FIKRAH

Apakah Ada Istilah "Tajil" Dalam Syariah?

Apakah Ada Istilah "Tajil" Dalam Syariah?

by. Ahmad Zarkasih, Lc
Kenapa menu hidangan ringan berbuka puasa disebut dengan Tajil? Adakah sebenarnya istilah ini dikenal dalam syariah? Kalau berbuka ada istilah Tajil, lalu bagaimana dengan sahur? Apa ada istilah populernya juga?

Sampai sekarang tidak diketahui kenapa menu atau hidangan ringan berbuka puasa disebut dengan istilah “Tajil”. Entah dari mana datangnya istilah ini, apakah ini bahasa serapan atau memang ini istilah yang dibuat-buat saja kemudian secara tidak sengaja diterima oleh sebagian besar orang Indoesia dan kemudian menjadi lumrah?

Dan saya pun belum pernah mendengar ada ahli bahasa Indonesia yang membahas ini. Tapi yang paling dekat dengan kenyataan ialah bahwa kata “Tajil” diambil dari kata bahasa Arab yaitu kata [عجّل – يعجّل - تعجيل] ‘Ajjala-Yu’ajjilu-Ta’jiil yang berarti bersegera atau menyegerakan.

Dinamakan demikian, karena memang dalam syariah ini berbuka puasa itu sunnahnya disegerakan dan tidak ada penundaan. Maksudnya kalau memang sudah masuk waktu berbuka ya langsung membatalkan puasa, tidak perlu lagi menunda sampai larut malam. Sunnahnya di-Ta’jil (disegerakan).

لَا يَزَالُ اَلنَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا اَلْفِطْرَ

Nabi saw bersabda: “Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama ia menyegerakan berbuka” (Muttafaq ‘Alayh)

Mulai dari sinilah muncul istilah “Ta’jil”, kemudian diserap menjadi “Tajil” (tanpa koma diatas setelah Ta yang menunjukkan huruf ‘Ain). Dan tersebarlah kata Tajil itu yang kemudian mayshur dalam bahasa Indonesia walaupun sampai sekarang kata itu belum masuk KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Dan ini nama yang berbuah sunnah, karena memang namanya tajil yang bersumber dari istilah Ta’jil yang berarti menyegerakan. Orang-orang jadi lebih sigap dan seksama ketika berbuka, ingin sekali bersegera membatalkan puasa ketika waktunya tiba. Dan ini bagus sekali, karena memang sunnah-nya seperti itu.

Ta'jil-Ifthor & Ta'khir Sahur

Tapi sayangnya, itu hanya berlaku untuk berbuka puasa, tidak untuk bersantap sahur. Padahal dalam syariah ada istilah Ta’jil Al-Ifthor (menyegerakan berbuka) dan Ta’khir Al-Sahur (mengakhirkan sahur). Dan kedua-duanya adalah sebuah ke-sunnahan dalam berpuasa.

Sunnah menyegerakan berbuka puasa dan sunnah mengakhirkan santap sahur. Maksudnya mengakhirkan ialah bersantap sahur di waktu yang tidak terlalu jauh jaraknya antara makan dan waktu fajar (subuh). Jadi jarak keduanya sangat dekat bahkan sangat dekat sekali. Ini kesunnahan yang banyak dilupakan oleh kebanyakan orang.

Dalam redaksi hadits Ta’jil yang telah disebutkan diatas, dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan tambahan redaksi kalimat yang berbunyi,

وأخروا السحور

“…. Dan mengakhirkan sahur” (HR Imam Ahmad)

Jadi arti keseluruhannya menjadi; “Manusia masih terhitung dalam kebaikan selama ia menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur”

Ini juga dikuatkan oleh hadits Anas bin Malik ra dari Zaid bin Tsabit ra, beliau bersabda:

تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

“kami bersantap sahur bersama Nabi Muhammad saw lalu kami sholat (subuh) berjamaah”, Anas berkata kepada Zaid: “berapa jarak waktu antara adzan (subuh) dan sahur kalian (bersama Nabi saw)?” Zaid menjawab: “sekitar bacaan quran 50 ayat” (HR Bukhori)

Jadi memang jarak waktu sahur Nabi saw dengan waktu fajar sangat dekat, hanya sekitar jangka waktu bacaan 50 ayat Quran yang dibaca dengan nada sedang, tidak cepat dan tidak lambat. Nah dengan 2 hadits diatas, ulama meurumuskan kesunnahan mengakhirkan sahur itu.

Kalau berbuka ada istilah Tajil, dan kemudian nama itu menjadi berkah karena orangpun mengamalkan Ta’jil itu sendiri dengan sigap menyegerakan berbuka. Seharusnya sahur pun demikian, mestinya istilah Ta’khir Sahur itu dipopulerkan, untuk menjadi kesunnahan dan kebiasaan orang dalam mengakhirkan sahur sebagaimana mereka juga menyegerakan berbuka.

Selain karena memang ini kesunnahan dalam, kebiasaan mengakhirkan sahur juga mempunyai hikmah kesehatan. Salah satu yang paling nyata ialah memperlama jangka waktu makanan untuk tetap berada didalam tubuh sehingga memperkuat tubuh. Karena makin dekat ke subuh, makin lama makanan akan diam hingga siang nanti.

Kebiasaan Yang Keliru

Tapi sayangnya yang terjadi malah sebaliknya. Orang malah lebih suka menyegerakan makan sahur dibanding mengakhirkannya yang merupakan sebuah kesunnahan. Malam belum memasuki waktu sepertiganya, mereka justru sudah beres makan sahur.

Di musholla-musholla dan masjid-masjid beberapa tempat, sudah mulai ramai Tahrib Sahur dengan menyalakan pengeras suara sejak puku 02.00 pagi. Ini kan jelas menggangu waktu istirahat warga. Ini kebiasaan yang semestinya harus diluruskan. Yang parahnya lagi, mereka mengisi pengeras suara masjid itu bukan dengan sholawat atau lantunan ayat, tapi justru dengan nyanyian-nyanyian yang sangat tidak layak dikumandangkan dalam sebuah tempat ibadah.

Entah apa alasannya, mungkin agar bisa menonton serial sinetron sahur yang ada di tivi agar tak terganggu makan, atau memang senang dengan hiburan-hiburan sahur yang sepertinya sudah melampaui batas normal gurauan dan sebagainya yang membuat orang senang sekali menyegerakan sahur.

Malah ada yang malas sahur dan mensiasatinya dengan sahur di tengah malam, lalu kemudian tidur hingga waktu subuh tiba, atau malah bablas hingga tak sholat subuh. Na’udzu billah

Padahal selain menguatan badan, sahur juga merupakan suatu kesunnahan yang pastinya dengan menyantap sahur itu kita mendapat pahala. Terlebih lagi bahwa dalam waktu sahur itu ada keberkahan.

قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم : تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةٌ.

Nabi saw bersabda: “Bersahurlah karena dalam sahur itu ada keberkahan” (Muttafaq ‘Alayh)

Wallahu A’lam



Judul lain :

Ulama-ulama Bujang
Ahmad Zarkasih, Lc
Keistimewaan Ilmu Faraidh
Ahmad Zarkasih, Lc
KHI : Kitab Suci Beraroma Kontroversi (bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc
Ulama Pesanan
Ahmad Zarkasih, Lc
Meng-kecil-kan yang Kecil, Mem-BESAR-kan yang Besar
Ahmad Zarkasih, Lc
Hukum Beli Barang Black Market
Ahmad Zarkasih, Lc
Menulis, Proses Penyelamatan Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc
Pengkhianat Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc
Galaunya Para Ulama
Ahmad Zarkasih, Lc
Buku Fiqih Yang Tidak Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Siapa Salah, Siapa Kena Getahnya
Ahmad Zarkasih, Lc
Dokter dan Apoteker
Ahmad Zarkasih, Lc
Masjid Kok Dikunci?
Ahmad Zarkasih, Lc
Matang Sebelum Waktunya
Ahmad Zarkasih, Lc
Ustadz Anonim di Medsoc
Ahmad Zarkasih, Lc
Teka-Teki Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Keanehan Hukum Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Almarhum Bukan Gelar
Ahmad Zarkasih, Lc
Menyematkan Nama Suami di Belakang Nama Istri
Ahmad Zarkasih, Lc
Dilema Punuk Unta
Ahmad Zarkasih, Lc
Siapa Yang Wajib Puasa Ramadhan?
Ahmad Zarkasih, Lc
Yang Boleh Tidak Berpuasa Ramadhan
Ahmad Zarkasih, Lc
Setan Dibelenggu, Kenapa Masih Ada Yang Maksiat?
Ahmad Zarkasih, Lc
Tarawih 4 Rokaat 1 Salam, Boleh atau Tidak?
Ahmad Zarkasih, Lc
Apakah Ada Istilah "Tajil" Dalam Syariah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Makna Jauf (Rongga) Dalam Pengertian Fiqih Puasa
Ahmad Zarkasih, Lc
Hak Cipta Dalam Pandangan Syariah
Ahmad Zarkasih, Lc
Al-Tanaazul (Turun Tahta) Dalam Kajian Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Haruskah Beri'tikaf dan Begadang di Malam Lailatul-Qodr
Ahmad Zarkasih, Lc
Pendapat Awam Tidak Masuk Hitungan
Ahmad Zarkasih, Lc
Syubhat Bukan Haram
Ahmad Zarkasih, Lc
Sholat Jumat Tapi Tidak Mendengarkan Khutbah
Ahmad Zarkasih, Lc
Membangun Keluarga Ahli Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Ijtihadnya Orang Awam
Ahmad Zarkasih, Lc
Lumbung Tanpa Padi
Ahmad Zarkasih, Lc
Hukum Mengambil Upah Dakwah
Ahmad Zarkasih, Lc
Korupsi Bukan Pencurian, Tak Usah Potong Tangan
Ahmad Zarkasih, Lc
Fatwa, Apakah Wajib Ditaati?
Ahmad Zarkasih, Lc
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 1)
Ahmad Zarkasih, Lc
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc
Mengkritisi Slogan Kembali ke Al-Quran dan Sunnah
Ahmad Zarkasih, Lc
Tidak Bersedih Dengan Kematian Ulama Berarti Munafiq?
Ahmad Zarkasih, Lc
Titip Doa
Ahmad Zarkasih, Lc
Jasa Penghulu Nikah Sirri
Ahmad Zarkasih, Lc
Nikah Punya Banyak Hukum
Ahmad Zarkasih, Lc
Sholat di Masjid Yang Ada Kuburannya
Ahmad Zarkasih, Lc
Ilmu Fiqih Bukan Ilmu Sembarang
Ahmad Zarkasih, Lc
Menantang Ulama
Ahmad Zarkasih, Lc
Mayit Diadzab Karena Tangisan Keluarganya, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Fiqih Dulu dan Sekarang
Ahmad Zarkasih, Lc
Belajar Taqlid dari Ibnu Qudamah
Ahmad Zarkasih, Lc
Adakah Qadha' Sholat?
Ahmad Zarkasih, Lc
Pendapatku Benar Tapi Bisa Jadi Salah
Ahmad Zarkasih, Lc
Bolehkah Muslim Masuk Gereja atau Tempat Ibadah Agama Lain?
Ahmad Zarkasih, Lc
Sepatu Yang Terbuat Dari Kulit Babi
Ahmad Zarkasih, Lc
Kenapa Calo Dilarang, dan Agen Tidak?
Ahmad Zarkasih, Lc
Meninggal Bersama dalam Kecelakaan, Bagaimana Pembagian Warisnya?
Ahmad Zarkasih, Lc
Belajar Bijak dalam Berbeda dari Ulama Salaf
Ahmad Zarkasih, Lc
KHI : Kitab Suci Beraroma Kontroversi
Ahmad Zarkasih, Lc
Beda Level Penyanyi dan Suka Menyanyi
Ahmad Zarkasih, Lc
Ulama Juga Harus Mengerti Sains
Ahmad Zarkasih, Lc
Hukum Yang Punya Sebab
Ahmad Zarkasih, Lc
Gono-Gini Antara Syariah dan Hukum Adat (Bag. 1)
Ahmad Zarkasih, Lc
Gono-Gini Antara Syariah dan Hukum Adat (Bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc
Jama' Sholat Tanpa Udzur, Bolehkah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Mau Jadi Kritikus Madzhab Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Bukan Mujtahid Kok Mentarjih?
Ahmad Zarkasih, Lc
Shalat Zuhur Setelah Shalat Jumat
Ahmad Zarkasih, Lc
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 3)
Ahmad Zarkasih, Lc
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 4)
Ahmad Zarkasih, Lc
Imam Malik, Hadits Mursal dan Amal Ahli Madinah
Ahmad Zarkasih, Lc
Madzhab Fiqih Zaidiyah
Ahmad Zarkasih, Lc
Professor Harfu Jarr
Ahmad Zarkasih, Lc
Imam Abu Hanifah dan Imam Al-Baqir
Ahmad Zarkasih, Lc
Lawan Tapi Mesra
Ahmad Zarkasih, Lc
Tarjih Antara 2 Hadits Yang Bertentangan
Ahmad Zarkasih, Lc
Mau Ikut Nabi apa Ikut Ulama?
Ahmad Zarkasih, Lc
Jual Beli Kucing, Haramkah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Merubah Kelamin, Bagaimana Jatah Warisnya?
Ahmad Zarkasih, Lc
Kanibalisasi Madzhab
Ahmad Zarkasih, Lc
Semangat Ramadhan Harus Dengan Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc
Niat Berbuat Buruk Tidak Terhitung Dosa, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Apakah Kita Cinta Nabi?
Ahmad Zarkasih, Lc
Miskin Ilmu Jago Ngambek
Ahmad Zarkasih, Lc
Kenapa Sahabat Melakukan Dosa, Padahal Mereka Generasi Terbaik?
Ahmad Zarkasih, Lc
Puasa Syawal Hukumnya Makruh, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Kawin Paksa, Masih Zaman?
Ahmad Zarkasih, Lc
Kufu', Syarat Sah Nikah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Shalat untuk Menghormati Waktu, Apa dan Bagaimana?
Ahmad Zarkasih, Lc
Tidak Tahu Sok Tahu, Tahu Tapi Belagu
Ahmad Zarkasih, Lc
Satu Kampung Hanya Boleh Ada Satu Jumat, Begitukah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Mana Yang Boleh dan Tidak Boleh Berbeda
Ahmad Zarkasih, Lc
Nabi Tidak Mengerjakan, Berarti Itu Haram?
Ahmad Zarkasih, Lc
Bersiwak di Masjid Hukumnya Makruh
Ahmad Zarkasih, Lc
Banci Jadi Imam, Boleh?
Ahmad Zarkasih, Lc
Ternyata, Shalat Wajib Hanya Satu!
Ahmad Zarkasih, Lc
Berguru Kepada Mesin Pencari Gugel
Ahmad Zarkasih, Lc
Belajar Fiqih itu Santai
Ahmad Zarkasih, Lc
Lebih Utama Tidak Berbeda
Ahmad Zarkasih, Lc
Nabi SAW Tidak Anti Kepada Non-Muslim
Ahmad Zarkasih, Lc
Muslim itu Yang Baik Sosialnya, Bukan Hanya Yang Rajin Ibadah
Ahmad Zarkasih, Lc
Dilema 'Mujtahid' Kekinian
Ahmad Zarkasih, Lc
Kalau Ada Pertanyaan 'Mana Dalil?'
Ahmad Zarkasih, Lc
Wajah Santun Dakwah Nabi Muhammad
Ahmad Zarkasih, Lc
Mampu atau Tidak Berkurban? Ini Standarnya
Ahmad Zarkasih, Lc
Kalau Awam Boleh Ijtihad
Ahmad Zarkasih, Lc
Jadwal Shalat DKI Jakarta 29-4-2024
Subuh 04:35 | Zhuhur 11:52 | Ashar 15:13 | Maghrib 17:51 | Isya 19:00 | [Lengkap]

Rumah Fiqih Indonesia
www.rumahfiqih.com
Jl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940
Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia