FIKRAH

Jama' Sholat Tanpa Udzur, Bolehkah?

Jama' Sholat Tanpa Udzur, Bolehkah?

by. Ahmad Zarkasih, Lc
Dalam Hadits shahih riwayat Imam Muslim dari sahabat Ibnu Abbas bahwa Nabi saw menjama' sholat zuhur dan ashar serta maghrib dan isya tanpa sebab. Lalu apakah boleh menjama' sholat tanpa udzur?

Ulama 4 madzhab sepakat bahwa menjama; sholat terlarang kecuali karena sebab-sebab yang memang mebolehkan jama’ seperti; safar, pun safar tidak asal boleh jama’ melainkan jika memang syarat-syarat safar itu terpenuhi. Bahkan madzhab Imam Abu Hanifah tidak melihat adanya jama’ sholat yang dibolehkan kecuali ketika di muzdalifah.[1]  

Apa yang dilakukan Nabi dalam riwayat-riwayat jama’ sholat, menurut madzhab Imam Abu Hanifah bukanlah menjama’ dalam artian mengerjakan sholat satu di waktu sholat lain. Akan tetapi ialah mengakhirkan sholat sampai akhir waktu sehingga mendekati waktu sholat sesudahnya, dan menyegerakan sholat. Sehingga terlihat seperti jama’, akan tetapi tidak. ini yang disebut sebagai jama’ Shuri, dalam madzhab Hanafi.

Karena memang ayat-ayat dan hadits-hadits tentang sholat pada waktunya itu semua pada derajat yang shahih bahkan mutawatir, jadi hukum yang dikandungnya tidak bisa dijatuhkan kecuali dengan dalil yang khusus mengkhususkan itu semua.

Bahkan dalam sebuah riwayat yang shahih dari Imam AL-Bukhori dalam kitabnya Al-Jami’ Al-Shahih, yang terkenal dengan shahih bukhori, dari Imam Ibnu mas’ud ra, beliau berkata:

قَال ابْنُ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : مَا رَأَيْت النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى صَلاَةً لِغَيْرِ مِيقَاتِهَا إِلاَّ صَلاَتَيْنِ جَمَعَ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِجَمْعٍ أَيْ بِمُزْدَلِفَةَ

“Aku tidak pernah melihat Nabi saw sholat bukan pada waktunya kecuali 2 sholat, belau menjama’ sholat maghrib dan isya di jama’ atau di muzdalifah” (HR BUkhori)  

Jama’ Tanpa Udzur

Terkait sholat jama’ yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad saw yang mana jama’ itu dilakukan tanpa sebab, memang ada riwayat yang mneyebutkan itu, dan riwayatnya shahih dari Imam Muslim:

جَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلَا مَطَرٍ

“Nabi saw menjama’ sholat zuhur dan ashar juga mnejama; sholat maghrib dan isya di madinah tanpa ada sebab ‘takut’ dan juga tanpa sebab hujan” (HR muslim)

Dari hadits ini para ulama 4 madzhab tetap dalam pendirian, bahwa tidak ada jama’ kecuali ada udzur syar’I. jadi tidak ada istilahnya jama’ tanpa sebab. Dan ini dijelaskan secara gamblang oleh Imam Ibnu Rusyd dalam kitabnya Bidayah Al-Mujtahid wa Niahayah Al-Muqtashid pada Bab Sholat Jama’.

Jika Mendesak dan Tidak Terulang-Ulang

Hanya saja memang ada beberapa kelompok yang membolehkan menjama’ sholat walau tanpa sebab sebagaimana hadits Ibnu Abbas tersebut, diantara mereka ialah Ibnu Sirin, Madzhab Al-Zohiri, Asyhab dari kalangan Malikiyah, dan juga Ibnu Al-Mundzir dari kalangan syafi’iyyah.[2]

Itupun bukan tanpa sebab, mereka membolehkan jika memang ada kebutuhan yang mendesak, yang tidak memungkinkan seorang muslim untuk sholat tepat waktu kecuali dengan di jama’, karena lanjutan haditsnya Ibnu Abbas tersebut:

فِي حَدِيثِ وَكِيعٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ لِمَ فَعَلَ ذَلِكَ قَالَ كَيْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ

“dalam hadits waqi’, beliau berkata kepada Ibnu Abbas: ‘kenapa Nabi melakukan itu?’, Ibnu Abbad menjawab: ‘agar tidak memberatkan ummatnya’!”

Jadi ‘Illah (sebab) bolehnya jama’ tanpa sebab itu ialah Raf’ul Haraj [رفع الحرج] (agar tidak memberatkan), dan sesuatu yang berat itu ada ketika adanya kesulitan dan situasi yang kritis.

Denan lanjutan hadits ini, Ibnu Sirin dan juga Asyhab mensyaratkan bahwa ia boleh menjama’ sholat jika memang ada kebutuhan yang mendesak, asalkan situasi itu tidak terjadi berulang-ulang. Artinya itu kejadian yang insidentil, bukan sebuah rutinitas.[3]

Dita’wil untuk Hujan dan Orang Sakit

Ulama 4 madzhab tetap pada pendapat bahwa tidak boleh jama’ tanpa sebab. Dan terkait dengan hadits Ibnu Abbas tersebut, Imam Ibnu Qudamah menjelaskan bahwa hadits itu ditakwil pemahamannya untuk orang yang sakit. Jadi Nabi saw menjama’ sholat bukan karena sebab, akan tetapi untuk menunjukkan kebolahannya bagi yang sakit.

وَحَدِيثُ ابْنِ عَبَّاسٍ حَمَلْنَاهُ عَلَى حَالَةِ الْمَرَضِ

“dan hadits Ibnu Abbas kami haml (bawa) maknanya untuk keadaan sakit” [4]

Sedang Imam Syairozi dalam kitabnya Al-Muhadzdzab, terkait hadits Ibnu Abbas itu,beliau menukil pendapatnya Imam Malik bahwa hadits tersebut tidaklah seperti manthuq-nya (teks), akan tetapi digiring (haml) maknanya bahwa Nabi saw menjama’-nya ketika hujan.[5]

Dan ini juga yang disebutkan Imam Ibnu Rusyd dalam kitabnya Bidayah, bahwa Imam Malik melihat hadits itu diperuntukkan untuk orang sakit yang keadaannya tidak mungkin melakukan sholat tepat waktu.[6]

Jama’ Tanpa Sebab = Dosa Besar

Karena memang menjama’ sholat tanpa sebab, menurut mayoritas ulama adalah dosa besar. Seperti yang telah disinggung di awal, bahwa dalil-dalil tentang waktu sholat itu kedudukannya sangat kuat bahwa sampai mutawatir. Melanggar sesuatu yang mutawatir adalah sebuah dosa.

Imam Ibnu Abi syaibah dalam Mushonnaf-nya meriwayatkan sebuah qaul dari Umar bin Abdul Aziz:

عَنْ أُبَيِّ بْنِ عَبْدِ اللهِ ، قَالَ : جَاءَنَا كِتَابُ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ : أنْ لاَ تَجْمَعُوا بَيْنَ الصَّلاَتَيْنِ إِلاَّ مِنْ عُذْرٍ.

“dari Ubai bin Adbillah: telah datang kepada kami surat dari Umar bin abdul Aziz yang berkata: “janganlan kalian menjama’ 2 sholat tanpa udzur!”

Dalam riwayat Imam Turmudzi dan juga Imam Al-Daroquthni, termasuk juga Imam Al-Baihaqi, Nabi saw bersabda:

مَنْ جَمَعَ بَيْنَ الصَّلَاتَيْنِ مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ فَقَدْ أَتَى بَابًا مِنْ أَبْوَابِ الْكَبَائِرِ

“barang siapa yang manjama’ 2 sholat tanpa sebab, itu berarti ia telah mendatangi satu pintu dari pintu-pintu dosa besar” [7]

Hadits Ibnu Abbas Bukan Jama’ Melainkan Jama’ Shuri

Imam Ibnu Rusyd dalam kitabnya Bidayah, secara jelas menerangkan bahwa ulama 4 madzhab melarang manjama’ sholat tanpa uzdur. Terkait hadits Ibnu Abbas tersebut, jumhur ulama mengatakan bahwa selain takwil hujan dan orang sakit yang telah disebutkan di atas, bahwa jama’ yang dimaksud dalam hadits Ibnu Abbas itu ialah jama’ shuri, bukan jama’ sesungguhnya.

Yaitu dengan mengakhirkan sholat zuhur di penghujung waktu dan menyegerakan ashar di awal waktu, sehingga seakan-akan seperti menajama’ padahal tidak. semua sholat dikerjakan tepat pada waktunya, hanya zuhur diakhirkan dan ashar disegerakan, itu saja!

Terlebih lagi bahwa memang telah ada ijma’ (konsesus) bahwa tidak boleh menjama’ dua sholat tanpa sebab dalam keadaan hadir (bukan musafir).[8]

Makin jelas bahwa itu adalam jama’ shuri dengan penjelasan yang diterangkan oleh Imam Al-Syaukani dalam kitabnya Nailul-Awthor , beliau mengatakan:

وَمِمَّا يَدُلّ عَلَى تَعْيِين حَمْل حَدِيثِ الْبَابِ عَلَى الْجَمْع الصُّورِيّ مَا أَخْرَجَهُ النَّسَائِيّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ بِلَفْظِ: «صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا، وَالْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ جَمِيعًا، أَخَّرَ الظُّهْر وَعَجَّلَ الْعَصْر، وَأَخَّرَ الْمَغْرِبَ وَعَجَّلَ الْعِشَاءَ» فَهَذَا ابْنُ عَبَّاسٍ رَاوِي حَدِيثِ الْبَابِ قَدْ صَرَّحَ بِأَنَّ مَا رَوَاهُ مِنْ الْجَمْع الْمَذْكُور هُوَ الْجَمْع الصُّورِيّ.

“dan salah satu yang menguatkan bahwa jama’ yang dimaksud dalam hadits Ibnu Abbas itu adalah jama’ Shuri, itu apa yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasa’i dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan: ‘aku sholat bersama Nabi saw zuhur dan ashar bersamaan (jama’), juga maghrib dan isya bersamaan (jama’), Beliau mengakhirkan zuhur dan menyegerakan ashar, dan mengakhirkan maghrib serta menyegerakan isya’

Dan ini adalah riwayat Ibnu Abbas yang merupakan perawi hadits bab ini (jama’ tanpa udzur), beliau telah mnejelaskan bahwa apa yang diriwayatkannya itu (jama’ tanpa udzur) adalah jama’ shuri” [9]

Makin diperkuat dengan apa yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori:

قَال ابْنُ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : مَا رَأَيْت النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى صَلاَةً لِغَيْرِ مِيقَاتِهَا إِلاَّ صَلاَتَيْنِ جَمَعَ بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِجَمْعٍ أَيْ بِمُزْدَلِفَةَ

“Aku tidak pernah melihat Nabi saw sholat bukan pada waktunya kecuali 2 sholat, belau menjama’ sholat maghrib dan isya di jama’ atau di muzdalifah” (HR BUkhori)

Wallahu a’lam



[1] Raddul Muhtar ‘ala Al-Dur Al-Mukhtar 1/256

[2] Al-Majmu’ 4/384, Bidayah Al-Mujtahid 1/184

[3] Al-Majmu’ 4/384

[4] Al-Mughni 2/250

[5] Al-Muhadzdab 1/198

[6] Bidayah Al-Mujtahid 1/184

[7] Dalam sanadnya terdapat Husain bin Qois, dan ia adalah seorang yang dhoif. Imam Turmudzi mengomentari bahwa mengamalkan hadist ini menurut para ulama ialah bahwa tidak boleh manjama’ sholat tanpa udzur kecuali safar dan juga sakit.

[8] Bidayah Al-Mujtahid 1/182

[9] Nailul Awthor 3/258



Judul lain :

Ulama-ulama Bujang
Ahmad Zarkasih, Lc
Keistimewaan Ilmu Faraidh
Ahmad Zarkasih, Lc
KHI : Kitab Suci Beraroma Kontroversi (bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc
Ulama Pesanan
Ahmad Zarkasih, Lc
Meng-kecil-kan yang Kecil, Mem-BESAR-kan yang Besar
Ahmad Zarkasih, Lc
Hukum Beli Barang Black Market
Ahmad Zarkasih, Lc
Menulis, Proses Penyelamatan Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc
Pengkhianat Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc
Galaunya Para Ulama
Ahmad Zarkasih, Lc
Buku Fiqih Yang Tidak Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Siapa Salah, Siapa Kena Getahnya
Ahmad Zarkasih, Lc
Dokter dan Apoteker
Ahmad Zarkasih, Lc
Masjid Kok Dikunci?
Ahmad Zarkasih, Lc
Matang Sebelum Waktunya
Ahmad Zarkasih, Lc
Ustadz Anonim di Medsoc
Ahmad Zarkasih, Lc
Teka-Teki Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Keanehan Hukum Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Almarhum Bukan Gelar
Ahmad Zarkasih, Lc
Menyematkan Nama Suami di Belakang Nama Istri
Ahmad Zarkasih, Lc
Dilema Punuk Unta
Ahmad Zarkasih, Lc
Siapa Yang Wajib Puasa Ramadhan?
Ahmad Zarkasih, Lc
Yang Boleh Tidak Berpuasa Ramadhan
Ahmad Zarkasih, Lc
Setan Dibelenggu, Kenapa Masih Ada Yang Maksiat?
Ahmad Zarkasih, Lc
Tarawih 4 Rokaat 1 Salam, Boleh atau Tidak?
Ahmad Zarkasih, Lc
Apakah Ada Istilah "Tajil" Dalam Syariah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Makna Jauf (Rongga) Dalam Pengertian Fiqih Puasa
Ahmad Zarkasih, Lc
Hak Cipta Dalam Pandangan Syariah
Ahmad Zarkasih, Lc
Al-Tanaazul (Turun Tahta) Dalam Kajian Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Haruskah Beri'tikaf dan Begadang di Malam Lailatul-Qodr
Ahmad Zarkasih, Lc
Pendapat Awam Tidak Masuk Hitungan
Ahmad Zarkasih, Lc
Syubhat Bukan Haram
Ahmad Zarkasih, Lc
Sholat Jumat Tapi Tidak Mendengarkan Khutbah
Ahmad Zarkasih, Lc
Membangun Keluarga Ahli Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Ijtihadnya Orang Awam
Ahmad Zarkasih, Lc
Lumbung Tanpa Padi
Ahmad Zarkasih, Lc
Hukum Mengambil Upah Dakwah
Ahmad Zarkasih, Lc
Korupsi Bukan Pencurian, Tak Usah Potong Tangan
Ahmad Zarkasih, Lc
Fatwa, Apakah Wajib Ditaati?
Ahmad Zarkasih, Lc
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 1)
Ahmad Zarkasih, Lc
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc
Mengkritisi Slogan Kembali ke Al-Quran dan Sunnah
Ahmad Zarkasih, Lc
Tidak Bersedih Dengan Kematian Ulama Berarti Munafiq?
Ahmad Zarkasih, Lc
Titip Doa
Ahmad Zarkasih, Lc
Jasa Penghulu Nikah Sirri
Ahmad Zarkasih, Lc
Nikah Punya Banyak Hukum
Ahmad Zarkasih, Lc
Sholat di Masjid Yang Ada Kuburannya
Ahmad Zarkasih, Lc
Ilmu Fiqih Bukan Ilmu Sembarang
Ahmad Zarkasih, Lc
Menantang Ulama
Ahmad Zarkasih, Lc
Mayit Diadzab Karena Tangisan Keluarganya, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Fiqih Dulu dan Sekarang
Ahmad Zarkasih, Lc
Belajar Taqlid dari Ibnu Qudamah
Ahmad Zarkasih, Lc
Adakah Qadha' Sholat?
Ahmad Zarkasih, Lc
Pendapatku Benar Tapi Bisa Jadi Salah
Ahmad Zarkasih, Lc
Bolehkah Muslim Masuk Gereja atau Tempat Ibadah Agama Lain?
Ahmad Zarkasih, Lc
Sepatu Yang Terbuat Dari Kulit Babi
Ahmad Zarkasih, Lc
Kenapa Calo Dilarang, dan Agen Tidak?
Ahmad Zarkasih, Lc
Meninggal Bersama dalam Kecelakaan, Bagaimana Pembagian Warisnya?
Ahmad Zarkasih, Lc
Belajar Bijak dalam Berbeda dari Ulama Salaf
Ahmad Zarkasih, Lc
KHI : Kitab Suci Beraroma Kontroversi
Ahmad Zarkasih, Lc
Beda Level Penyanyi dan Suka Menyanyi
Ahmad Zarkasih, Lc
Ulama Juga Harus Mengerti Sains
Ahmad Zarkasih, Lc
Hukum Yang Punya Sebab
Ahmad Zarkasih, Lc
Gono-Gini Antara Syariah dan Hukum Adat (Bag. 1)
Ahmad Zarkasih, Lc
Gono-Gini Antara Syariah dan Hukum Adat (Bag. 2)
Ahmad Zarkasih, Lc
Jama' Sholat Tanpa Udzur, Bolehkah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Mau Jadi Kritikus Madzhab Fiqih
Ahmad Zarkasih, Lc
Bukan Mujtahid Kok Mentarjih?
Ahmad Zarkasih, Lc
Shalat Zuhur Setelah Shalat Jumat
Ahmad Zarkasih, Lc
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 3)
Ahmad Zarkasih, Lc
Mengenal Madzhab-Madzhab Fiqih (Bag. 4)
Ahmad Zarkasih, Lc
Imam Malik, Hadits Mursal dan Amal Ahli Madinah
Ahmad Zarkasih, Lc
Madzhab Fiqih Zaidiyah
Ahmad Zarkasih, Lc
Professor Harfu Jarr
Ahmad Zarkasih, Lc
Imam Abu Hanifah dan Imam Al-Baqir
Ahmad Zarkasih, Lc
Lawan Tapi Mesra
Ahmad Zarkasih, Lc
Tarjih Antara 2 Hadits Yang Bertentangan
Ahmad Zarkasih, Lc
Mau Ikut Nabi apa Ikut Ulama?
Ahmad Zarkasih, Lc
Jual Beli Kucing, Haramkah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Merubah Kelamin, Bagaimana Jatah Warisnya?
Ahmad Zarkasih, Lc
Kanibalisasi Madzhab
Ahmad Zarkasih, Lc
Semangat Ramadhan Harus Dengan Ilmu
Ahmad Zarkasih, Lc
Niat Berbuat Buruk Tidak Terhitung Dosa, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Apakah Kita Cinta Nabi?
Ahmad Zarkasih, Lc
Miskin Ilmu Jago Ngambek
Ahmad Zarkasih, Lc
Kenapa Sahabat Melakukan Dosa, Padahal Mereka Generasi Terbaik?
Ahmad Zarkasih, Lc
Puasa Syawal Hukumnya Makruh, Benarkah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Kawin Paksa, Masih Zaman?
Ahmad Zarkasih, Lc
Kufu', Syarat Sah Nikah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Shalat untuk Menghormati Waktu, Apa dan Bagaimana?
Ahmad Zarkasih, Lc
Tidak Tahu Sok Tahu, Tahu Tapi Belagu
Ahmad Zarkasih, Lc
Satu Kampung Hanya Boleh Ada Satu Jumat, Begitukah?
Ahmad Zarkasih, Lc
Mana Yang Boleh dan Tidak Boleh Berbeda
Ahmad Zarkasih, Lc
Nabi Tidak Mengerjakan, Berarti Itu Haram?
Ahmad Zarkasih, Lc
Bersiwak di Masjid Hukumnya Makruh
Ahmad Zarkasih, Lc
Banci Jadi Imam, Boleh?
Ahmad Zarkasih, Lc
Ternyata, Shalat Wajib Hanya Satu!
Ahmad Zarkasih, Lc
Berguru Kepada Mesin Pencari Gugel
Ahmad Zarkasih, Lc
Belajar Fiqih itu Santai
Ahmad Zarkasih, Lc
Lebih Utama Tidak Berbeda
Ahmad Zarkasih, Lc
Nabi SAW Tidak Anti Kepada Non-Muslim
Ahmad Zarkasih, Lc
Muslim itu Yang Baik Sosialnya, Bukan Hanya Yang Rajin Ibadah
Ahmad Zarkasih, Lc
Dilema 'Mujtahid' Kekinian
Ahmad Zarkasih, Lc
Kalau Ada Pertanyaan 'Mana Dalil?'
Ahmad Zarkasih, Lc
Wajah Santun Dakwah Nabi Muhammad
Ahmad Zarkasih, Lc
Mampu atau Tidak Berkurban? Ini Standarnya
Ahmad Zarkasih, Lc
Kalau Awam Boleh Ijtihad
Ahmad Zarkasih, Lc
Jadwal Shalat DKI Jakarta 14-5-2024
Subuh 04:34 | Zhuhur 11:51 | Ashar 15:13 | Maghrib 17:48 | Isya 18:58 | [Lengkap]

Rumah Fiqih Indonesia
www.rumahfiqih.com
Jl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940
Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia