FIKRAH

Peruntukan Daging Qurban

Peruntukan Daging Qurban

by. Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir” (QS. Al-Hajj: 28)

Perhatikan ayat berikut ini:

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir (QS. Al-Hajj: 28)

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS. Al-Hajj: 36)

Juga hadits Rasulullah saw berikut:

وَقَوْلِ النَّبِيِّ - عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ - «كُنْت نَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ فَكُلُوا مِنْهَا وَادَّخِرُوا»

“Dahulu saya melarang kalian memakan daging hewan, maka (sekarang) makanlah darinya dan simpanlah”

Imam As-Syafii meriwayatkan dari Malik dari Abi Az-Zubair dari Jabir bahwasanya nabi Muhammad saw pernah melarang makan daging hewan qurban diatas tiga hari, lalu kemudian setelah itu beliau bersabda:

كُلُوا وَتَزَوَّدُوا وَادَّخِرُوا

“Makanlah dan ambillah bekal (darinya) serta simpanlah”

Dari ayat dan hadits diatas, serta hadits-hadits lainnya, juga temuan lapangan dari para sahabat, tabiin dan para ulama, akhirnya para ulama, khsusunya dari empat madzhab menyepakati utamanya dalam qurban yang hukumnya sunnah:

Dalam madzhab Hanafi, Imam Al-Kasani menuliskan sebuah hadits dalam kitabnya bada’i' (5/80):

أَنَّهُ قَالَ «إذَا ضَحَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ وَيُطْعِمْ مِنْهُ غَيْرَهُ»

Bahwasanya Rasulullah saw bersabda: “Jika salah satu diantara kalian berqurban maka hendaklah dia memakan sebagian daging qurbannya dan memberimakan orang lainnya dari sebagiannya”

Imam Al-Kasani melanjutkan:

وَالْأَفْضَلُ أَنْ يَتَصَدَّقَ بِالثُّلُثِ وَيَتَّخِذَ الثُّلُثَ ضِيَافَةً لِأَقَارِبِهِ وَأَصْدِقَائِهِ وَيَدَّخِرَ الثُّلُثَ لِقَوْلِهِ تَعَالَى {فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ} [الحج: 36] وَقَوْلِهِ - عَزَّ شَأْنُهُ - {فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ} [الحج: 28] وَقَوْلِ النَّبِيِّ - عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ - «كُنْت نَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ فَكُلُوا مِنْهَا وَادَّخِرُوا»

Dan lebih afdhal agar dimakan sepertiga, dan sepertiganya untuk menjamu keluarga dan para sahabat, serta disimpan sepertiganya, sesuai dengan firman Allah (QS. Al-Hajj: 36) dan (QS. Al-Hajj: 28), juga hadits Rasulullah saw:

«كُنْت نَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الْأَضَاحِيِّ فَكُلُوا مِنْهَا وَادَّخِرُوا»

“Dahulu saya melarang kalian (menyimpan) daging qurban, maka sekarang makanlah dan simpanlah”

Dalam madzhab Maliki, Ibnu Rusyd menuliskan dalam kitabnya Bidayah Al-Mujtahid (2/201):  

وَاتَّفَقُوا عَلَى أَنَّ الْمُضَحِّيَ مَأْمُورٌ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ لَحْمِ أُضْحِيَّتِهِ وَيَتَصَدَّقَ، لِقَوْلِهِ تَعَالَى: {فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ} [الحج: 28] . وقَوْله تَعَالَى: {وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ وَالْمُعْتَرَّ} [الحج: 36] وَلِقَوْلِهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِي الضَّحَايَا: «كُلُوا وَتَصَدَّقُوا وَادَّخِرُوا

Para ulama sepakat bahwa mereka yang berqurban diminta untuk memakan sebagian dari daging hewan sembelihan tersebut, menyedekahkannya, sebagaimana firman Allah (QS. Al-Hajj: 28) dan (QS. Al-Hajj: 36), serta hadits Rasulullah saw: “Makanlah, sedekahkanlah, dan simpanlah”.

Dalam madzhab As-Syafii, Imam As-Syafii sendiri (al-Umm: 2/246) menegaskan bahwa:

وَالضَّحِيَّةُ نُسُكٌ مِنْ النُّسُكِ مَأْذُونٌ فِي أَكْلِهِ وَإِطْعَامِهِ وَادِّخَارِهِ

Hewan qurban itu adalah ibadah yang diizinkan untuk dimakan, disedekahkan, dan disimpan.

Mengomentari pernyatan Imam As-Syafii tersebut, maka Imam Al-Mawardi (Al-Hawi: 15/115) menjelaskan bahwa:

وَذَلِكَ مُشْتَمِلٌ عَلَى أَرْبَعَةِ أَحْكَامٍ: أَحَدُهَا: أَنْ يَأْكُلَ مِنْهَا. وَالثَّانِي: أَنْ يُطْعِمَ الْفُقَرَاءَ. وَالثَّالِثُ: أَنْ يُهْدِيَ إِلَى الْأَغْنِيَاءِ. وَالرَّابِعُ: أَنْ يَدَّخِرَ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا القَانِعَ وَالْمُعْتَر} (الحج: 36) . فَنَصَّ فِي هَذِهِ الْآيَةِ عَلَى ثَلَاثَةِ أَحْكَامٍ عَلَى أَكْلِهِ، وَإِطْعَامِ الْفُقَرَاءِ، وَمُهَادَاةِ الأغنياء.

(pernyataan) tersebut mencakup empat hal dalam peruntukan hewan qurban; Pertama: Dimakan. Kedua: Disedekahkan kepada orang miskin. Ketiga: Dihadiahkan kepada orang kaya. Keempat: Disimpan. Sesuai dengan ayat:

فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا القَانِعَ وَالْمُعْتَر

“Maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta” (QS.Al-Hajj: 28)

Dan ayat ini secara teks menunjukkan tiga keperuntukan, yaitu; dimakan, disedekahkan (kepada fakir) dan dihadiahkan kepada orang kaya.

Sedangkan untuk perihal bolehnya menyimpan, maka landasan dasarnya adalah hadits riwayat Imam As-Syafii dari Malik dari Abdullah bin Abu Bakr dari ‘Amrah binti Abdurrahman dari Aisyah ra: … “dikatakan: Bukankah engkau melarang kami untuk memakan/meyimpan daging qurban lebih dari tiga hari? Maka Rasulullah saw bersabda:

إِنَّمَا نَهَيْتُكُمْ مِنْ أَجْلِ الدَّافَّةِ الَّتِي دَفَّتْ فَكُلُوا وَتَصَدَّقُوا وَادَّخِرُوا

“Sesungguhya dahulu saya melarang kalian itu karena pada waktu itu sedang ada bencana, maka sekarang makanlah, sedekahkanlah dan simpanlah”

Terkait prosentase antara empat hal diatas, maka Imam Al-Mawardi (Al-Hawi: 15/116-117) melanjutkan, bahwa Imam As-Syafii mempunyai dua pendapat; pendapat lama dan pendapat baru.

قَالَهُ فِي الْقَدِيمِ - يَأْكُلُ وَيَدَّخِرُ وَيُهْدِي النِّصْفَ وَيَتَصَدَّقُ عَلَى الْفُقَرَاءِ بِالنِّصْفِ، لِأَنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: {فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا البَائِسَ الفَقِيرِ) الحج: 28

Adapun pedapat lama adalah: Separuhnya untuk dimakan dan disimpan, sedangkan separuhnya lagi untuk disedekahkan, sesuai dengan firman Allah (QS. Al-Hajj:  28).

قَالَهُ فِي الْجَدِيدِ - أَنْ يَأْكُلَ، وَيَدَّخِرَ الثُّلُثَ، وَيُهْدِيَ الثُّلُثَ، وَيَتَصَدَّقَ عَلَى الْفُقَرَاءِ بِالثُّلُثِ لِقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى:: {فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا القَانِعَ وَالمُعْتَرَّ{

Sedangkan pendapat baru adalah sepertiga untuk makan dan disimpan, sepertiga untuk hadiah, dan sepertiga untuk disedekahkan kepada fakir, sesuai dengan firman Allah (QS. Al-Hajj: 36)

Dalam madzhab Hanbali, Imam Ibnu Qudamah menjelaskan (Al-Mughni: 9/448-449):

وَالِاسْتِحْبَابُ أَنْ يَأْكُلَ ثُلُثَ أُضْحِيَّتِهِ، وَيُهْدِيَ ثُلُثَهَا، وَيَتَصَدَّقَ بِثُلُثِهَا، وَلَوْ أَكَلَ أَكْثَرَ جَازَ

Disunnhakan untuk memakan sepertiga dari hewan qurbannya, menghadiahkan sepertiganya, dan menyedekahkan sepertiganya. Jikapun memakan lebih dari sepertiganya maka hukumnya boleh.

 

Imam Ahmad berkata:

قَالَ أَحْمَدُ: نَحْنُ نَذْهَبُ إلَى حَدِيثِ عَبْدِ اللَّهِ: يَأْكُلُ هُوَ الثُّلُثَ، وَيُطْعِمُ مَنْ أَرَادَ الثُّلُثَ، وَيَتَصَدَّقُ عَلَى الْمَسَاكِينِ بِالثُّلُثِ.

Kami berpendapat sesuai dengan hadits Abdullah: Dia yang berqurban memakan sepertiganya, memberi makan siapa saja yang dia mau sepertiganya, dan bersedekah dengan orang miskin sepertiganya.

Pendapat dalam madzhab ini juga mengambil hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra perihal bentuk qurbannya nabi, Ibnu Abbas ra berkata:

يُطْعِمُ أَهْلَ بَيْتِهِ الثُّلُثَ، وَيُطْعِمُ فُقَرَاءَ جِيرَانِهِ الثُّلُثَ، وَيَتَصَدَّقُ عَلَى السُّؤَّالِ بِالثُّلُثِ

“(Beliau) memberi makan keluarganya sepertiga, memberi makan tetangganya sepertiga, dan bersdekah kepada mereka yang meminta sepertiga” (HR. Abu Musa Al-Ashfahani)

Dan ini juga pendapat dari sahabat Ibnu Mas’ud dan Umar, dan tidak diketahui ada sahabat lainnya yang berselesih pendapat, maka kondisi seperti ini seperti ijma’, begitu tegas Ibnu Qudamah.

Wallahu A’lam Bisshawab



Judul lain :

Edisi Tafsir: Pornografi dan Pornoaksi dalam Penjelasan al-Quran
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Lahir Sebelum Enam Bulan Usia Pernikahan, Bagaimanakah Perwaliannya?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Sholat Sunnah Qobliyah dan Ba’diyah, Seberapa Penting?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Tanda Orang Faham (Faqih) itu Pendek Khutbahnya
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Sholatnya Orang Mabuk
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Habis Aqad Nikah Langsung Talak
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Imam Ahmad bin Hanbal Punya Kontrakan
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Main Hape Saat Khutbah Jumat
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Mengapa Kita Tidak Boleh Berbeda?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Percobaan Akad Nikah
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Nasihat Cinta Dari Seorang Guru
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Bahasa Arab dan Pemahaman Syariah
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Suntik: Apakah Membatalkan Puasa?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Mudik, Berbuka atau Tetap Berpuasa?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Hak Waris Anak Dalam Kandungan
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Edisi Tafsir: Wanita Baik Untuk Laki-Laki yang Baik
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Madzhab Ustadz
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Huruf Waw dan Pengambilan Hukum Fiqih
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Tidak Semua Harus Menjadi Mujtahid
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Ijab dan Qabul
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Kitab Percaya Diri dan Kitab Tahu Diri
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Haruskah Membiayai Walimah Dengan Harga Yang Mahal?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Menghadiri Undangan Walimah, Wajibkah?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Imam Malik bin Anas; Ulama High Class
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Mengapa Bagian Istri Lebih Sedikit Ketimbang Saudara?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Label Halal Makanan, Pentingkah?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Aqad dan Resepsi
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Mengapa Langsung Iqamah?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Harus Qadha Dulu Baru Boleh Puasa Syawal?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Menunggu Hasil Sidang Itsbat
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Tafsir Pendidikan: Bismillah
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Hari Arafah dan Puasa Arafah Tidak Boleh Berbeda?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Melafazkan Niat Puasa Sesudah Sholat Tarawih
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Qiyamul Lail, Tarawih dan Tahajjud
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Perempuan: Tarawih Di Rumah atau Di Masjid?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Wasiat Harta Al-Marhum
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Bagaimana Cara Mandi Wajib Yang Benar?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Siapa Saja Yang Wajib Kita Nafkahi?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Hanya Tahu Hak dan Lupa Kewajiban
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Shalat Dhuha Berjamaah, Bolehkah Hukumnya?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Patungan Siswa Apakah Bisa Disebut Qurban?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Belum Aqiqah Tidak Boleh Berqurban?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Faidah Fiqih Dari Kisah Nabi Khidhr dan Musa AS
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Darah Karena Keguguran, Istihadhah atau Nifas?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Tanda Tangan Mewakili Tuhan
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Jadilah Seperti Anak Adam (Habil)
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Nafkah Istri dan Orang Tua, Mana yang Harus Diutamakan?
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
4 Hal Terkait Niat Puasa Ramadhan
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Israk dan Mikraj Dalam Tinjauan Fiqih
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Tiga Kelompok Manusia di Bulan Ramadhan
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Khutbah Idul Fitri 1437 H; Tauladan Nabi Yusuf as Untuk Hidup yang Harmonis
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Sifat Shalat: Berdiri Bagi yang Mampu
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Sifat Shalat: Membaca Doa Iftitah
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Tidak Boleh Potong Rambut dan Kuku
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Menjual Kulit dan Memberi Upah Panitia Qurban
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Beberapa Hal yang Disukai Dalam Penyembelihan Qurban
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Peruntukan Daging Qurban
Saiyid Mahadhir, Lc, MA
Jadwal Shalat DKI Jakarta 29-4-2024
Subuh 04:35 | Zhuhur 11:52 | Ashar 15:13 | Maghrib 17:51 | Isya 19:00 | [Lengkap]

Rumah Fiqih Indonesia
www.rumahfiqih.com
Jl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940
Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia