Ada empat point yang diungkap di bagian ini, yaitu :
- Lafazh kuntum amwatan (كنتم أمواتا) bermakna : keadaan kamu sebelumnya mati.
- Lafazh fa ahyakum (فأحياكم) terdiri dari huruf fa' (ف) yang maknanya : maka. Dan ahyakum (أحياكم) merupakan fi'il madhi bentuk lampau yang bermakna : Dia (Allah) telah menghidupkan kamu. Sehingga maknanya menjadi : "Sebelumnya kamu mati, maka Allah telah menghidupkanmu".
- Lafazh tsumma (ثمّ) bermakna : kemudian, sementara lafazh yumitukum (يميتكم) dalam bentuk fi'il mudhari mengandung keterangan waktu sekarang atau yang akan datang. Sehingga makna lengkapnya : "Kemudian Dia (Allah) akan mematikan kamu".
- Setelah itu ada lagi terulang tsumma (ثُمَّ) yang bermakna kemudian dan terakhir ada lafazh yuhyikum (يُحْيِيكُم) dalam bentuk fi'il mudhari yang mengandung keterangan sekarang atau yang akan datang. Sehingga lengkapnya bermakna : "Kemudia Dia (Allah) akan menghidupkan kamu"
Maka kalau semuanya kita satukan maknanya menjadi : "Sebelumnya kamu mati, maka Allah telah menghidupkan kamu, kemudian Allah akan mematikan kamu, kemudian Allah akan menghidupkan kamu".
Kalau kita hitung di ayat ini Allah SWT menyebutkan 4 hal, yaitu ada dua kematian dan dua kehidupan. Lantas dua kematian itu apa dan dua kehidupan itu apa? Tentu pertanyaan ini menarik perhatian para ulama ahli tafsir sepanjang sejarah. Dan Al-Mawardi dalam Tafsirnya menyebutkan setidaknya ada enam pendapat yang berbeda tentang hal ini, Penulis tuliskan tiga saja disini :
1. Pendapat Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas
- Ketika disebutkan : sebelumnya kamu mati, maksudnya kamu belum ada atau belum diciptakan.
- Ketika disebutkan : Allah menghidupkan kamu, maksudnya disitulah pertama kali kamu diciptakan.
- Ketika disebutkan : Allah mematikan kamu, maksudnya itulah ajalmu atau kematianmu di dunia ini
- Ketika disebutkan : Allah menghidupkan kamu, maksudnya itulah saat terjadi hari kebangkitan kiamat.
2. Pendapat Abu Shalih
- Ketika disebutkan : sebelumnya kamu mati, maksudnya ketika kamu berada dalam kubur
- Ketika disebutkan : Allah menghidupkan kamu, maksudnya ketika kamu ditanya dalam kubur
- Ketika disebutkan : Allah mematikan kamu, maksudnya itulah dimatikan lagi dalam kubur hingga tiba hari kiamat
- Ketika disebutkan : Allah menghidupkan kamu, maksudnya itulah saat terjadi hari kebangkitan kiamat.
3. Pendapat Qatadah
- Ketika disebutkan : Sebelumnya kamu mati, maksudnya kamu masih berada dalam sulbi ayahmu
- Ketika disebutkan : Allah menghidupkan kamu, maksudnya ketika kamu lahir dari rahim ibumu.
- Ketika disebutkan : Allah mematikan kamu, maksudnya itulah ajalmu atau kematianmu di dunia ini
- Ketika disebutkan : Allah menghidupkan kamu, maksudnya itulah saat terjadi hari kebangkitan kiamat.
Menarik untuk ditelaah bahwa Allah SWT menyebutkan bahwa siklus perjalanan hidup manusia dimulai dari kematian dan bukan dari ketiadaan.
Padahal yang sebenarnya lebih tepat alur perjalanan manusia itu dimulai dari ketiadaan, kemudian diadakan, lalu ditiadakan lagi dan akhirnya diadakan lagi.
Namun sebagai gantinya Allah SWT justru menyebut perjalanan manusia diawali dengan kematian terlebih dahulu, lalu kehidupan lalu kematian lalu kehidupan. Kesan yang kuat kita dapat bahwa manusia itu makhluk yang hidup dan bukan sekedar ada.
Karena antara makhluk hidup dan sekedar jadi benda yang diciptakan ada, itu berbeda jauh sekali. Benda-benda mati itu memang ada tapi tidak hidup. Sedangkan manusia bukan sekedar benda mati yang diadakan, tetapi manusia adalah makhluk hidup yang punya nyawa, akal, nafsu bahkan sikap dan kepribadian.
Karena itulah lebih tepat untuk disebutkan perjalanannya dengan kematian dan kehidupan.
Lagi pula sebelum ditiupkan ruh kehidupan, manusia memang mengawali proses perjalanannya dari janin yang belum bernyawa. Janin ini awalnya belum ada nyawanya alias mati.
Lafazh fa ahyakum terdiri dari huruf fa' (ف) yang bermakna : maka. Dan ahya merupakan fi'il madhi yang bermakna : menghidupkan. Lalu dhamir Kum (كم) bermakna : kalian yaitu manusia.
Penggunaan huruf fa di awal kata menghidupkan, lalu bandingkan dengan penggunaan lafazh tsumma yang bermakna kemudian. Lafazh : maka punya makna segera sedangkan tsumma punya makna kemudian setelah itu. Ada jeda dan antara ketika menggunakan tsumma.
Dalam hal ini Allah SWT menegaskan bahwa manusia mengawali perjalanannya dari kematian, yaitu sebagai air mani, segumpal darah, lalu menjadi 'alaqah lalu menjadi mudhghah. Semua proses pertumbuhan itu sudah terjadi namun belum ada nyawanya. Lalu dalam proses pertumbuhannya, di tengah jalan Allah SWT tiupkan ruh kehidupan, dan tiba-tiba janin itu hidup.
Kapan Ruh Ditiupkan?
Ketika Allah SWT menyebutkan bahwa manusia awalnya mati lalu kemudian dihidupkan, ada ayat yang menyebutkan bahwa kehidupan janin dalam perut bayi dimulai di usia 120 hari.
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ ۚ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al-Mukminun : 14)
Sejumlah mufassir diantaranya Ibnu Abbas, Asy-Sya'bi, Abul 'Aliyah, Adh-dhahhak dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa ketika Allah SWT mengatakan bahwa Kami jadikan dia makhluk yang lain, itu maksudnya adalah ditiupkan nyawa.
Selain itu di dalam beberapa hadits juga disebutkan tentang kapan ruh ditiupkan.
Dari Abdullah bin Mas'ud ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya setiap kamu dibentuk di perut ibunya selama 40 hari, kemudian berbentuk 'alaqah seperti itu juga, kemudian menjadi mudhghah seperti itu juga. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh dan menetapkan 4 masalah.... "(HR. Bukhari, Ibnu Majah, At-Tirmizy)
Para ulama kemudian menghitung ketiga masa itu menjadi 40 hari tambah 40 hari tambah 40 hari, sehingga masa peniupan ruh itu menjadi 120 hari sejak pertama kali janin terbentuk.
Inilah pendapat yang paling umum dipegang oleh para ulama selama ini. Namun sebagian kecil lainnya melihat ada dalil lain yang tidak sama. Misalnya hadits berikut ini.
Dari Hudzaifah bin Usaid raberkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Apabila nutfah telah berusia empat puluh dua malam, maka Allah mengutus malaikat, lalu dibuatkan bentuknya, diciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulangnya. Kemudian malaikat bertanya, ra Rabbi, laki-laki ataukah perempuan?` Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan kehendak-Nya, dan malaikat menulisnya, kemudian dia (malaikat) bertanya, Ya Rabbi, bagaimana ajalnya?` Lalu Rabb-mu menetapkan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya. Kemudian ia bertanya, `Ya Rabbi, bagaimana rezekinya?` Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya. Kemudian malaikat itu keluar dengan membawa lembaran catatannya, maka ia tidak menambah dan tidak mengurangi apa yang diperintahkan itu. (HR.Muslim)
Hadits ini menjelaskan diutusnya malaikat dan dibuatnya bentuk bagi nutfah setelah berusia enam minggu (empat puluh dua hari), bukan setelah berusia 120 hari sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Sehingga sebagian ulama berpendapat bahwa peniupan ruh itu dilakukan pada usia janin 42 hari berdasarkan hadits ini.
Namun sebagian ulama lainnya mengkompromikan kedua hadits tersebut dengan mengatakan bahwa malaikat itu diutus beberapa kali, pertama pada waktu nutfah berusia empat puluh hari, dan kali lain pada waktu berusia empat puluh kali tiga hari (120 hari) untuk meniupkan ruh.
Belum Ada Ruh Tapi Jantung dan Otak Sudah Bekerja
Memang justru proses ini jadi menarik, karena banyak disebutkan bahwa janin itu ditiupkan ruhnya di usia 120 hari. Sebelum itu masih dianggap belum bernyawa. Namun penelitian di masa modern, jauh sebelum masuk usia 120 hari, jantung bayi itu sudah bekerja memompa darah dan berdetak, malah otaknya sudah mulai berfungsi menjalankan tugas-tugas dasar.
Jantung janin bayi dalam kandungan mulai berdetak pada usia sekitar 22-25 hari setelah ovulasi, atau sekitar 4-5 minggu setelah kehamilan dimulai. Ini terjadi segera setelah sel telur yang telah dibuahi berkembang menjadi embrio yang terdiri dari sel-sel yang berbeda yang akan membentuk jantung dan organ tubuh lainnya. Selama proses ini, sel-sel tersebut mulai mengalami pembelahan dan mengikuti petunjuk genetik yang ada di dalam DNA untuk membentuk struktur tubuh yang teratur.
Dengan temuan ini, maka definisi 'kehidupan' sedikit mengalami koreksi. Dahulu kehidupan manusia ditandai dengan detak jantung, ternyata detak jantung sudah ada terlebih dahulu, sementara 'nyawa kehidupan' belum lagi ditiupkan.
Lalu di usia berapa hari otak janin dalam rahim sudah mulai bekerja?
Ternyata otak janin mulai berkembang sejak hari-hari pertama kehamilan, dan proses ini terus berlangsung selama masa kehamilan hingga lahir.
Pada usia sekitar 8-10 minggu setelah kehamilan dimulai, otak janin telah mulai terbentuk dan mulai bekerja, meskipun masih sangat sederhana.
Pada saat ini, otak janin sudah mampu mengirim dan menerima sinyal sederhana, seperti rangsangan dari sinar matahari atau suara.
Selama masa kehamilan berlangsung, otak janin terus tumbuh dan berkembang, membentuk struktur yang lebih kompleks dan menyediakan dasar bagi fungsi otak yang akan datang setelah lahir.
Telinga janin dalam kandungan mulai berfungsi pada usia sekitar 16-20 minggu setelah kehamilan dimulai, atau sekitar 4-5 bulan setelah ovulasi.
Pada saat ini, telinga janin sudah mampu menerima suara dari luar rahim, meskipun masih terbatas. Selama masa kehamilan berlangsung, telinga janin terus berkembang dan menjadi lebih sensitif terhadap suara yang terdengar di luar rahim.
Setelah lahir, telinga bayi akan terus berkembang dan menjadi lebih sensitif terhadap suara dan frekuensi yang lebih luas, yang akan membantu dalam proses belajar bahasa dan mengenali suara orang-orang di sekitarnya.
Separuh dari alam rahim janin itu masih jasad tak bernyawa, kemudian ditupkan ruh ke dalam janin itu sehingga dia hidup, meski masih dalam rahim.
Kemudian janin itu lahir ke dunia sebagai bayi yang sudah hidup sebelumnya di alam rahim.
Kematian itu sesuai yang pasti terjadi, karena Allah SWT telah menetapkan bahwa semua makhluk bernyawa dipastikan akan mengalaminya. Di dalam Al-Quran hingga tiga kali terulang-ulang ayat yang menyatakan bahwa setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (QS. Ali Imran : 185) (QS. Al-Anbya' : 35) (QS. Al-Ankabut: 57)
Hanya saja berapa seberapa cepat datangnya, merupakan rahasia Allah SWT. Ada yang sekejap saja, yaitu belum sempat lahir di dunia namun sudah dimatikan. Bayi-bayi yang lahir dalam keadaan sudah tidak bernyawa adalah contohnya. Termasuk juga janin-janin yang gugur dalam perut sehingga tidak pernah merasakan lahir ke dunia.
Namun ada juga yang baru mendapatkan kematiannya setelah ratusan tahun hidup di dunia. Nabi Nuh disebutkan telah berdakwah di tengah kaumnya selama 950 tahun.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. (QS. Al-Ankabut : 14)
Apabila sudah ajalnya, manusia tidak bisa memperpanjang lagi usianya. Di dalam Al-Quran juga ada tiga yang yang sama lafazhnya menyebutkan bahwa apabila sudah tiga ajalnya, maka tidak bisa dimudur-majukan.
فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS. Al-Araf : 34) (QS. Yunus : 49) (QS. An-Nahl : 61)
Meski begitu urusan panjang atau pendek usia ternyata bisa juga dimintakan sebagai bagian dari doa dan permintaan kepada Allah.
Sebutlah misalnya Iblis yang meskipun sudah dimurkai Allah, namun permintaannya untuk dipanjangkan umur hingga hari kiamat malah dikabulkan. Dan dalam Al-Quran kita temukan ada 3 ayat yang berebda dan masing-masing terdapat di 3 surat yang berbeda namun punya lafazh yang sama.
قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan. (QS. Al-Araf : 14) (QS. Al-Hijr : 36) (QS. Shad : 79).
Kalau iblis yang dimurkai berdoa minta panjang umur saja dikabulkan, bukankah hal yang sekiranya sama juga bisa dimintakan kepada-Nya.
Secara logika bahasa, bila setelah dihidupkan kemudian dimatikan lalu dihidupkan kembali, maka setelah itu seharusnya dimatikan.
Namun ternyata Allah SWT tidak mengatakan itu, justru mengatakan : kemudian dikembalikan kepada-Nya.
Pertanyaannya : etape terakhir yang disebut kembali kepada Allah SWT itu apakah manusia dalam keadaan hidup atau mati?
Jawabannya adalah dalam keadaan hidup. Sebab ketika dalam keadaan mati lalu Allah SWT hidupkan, maksudnya adalah hari kebangkitan (qiyamah), dimana semua manusia yang sebelumnya mati kemudian dihidupkan atau dibangkitkan.
Namun ketika Allah SWT mengatakan : kemudian semua kembali kepada-Nya, maka yang dimaksud adalah masuk ke dalam surga atau neraka.
Kalau masuk ke dalam surga dalam keadaan mati, lalu apa gunanya masuk surga. Begitu juga kalau orang yang masuk neraka mati semua, lalu tidak ada gunanya siksa neraka biar mereka.
Maka kesimpulannya, baik yang masuk surga atau masuk neraka, keduanya sama-sama dalam keadaan hidup. Dan itulah hakikat yang dimaksud kembali kepada-Nya.