FIKRAH

Islam dan Ilmu Pengetahuan

Islam dan Ilmu Pengetahuan

by. Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Benar bahwa semua penemuan itu terjadi di tangan orang Barat, tetapi itu bukan teknologi kafir yang haram dan najis tralala, sebagaimana yang dihembuskan oleh sebagian kalangan. Sebab orang barat pun dulu sempat mendapatkannya dari pusat-pusat peradaban Islam juga. Dan sebelumnya lagi, kita pun ambil dari mereka.

Salah satu sisi menarik dalam syariat Islam adalah terbukanya pintu dan diberikannya ruang nyaman bagi ilmu pengetahuan yang bersift empirik, sains dan segala yang berdasarkan metode ilmiyah.

1. Isyarat Melakukan Penelitian dalam Al-Quran

Meski tetap harus diakui bahwa Al-Quran bukan kitab sains, namun sebagian pengamat menyebutkan ayat-ayat yang mengarahkan kita untuk melakukan penelitian atas berbagai fenomena alam, yang itu menjadi basic dari sains itu sendiri, justru lebih banyak jumlahnya ketimbang ayat hukum.

Sebagian versi menyebutkan ayat yang mengarahkan kita kepada terbukanya ilmu pengetahuan mencapai 750-an ayat. Sedangkan ayat terkait hukum, menurut versi yang paling populer, hanya sekitar 200-an ayat saja.

Menarik untuk diamati, ayat hukum yang jumlahnya hanya 200-an itu ternyata berkembang menjadi beribu judul kitab fiqih yang memenuhi rak-rak perpusatakaan kita. Sebaliknya meski begitu banyak ayat yang mengajak kita meneneliti dan mengamati sains, karya umat Islam di bidang sains untuk saat ini justru sangat sedikit jumlahnya.

2. Mengapa Karya Sains Umat Islam Sedikit?

Ada berbagai analisa, salah satunya yang paling jadi favorie buat saya, yaitu bahwa dalam dunia sains kita sudah mengalami masa-masa kejayaan di abad-abad pertengahan lalu. Hanya saat ini kita lagi mengalami down-grade cukup parah.

Buktinya, di abad pertengahan kita sempat jadi pusat ilmu pengetahuan dunia. Kiblat teknologi umat manusia. Dan itu kita lakukan karena kita mengikuti perintah Allah untuk melakukan penelitian di alam, termasuk juga menyerap semua sains yang pernah dimiliki oleh semua peradaban manusia.

Semua sains yang dimiliki umat manusia di dunia saat itu, sempat kita ambil dan kita kembangkan. Mulai dari filsafat Yunani yang yang menjadi dasar ilmu pengetahuan versi orang Barat.

Lalu merambah ke berbagai sains yang dikenal peradaban lain di masa itu, seperti Romawi, Persia, India, China, dan lainnya. Lalu kita teliti dan kembangkan terus sehingga melahirkan banyak bidang ilmu, seperti biologi, kedokteran, fisika, kimia, matematika, geografi, astronomi, termasuk juga ilmu ekonomi, hukum dan tata negara.

Seorang pengamat sejarah pernah menyebutkan bahwa orang Barat hari ini tidak kenal nenek moyang peradaban mereka seperti Aristoles, Socrates dan Plato, kecuali lewat kitab-kitab berbahasa Arab.

Dahulu umat Islam berhasil membawa pulang kekayaan dan khazanah milik Yunani, untuk kemudian mentransformasi ilmu filsafat barat ke dalam bahasa Arab. Lalu peradaban barat masuk ke dark-ages atau masa-masa kegelapan.

Kemajuan ilmu pengetahuan mereka yang lama, aman tersimpan di pusat-pusat peradaban Islam. Dihargai bahkan dikembangkan lagi menjadi sangat canggih dan maju.

3. Eropa Bangkit Dengan Berbekal Sains dari Umat Islam

Dan ketika kebangkitan Eropa kembali, mereka datang ke negeri Islam untuk mendapatkannya kembali lewat kuliah di kampus-kampus di negeri muslim. Islam tidak pelit dengan ilmu. Siapa saja mau belajar, silahkan saja memakainya.

Sayangnya setelah itu malah terjadi kebalikannya. Eropa semakin maju dengan ilmu pengetahuannya, hingga masuk era revolusi industri dan bertabur dengan banyak penemuan ilmiyah. Sedangkan kita umat Islam sedunia malah kompak tenggelam berjamaah.

4. Keliru : Memusuhi Teknologi Modern

Maka ketika era ledakan teknologi dari 300-an tahun terakhir terjadi, posisinya sudah berbalik 180 derajat. Bangsa Eropa melejit naik membumbung tinggi dengan teknologi mereka. Dan kita justru kembali ke zaman pre hystoric. Yang didoktrinkan di tengah uamt di berbagai negeri Islam adalah teknologi purba yang sudah runtuh ditelan sejarah.

Lalu muncul pesan bahwa teknologi itu haram, karena milik yahudi, milik orang kafir atau milik musuh Islam.

Kepada kita umat Islam diserukan untuk mencurigai semua yang berbau sains dan teknologi. Alternatifnya, kita malah merujuk ke teknologi 'era kenabian', meski itu hanya alibi yang mengada-ada belaka.

Bagaimana tidak mengada-ada, kan kita semua tahu bahwa Nabi Muhammad SAW itu tidak diutus untuk menjadi 'nabi' dalam teknologi.

5. Keliru : Menganggap Nabi SAW Diutus Untuk Urusan Teknologi

Kekeliruan fatal dari umat ini ketika menganggap bahwa Nabi SAW diutus selain membawa syariat juga membawa teknologi. Padahal teknologi itu ilmu yang terus berkembang. Makanya Allah SWT tidak turunkan informasi teknologi lewat wahyu, karena kalau lewat wahyu maka informasinya akan langsung basi dan expired.

Ilmu Allah yang berupa teknologi ini diturunkan lewat perintah-Nya untuk menggunakan akal, dengan melakukan pengamatan, serangkaian penelitian dengan metolodologi ilmiyah.

Uniknya, siapa pun yang melakukannya, muslim atau kafir, dia akan mendapatkan ilmu itu. Dan kalau digabung-gabungkan semua ilmu itu dan dibuat saling menunjang, pada penghujungnya ada terdapat banyak penemuan besar yang berguna untuk umat manusia. Namun semua harus dirangkai sambung menyambung sejalan dengan lini sejarah teknologi itu sendiri.

6. Kesempatan Penemuan Ilmiyah Diberikan Kepada Siapa Saja Yang Meneliti

Pada dasarnya penemuan ilmiyah itu tidak dilakukan orang per-orang, juga tidak terjadi dalam satu kejadian waktu. Maka kalau pun kita sebut James Watt sebagai penemu listrik, bukan berarti dia satu-satunya penemu listrik. Di belakangnya sudah berderer-deret penemuan sebelumnya. Dan sesudajnya ada lagi ribuan orang yang menyempurnakan karyanya, hingga kita kenal listrik seperti hari ini.

Makanya kita menemukan satu nama untuk penemu internet. Karena internet adalah teknologi yang ditemukan secara berproses, berjamaah, hasil kerja panjang umat manusia.

7. Al-Quran Mengisyaratkan Teknologi Bukan Kitab Teknologi

Makanya sejak turun Al-Quran di tahun 610 masehi dan berhenti 23 tahun kemudian, mana ada ayat yang bicara tentang internet?

Tidak ada, sebab Quran bukan buku sains. Dan Rasulullah SAW tidak diutus untuk ngajar internet. Apalagi kok memperkenalkan kabel FO atau jaringan 4G, 5G dan 6 G. Tidak ada itu.

Sayangnya masih ada segelintir orang yang main paksakan sebuah asumsi, bahwa Rasulullah SAW itu diutus untuk ngurusin teknologi, termasuk masalah pengobatan dan kedokteran. Lalu muncul istilah-istilah yang aneh, kedokteran ala nabi, senjata ala nabi, alat lalu lintas ala nabi dan seterusnya.

Ini jelas aneh dan menggelikan. Apa urusannya Allah turunkan seorang nabi terakhir, tapi ngeributin teknologi yang sifatnya dinamis? Padahal umatnya masih akan menjalani masa panjang, seiring dengan dinamika penemuan sains terbaru yang tidak akan pernah berhenti.

Kalau mau diikuti logika itu, maka seharusnya Nabi SAW itu jangan perkenalkan teknologi purba abad ke-7. Sebagai utusan Allah, kenapa tidak perkenalkan teknologi abad 24 sekalian. Teknologi mesin wrap, anti materi, nano tecnologi, mesin tranporter, holodex, hologram, dan . . . time machine.

Ya, mesin waktu. Biar kita nggak ribut atas shahih tidaknya suatu hadits. Tinggal masuk mesin waktu, tentukan koordinat dan masukkan angka tahunnya dan boom . . . Tiba-tiba Nabi SAW di depan mata. Langsung Beliau komen, ya haditsnya shahih tuh.

8. Nabi SAW Tidak Mengurus Teknologi

Nabi Muhammad SAW memang tidak ditugaskan untuk menyampaikan risalah samawi, namun Beliau SAW tidak pernah diberi amanah untuk mengurus teknologi umat manusia.

Urusan teknologi itu diserahkan kepada generasinya masing-masing. Kalau pun beliau menggunakan teknologi atau teknik pengobatan tertentu, percayalah beliau tidak berststus ON DUTY sebagai pembawa ilmu teknologi dari Allah SWT. Beliau manusia biasa seperti kita dalam urusan teknologi, termasuk pengobatan dan kedokteran.

Untuk pemisahan macam ini, bagus sekali kalau bisa telaah karya Syeikh Waliyullah Ad-Dahlawi dalam Hujjatullahil Balighah. Disitu beliau tegas membedakan mana sunnah tasyri'iyah dan mana sunnah ghairu tasyri'iyah.

10. Hujjah Bahwa Nabi SAW Tidak Mengurus Teknologi

Dalam masalah ilmu pengetahuan dan teknologi, bukan pada tempatnya kalau merujuk kepada Nabi SAW. Ada beberapa alasan untuk itu, antara lain :

a. Kalian Lebih Tahu

Beliau SAW ketika bertanya tentang teknologi pertaniat dan penyerbukan bunga kurma, bersabda :

أنتم أعلم بأمور دنياكم

Kalian lebih mengerti dengan urusan dunia kalian.

Urusan hukum syariah, silahkan rujuk kepada Nabi SAW. Tapi urusan teknologi, Beliau SAW persilahkan kita ambil peranan. Jangan terjebak dengan teknologi era kenabian.

Meskipun tinggal di Arab, tidak otomatis Beliau SAW ahli pertanian. Wajar bila sekedar bagaimana cara mengawinkan bunga kurma (talqih) pun beliau tidak tahu, sampai bertanya kenapa harus dilakukan?

b. Strategi Perang Badar

Ketika meletakkan posisi pasukan dalam Prang Badar di tahun kedua hijriyah, awalnya Nabi SAW sendiri yang menentukan posisi itu. Namun mendengar pendapat para ahli strategi perang yang sudah kawakan, Beliau SAW putuskan untuk mengubah apa yang tadi Beliau tentukan. Beliau lebih mengikuti saran ahli ketimbang menggunakan pemikiran pribadinya.

Hal itu memang sudah dibicarakan, bahwa ketetapan awal Nabi SAW itu memang bukan wahyu, tetapi hanya hasil logika pemikiran Beliau SAW pribadi. Namun ketika salah seorang shahabat yang ternyata ekspert di bidang pertempuran mengoreksi posisi itu, Beliau SAW pun turuti bagaimana baiknya.

c. Teknik Bertahan Dalam Kota

Begitu juga yang terjadi pada Perang Khandaq di tahun kelima hijriyah. Bagaimana cara jitu, murah, efektif dan inovatif untuk bertahan di dalam kota, Beliau SAW diserahkan seppenuhnya urusan itu kepada Salman Al-Farisi, yang punya pengalaman berbagai macam teknik perang di Persia.

Maka ide Salman untuk bikin parit sepanjang 5 km untuk membentengi kota Madinah adalah sebuah teknik unik yang belum pernah dikenal di negeri Arab sebelumnya. Dan teknik itu bukan ide Nabi SAW, juga bukan bocoran dari Malaikat Jibril di atas langit.

d. Menggunakan Jasa Ahli Navigasi

Ketika hijrah ke Madinah, Nabi SAW dan Abu Bakar radhiyallahuanhu melakukannya dengan cara unik, yaitu melewati jalan yang belum pernah dilalui manusia. Maksudnya untuk menghindari kejaran musuh musyrikin Mekkah.

Untuk itu Nabi SAW menyewa jasa seorang pakar navigasi yang pandai menentukan arah perjalanan di padang pasir yang mustahil dilewati manusia.  Dia adalah seorang kafir bernama Abdullah bin Uraiqizh.

Kalau Nabi SAW ahli teknologi, pastilah Beliau keluarkan gadget yang diinstall GPS.

e. Qiyafah

Teknologi Qiyafah adalah suatu keahlian seseorang untuk mengetahui kemiripan orang melalui jejak atau telapak kakinya. Keahlian ini berguna sebagai salah satu cara untuk menetapkan nasab seseorang.

Di masa kenabian, Beliau SAW mempersilahakn ahli Qiyafah untuk mementukan nasab seseorang bersarakan bukti-bukti kesamaan fisik. Di masa sekarang kita tekniknya sudah sangat maju hingga kita mengenal istilah tes DNA.

f. Pengobatan

Hadits-hadis banyak sekali menceritakan bagaimana Nabi SAW punya concern khusus dalam masalah pengobatan dan kesembuhan. Mulai dari rekomendasi obat pada berbagai jenis tumbuhan, hewan, hingga madu, bekam, kay dan lainnya. Bahkan sebagian orang ada yang menuliskannya menjadi sebuah buku khusus dengan nama : Ath-Thib An-Nabawi.

Lucunya, alih-alih dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya, justru clue dari Nabi SAW malah dijalankan seenak selera masing-masing, bahkan dijadikan sumber mata pencaharian dengan pengobatan ala Nabi.

Kesalahan paling fatalnya adalah secara serampangan mengobati pasien tanpa melakukan penelitian seksama secara keseluruhan. Akibatnya, banyak obat diberikan yang tidak sesuai dengan penyakitnya. Meski Nabi SAW pernah menggunakannya, tapi tetap ada takarannya, dosisnya, dan paling utama adalah identifikasi penyakit serta penyebabnya.

Dikiranya pengobatan ala Nabi SAW itu sebagaimana Nabi Isa alaihissalam dalam mengobati orang sakit. Nabi Isa hanya dengan mengusap orang sakit langsung sembuh, bahkan yang mati pun hidup lagi. Itu namanya mukjizat kenabian.

Sedangkan pengobatan ala Rasulullah SAW ini bukan mukjizat, tetapi 100% murni iptek. Namun harus dimaklumi kalau masih terikat dengan teknologi abad ke-7 masehi. Karena Nabi SAW memang hidup di masa itu.

Teknologi kedokteran di masa kenabian adalah bagian dari proses panjang penemuan teknologi umat manusia. Kita yang hidup di zaman sekarang, tentu amat bersyukur sudah mengalami tiga revolusi besar di bidang kedokteran : Vaksin, Anestesi dan Antibiotik. Sesuatu yang belum dikenal di abad ke-7 masehi.

11. Islam Menerima Teknologi Meski Lewat Orang Kafir

Untuk masa kita sekarang, tentu kita harus ikut dengan teknologi yang sesuai zamannya. Bahkan meski pun penemuan itu kebetulan banyak dilakukan oleh orang kafir sekali pun.

Benar bahwa semua penemuan itu terjadi di tangan orang Barat, tetapi itu bukan berarti teknologi barat kafir, haram dan najis tralala. Jangan kita mundur dan mau saja didoktrin oleh sebagian kalangan yang kurang tepat memposisikan teknologi.

Apalagi mengingat bahwa orang Barat pun dulunya juga mendapatkan teknologi itu dari pusat-pusat peradaban Islam juga. Jadi kalau pun sekarang kita mengambilnya lagi, kita mengambil milik kita sendiri. Hadzihi bidha'atuna ruddat ilaina.

Dan yang lebih penting lagi kita harus sadar bahwa pada dasarnya semua ilmu pengetahuan itu sumbernya tetap dari Allah SWT juga. Allah SWT Maha Berilmu, Dia turunkan ilmunya lewat ilham kepada umat manusia, baik muslim atau kafir. Maka prosesnya tidak lewat wahyu kitab suci. Siapa yang melakukan pengamatan, percobaan dan penelitian ilmiyah, dia akan mendapatkannya.

Penutup

Menutup tulisan ini, saya teringat firman Allah SWT di dalam Surat Al-Ghasyiyah.

أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

Tidakkah kamu perhatikan unta, bagaimana dia diciptakan? (QS. Al-Ghasyiah : 17)

Disitulah bedanya manusia dengan unta. Unta tiap hari ketemu manusia, tapi unta tidak pernah menjadikan manusia sebagai objek pengamatan dan penelitian. Sedangkan kalau manusia melihat unta, unta langsung dijadikan objek penelitian. Soalnya unta itu unik, bisa bertahan tidak minum selama berhari-hari, padahal melewati padang pasir tandus tak berair. Maka timbul banyak pertanyaan yang mengelitik, bagaimana cara untua bertahan hidup? Ternyata unta menyimpan persediaan air di bawah kulit, selain buat persediaan juga untuk mendinginkan kulit saat diterpa sirar ultraviolet matahari. Pantas saja waktu minum sekaligus banyak, satu sumur bisa tinggal separuh airnya.

Lalu dilakukan sekian banyak riset. Dari situ timbul banyak penemuan, informasi dan jutaan ide birlyan yang bisa dikembangkan demi kepentingan umat manusia.

Maka kalau ada manusia mellihat unta yang ternyata penciptaannya sedemikian unik, tapi kok manusianya bengong saja, tidak meneliti, tidak menganalisa, tidak berpikir, maka keduanya masih sederajat, yaitu sama-sama tidak mikir.

Wassalam



Judul lain :

Ketika Rasulullah SAW Sedih, Marah dan Melaknat
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Kembali ke Al-Quran Agar Terhindar Dari Khilafiyah?
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Mengaku Muttabi' Ternyata Taqlid Juga
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Istri Bukan Pembantu
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Mulai Dari Menulis
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Menulislah Sebagaimana Para Ulama Menulis
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Basmalah Ketika Menyembelih
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Rancunya Bahasa Terjemahan
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Sayyid Utsman Mufti Betawi
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Rahasia Bangun Malam
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Proses Terbentuknya Hukum Fiqih
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Asal Jangan Tentang Puasa atau Zakat
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Mudharabah = Saling Memukul?
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Dokter, Perawat dan Tukang Obat
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Memerangi Mazhab Fiqih
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Lebaran Kita Yang Mahal
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Memerangi Mazhab (Lagi)
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
English Please
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Ulama : Wakil Tuhan di Muka Bumi
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Tafsir Ayat Dengan Ayat : Masih Banyak Kelemahannya
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Taklid Kepada Bukhari dan Muslim
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Majelis Ulama
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Mengandung Babi Atau Pernah Menjadi Babi
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Berlebihan Dalam Menjalankan Agama
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Ulama dan Bukan Ulama : Beda Kelas
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Kuatnya Umat Islam
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Masih Insyaallah
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Anti Mazhab Tapi Mewajibkan Taqlid
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Mantan Ustadz
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Memperbaiki Moral Umat
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Kurang Akurat
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Suamiku : Surgaku dan Nerakaku
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Ulama Kok Tidak Bisa Bahasa Arab?
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Tarawih : Ibadah Ramadhan Yang Paling Banyak Godaannya
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Ibadah Terbawa Suasana
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Imsak : Tidak Makan dan Minum
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Takjil Bukan Kurma, Gorengan Atau Biji Salak
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Islam di Antara Kebodohan Guru dan Fanatisme Murid
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Penerapan Syariat Islam di Nusantara
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Ulama Mie Instan Seleraku
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Masak Sih Ikhwan dan Akhawat Boleh Berduaan?
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Istri : Mahram Apa Bukan?
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Ragam Teknis Terurainya Ikatan Pernikahan
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Hakikat Memperingati Tahun Baru Islam
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Selamat Jalan Kiyai Ali Mustafa Yaqub
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Sampaikanlah Walaupun Hanya Satu Ayat
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Perluasan Hal-hal Yang Membatalkan Puasa di Empat Mazhab
Dr. Ahmad Sarwat, Lc., MA
Jadwal Shalat DKI Jakarta 19-5-2024
Subuh 04:35 | Zhuhur 11:51 | Ashar 15:13 | Maghrib 17:47 | Isya 18:58 | [Lengkap]

Rumah Fiqih Indonesia
www.rumahfiqih.com
Jl. Karet Pedurenan no. 53 Kuningan Setiabudi Jakarta Selatan 12940
Copyright © by Rumah Fiqih Indonesia