuk Ranah Dakwah?
Isnan Ansory, Lc, MA | 4 April 2014, 06:58 | 13.998 views |
Menolak Taqlid Dalam Furuiyyah: Neo Muktazilah Qadariyyah
Isnan Ansory, Lc, MA | 16 March 2014, 11:35 | 11.707 views |
Orang Awam Tetap Harus Belajar
Isnan Ansory, Lc, MA | 1 March 2014, 06:54 | 7.541 views |
Moderasi Islam dalam Ibadah
Isnan Ansory, Lc, MA | 22 February 2014, 06:00 | 8.542 views |
Wasathiyyah/Moderasi Islam
Isnan Ansory, Lc, MA | 21 February 2014, 06:04 | 18.025 views |
Tingkatan Fuqaha'
Isnan Ansory, Lc, MA | 21 October 2013, 13:17 | 11.567 views |
Adakah Qadha' Sholat Bagi Orang Yang Telah Meninggal?
Isnan Ansory, Lc, MA | 22 September 2013, 11:34 | 47.430 views |
Ekstrimisme Dalam Beragama
Isnan Ansory, Lc, MA | 15 September 2013, 12:22 | 10.203 views |
Mujtahid Tarjih dalam Mazhab Imam Asy-Syafi'i
Isnan Ansory, Lc, MA | 2 September 2013, 00:46 | 35.340 views |
Orang Awam Wajib Taqlid Kepada Ulama
Isnan Ansory, Lc, MA | 21 August 2013, 17:55 | 12.129 views |
Pendistribusian Kaffarat Jima' di Siang Bulan Ramadhan
Isnan Ansory, Lc, MA | 15 August 2013, 13:39 | 13.775 views |
Adakah Qadha' Puasa bagi Orang yang Telah Meninggal?
Isnan Ansory, Lc, MA | 13 August 2013, 12:00 | 19.780 views |
Fiqih Islami
Isnan Ansory, Lc, MA | 12 March 2013, 09:10 | 10.093 views |
Ahmad Zarkasih, Lc | 106 tulisan |
Hanif Luthfi, Lc., MA | 69 tulisan |
Muhammad Saiyid Mahadhir, Lc, MA | 57 tulisan |
Ahmad Sarwat, Lc., MA | 48 tulisan |
Isnan Ansory, Lc, MA | 26 tulisan |
Firman Arifandi, Lc., MA | 23 tulisan |
Sutomo Abu Nashr, Lc | 20 tulisan |
Aini Aryani, Lc | 19 tulisan |
Galih Maulana, Lc | 15 tulisan |
Muhammad Abdul Wahab, Lc | 13 tulisan |
Ali Shodiqin, Lc | 13 tulisan |
Isnawati, Lc., MA | 9 tulisan |
Muhammad Ajib, Lc., MA | 9 tulisan |
Siti Chozanah, Lc | 7 tulisan |
Tajun Nashr, Lc | 6 tulisan |
Maharati Marfuah Lc | 5 tulisan |
Faisal Reza | 4 tulisan |
Ridwan Hakim, Lc | 2 tulisan |
Muhammad Aqil Haidar, Lc | 1 tulisan |
Muhammad Amrozi, Lc | 1 tulisan |
Muhammad Alfatih Mubarok | 1 tulisan |
Luki Nugroho, Lc | 0 tulisan |
Nur Azizah, Lc | 0 tulisan |
Wildan Jauhari, Lc | 0 tulisan |
Syafri M. Noor, Lc | 0 tulisan |
Ipung Multinigsih, Lc | 0 tulisan |
Teuku Khairul Fazli, Lc | 0 tulisan |
Jadwal Shalat DKI Jakarta1-4-2023Subuh 04:40 | Zhuhur 11:58 | Ashar 15:14 | Maghrib 18:02 | Isya 19:09 | [Lengkap]
|
Rumah Fiqih Indonesiawww.rumahfiqih.comJl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940 Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia Visi Misi | Karakter | Konsultasi | Pelatihan | Buku | PDF | Quran | Pustaka | Jadwal | Sekolah Fiqih
|