FIKRAH

Dukun Berkalung Surban

Dukun Berkalung Surban

by.
Jika dukun masa lalu berpakain gothik,serba hitam dan menyeramkan, maka saat ini banyak dukun yang berganti jubah. Seperti apakah?
Sengaja saya angkat tema dukun dan perdukunan; karena saya terinspirasi oleh media yang akhir-akhir ini sering mengangkat masalah dukun. Dari berita orang yang merasa dikibulin (ditipu) dukun, sampai iklan praktik perdukunan dengan beragam produknya.

Kata “dukun” sendiri dalam KBBI berarti orang yg mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna, dsb); Walaupun dalam praktiknya, dukun sangat beragam  macamnya. Mulai dari dukun pijat, dukun beranak sampai dukun santet. Tapi ketika kata dukun itu disebut sendirian, maka makna yang melekat pada benak kita lebih dekat pada makna dukun “santet” yang mengaku mengetahui alam ghaib.

Sosok dukun dalam masyarakat

Dahulu ketika saya masih tinggal di kampung yang jauh dari peradaban. Sosok dukun begitu fenomenal dihati  masyarakat. Dari urusan jodoh sampai penglaris dagangan semua dikonsultasikan ke dukun. Hampir semua aktifitas masyarakat selalu ada campur tangan dukun. Luar biasa!

Saya beranggapan, wajarlah dukun punya tempat spesial di hati masyarakat kampung, karena memang mereka tinggal jauh dari peradaban modern. Pergi ke dukun merupakan satu-satunya solusi ketika dihimpit masalah. Itu anggapan saya dahulu ketika belum pernah menginjakkan kaki di kota Metropolitan, Jakarta.

Tetapi ketika saya sudah mencicipi hidup di jakarta, saya baru tahu bahwa tenyata ada sebagian masyarakatnya yang masih memakai jasa dukun.

Ternyata... oh ternyata..! Gaya hidup boleh modern, lingkungan juga modern, tapi  -maaf- mentalnya sebagaimana mental masyarakat yang jauh dari peradaban, karena percaya kapada dukun.

Saya tidak habis pikir, mereka yang masih percaya  dukun itu bukanlah orang-orang yang bodoh atau tidak berpendidikan. Justru mereka datang dari kalangan akademisi, kamu terpelajar, bahkan tak jarang dari kalangan Pejabat Pemerintah.

Kok bisa ya??

Jawabanya; mereka adalah orang-orang yang putus asa, ingin menyelesaikan semua permasalahan hidup dengan instan. Ingin menyelesaikan masalah tanpa masalah. Sikap putus asa menjadi alasan kuat orang datang ke dukun dan memanfaatkan  jasanya.

Beberapa Ciri Dukun Masa Lalu dan Masa Kini

Beberapa waktu yang silam, kalau kita mau mengenali dukun biasanya melalui pakaian mereka yang serba hitam dengan akik atau cincin bermata batu yang melingkar disetiap jari- jenarinya. Tidak jarang para dukun itu memasang wajah garang nan seram tanpa senyum yang tersungging  untuk menampakkan kesan mistis dalam tampilannya. Ini dukun jadul.

Nah, tampilan semacam ini sangat jelas identitas dukunnya. Orang tidak akan tertipu; karena nyata-nyata dia dukun.
Tapi agaknya atribut dukun jadul ini sudah tidak lagi menjadi trend di dunia perdukunan. Mereka lebih senang menjelma dalam beberapa penampakan; tampilan kiyai dan ustadz  serta ahli pengobatan alternatif, atau malah ruqyah yang katanya Syar'i.

Tampilan jelmaan semacam ini lebih menguntungkan bagi mereka. Kalangan yang anti dukun pun bisa terkibuli dan tertipu lantaran mereka menggunakan jubah kiyai dan peci ustadz. Kalung bentuk tengkorak yang dulu sebagai simbol kebanggaan para dukun, sekarang berubah menjadi dasi rapi dalam jas ahli pengobatan alternatif.

Tapi sejatinya mereka dukun yang berganti pakaian jelmaan sesuai selera pasar. Ide cerdas bukan??

Untuk melengkapi wawasan kita tentang dukun masa kini, ada baiknya kita juga mengenal ritual dan jampi-jampi mereka.
Ciri yang paling gampang dikenali adalah ritual-ritual yang tidak masuk akal, semua tahayul, hanya akal yang sakit saja yang bisa percaya. Dari ritual mandi dengan kembang setaman sampai pengurbanan ayam hitam polos.

Kalau dulu ayat kursi (QS.Al-Baqarah: 255) diyakini sebagai ayat pengusir jin, justru dukun saat ini menggunakannya sebagai jampi untuk mendatangkan balatentaranya dari kalangan jin. Lebih kretif dan licik.

Keadaan semacam ini diperparah dengan hadirnya iklan dukun di media-media masa. Seakan tidak lagi malu menawarkan produk sihir seperti santet, gendam, pelet dsb.

Katanya dukun punya kehebatan dan keajaiban?

Masyarakat selalu mengaitkan sosok dukun sebagai orang yang punya keajaiban, mampu melakukan segala sesuatu diluar nalar akal manusia. Dia bisa mengetahui sesuatu yang tidak diketahui manusia biasa, menerawang alam ghoib dan lain sebagainya. Pokoknya susah difahami oleh akal sehat. Jangan-jangan akalnya memang sudah tidak sehat?

Keajaiban, kehebatan yang dimiliki dukun tidak terlepas dari campur tangan jin. Jin punya andil besar dalam masalah ini. Apapun aksi yang sedang dilancarkan sang dukun, baik itu aksi ramalnya, terawang alam ghoib sampai pengobatan alternatif, jin selalu ikut.

Praktik perdukunan dalam kacamata Islam

Islam  sudah lama mengenal praktik perdukunan dan sihir,. Bahkan Al-Quran dalam beberapa ayatnya membahas secara khusus masalah dunia sihir sejak awal kemunculannya.  Oleh sebab itu Rasulullah dalam banyak sabdanya mewanti-wanti umatnya agar menjauhi dunia perdukunan dan sihir.
 
Islam mengecam keras praktik perdukunan. Hanya sekedar mendatanginya saja sholat kita tidak diterima selama 40 hari lamanya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافًا لمَ ْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً

“Siapa saja yang mendatangi dukun atau peramal maka sholatnya tidak diterima selama empat puluh hari” (HR.Ahmad)

Lebih parah lagi kalau datang ke dukun disertai dengan keyakinan yang kuat. Keyakinan kalau dukun bisa memberi manfaat dan madhorot (bahaya), label “kafir” disematkan bagi dukun dan pasiennya. Padahal kata kafir merupakan antonim dari mukmin/ iman.

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
"Siapa saja yang mendatangi dukun atau peramal (para normal) kemudian meyakini ucapannya, maka dia telah kafir (mengingkari) ajaran Muhammad”

Ketika seseorang medatangi dukun, bukan solusi yang didapat, tapi masalah yang semakin berat. Harapan ingin menutupi hutang, yang ada malah harta melayang.

Maka, teruslah melakukan usaha yang disertai doa sebagai  wujud tawakkal kita kepada- Nya. Dengan tawakkal yang benar hasil yang kita harapkan tidak membut kita sombong, tapi kalau kita masih gagal tidak membuat kita putus asa. Yakinlah, hanya Allah tempat kita begantung, memohon dan meminta.

Maka bagi kita yang belum pernah datang ke dukun dan paranormal, janganlah pernah tergiur untuk datang. Dan bagi kita yang sudah terlanjur berurusan dengan dukun maka segeralah bertaubat. Jangan sampai Allah SWT mencabut nyawa kita dalam keadaan kafir. Wal ‘iyadzu billah.

Wallahu ‘alam bis-shawab

Oleh: Ahmad Hilmi

Judul lain :

Orisinalitas Syariat Islam
Krisis Ulama’: Penyebab dan Dampaknya (bag. 1)
Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Antara Kritik dan Harapan
Adil Tak Selalu Sama Rata
Krisis Ulama': Penyebab dan Dampaknya (bag. 2)
Dukun Berkalung Surban
Ikhtilaf Itu Rahmat, Benarkah?
Awas, Sepupu Bukan Mahram
Bolehkah Wanita Ziarah Kubur?
Sholat Kok Sambil Jalan?
Penguburan Massal Dalam Pandangan Fiqih
Menyikapi Hidangan Ta'ziyah
Menelusuri Hukum Hiasan Dalam Masjid
Wajibkah Seorang Ibu Menyusui Anaknya?
Benarkah Imam Ahmad Seorang Ahli Fiqih?
Sejarah Istilah Fiqih dan Kitab Fiqih Pertama
Mengulangi Shalat Jamaah Dalam Satu Masjid
Ketika Darah Haid Nifas Berhenti di Waktu Ashar atau Isya'
Sentuhan Kulit Dengan Lawan Jenis, Batalkah Wudhunya?
Pesantren, Solusi Sekolah Murah Yang Tidak Murahan
Meninggalkan Sholat Karena Ragu-ragu Darah Haid Sudah Berhenti atau Belum
Ketika Ahli Waris Ada yang Menghilang
Tanggung Jawab Vs Tanggung Malu
Wajibkah Wanita Mengenakan Mukena Ketika Shalat?
Batas Aurat Sesama Wanita
Ternyata, Perempuan Justru Mendapatkan Lebih Banyak
Koalisi ala Rasulullah
Air Dua Qullah dalam Perspektif Madzhab Al-Syafi'i
Ijtihad, Dulu dan Sekarang
Singapura Lebih Islami dari Indonesia ?
Wanita Haidh Masuk Masjid, Kenapa Tidak Boleh?
Imam al-Kasani dan Maharnya
Puasa Wishal: Bolehkah? (Bagian-2)
Puasa Wishal: Bolehkah? (Bagian-1)
Puasa Syawwal : Apa dan Bagaimana
Antara Fardhu 'Ain dan Fardhu Kifayah
Hukum Wanita Haji Tanpa Suami atau Mahram
Jangan Buru-buru Menyimpulkan Hadis
Ternyata Qunut Subuh Itu Bid'ah
Nikah Dengan Syarat Tidak Poligami, Bolehkah?
Bolehkah Denda dengan Harta/Uang?
Sholat Subuh Berapa Rakaat ?
Apa Batasan Makmum Mendapat Satu Rakaat pada Shalat Gerhana?
Antara Fiqih dan Keimanan
Antara Istihadhah dan Haidh
Jadwal Shalat DKI Jakarta 29-4-2024
Subuh 04:35 | Zhuhur 11:52 | Ashar 15:13 | Maghrib 17:51 | Isya 19:00 | [Lengkap]

Rumah Fiqih Indonesia
www.rumahfiqih.com
Jl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940
Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia