Lafazh bani (بني) adalah bentuk jamak dari ibnu (ابن) yang asalnyabanun (بنون) atau banin (بنين), lalu dibuang huruf nun (ن) karena disambungkan dengan kata berikutnya sehingga menjadi bani. Makna bani adalah anak-anak atau keturunan.
Lafazh israil (إسرائيل) adalah nama lain dari Nabi Ya'qub bin Ishak bin Ibrahim alaihimussalam. Menurut Ibnu Abbas, dalam bahasa Ibrani, nama Israil itu terdiri dari 'isra' yang bermakna hamba dan 'il' yang maksudnya adalah Allah, sehingga makna Israil adalah hamba Allah.
Nabi Ya'qub punya 12 anak laki-laki dan salah satunya adalah Nabi Yusuf alaihissalam. Az-Zamakhsyari dalam Tafsir Al-Kasysyaf menyebutkan bahwa anak Nabi Ya'qub itu ada 12 orang laki-laki dari beberapa istri.
Lafazh udzkuru (اذكروا) merupakan fi'il amr dari asal kata (ذكر - يذكر). Lafazh ini punya banyak makna, seperti menyebut dan juga mengingat. Maksudnya Bani Israil diperintahkan untuk mengingat sekian banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada mereka dan mensyukurinya dengan lisan dan perbuatan.
Namun seperti apa nikmat-nikmat tersebut memang tidak diterangkan dalam ayat ini, sehingga para ulama banyak yang mencoba mengira-ngira sendiri.
Salah satu nikmat yang besar bahwa Allah telah memilih sekian banyak para nabi-Nya dari kalangan mereka. Hal ini terjadi dalam masa yang cukup lama, sehingga mereka diberi julukan sebagai sya'bullah al-mukhtar yaitu "hamba-hamba Allah yang terpilih".
Bandingkan misalnya dengan bangsa Arab yang sama-sama masih keturunan dari Nabi Ibrahim alaihissalam dari jalur putera pertamanya, Nabi Ismail alaihissalam. Tak seorang pun dari jalur keturunan Beliau di negeri Arab yang menjadi nabi. Sedangkan dari jalur putera kedua yaitu Nabi Ishak alaihissalam nyaris semuanya menjadi nabi. Putera Ishak adalah Nabi Ya`qub dan cucunya adalah Nabi Yusuf.
Dan yang dimaksud dengan Bani Israil tidak lain adalah anak-anak Nabi Ya`qub yang berjumlah 12 orang itu. Meski tidak semuanya menjadi nabi, namun alur kedatangan para nabi dan rasul di dunia ini selalu lewat jalur nasab mereka, termasuk nantinya lahir Nabi Musa, Zakaria, Yahya dan Isa.
Semuanya itu harus mereka ingat dan mereka syukuri. Salah satu cara untuk mensyukurinya ialah beriman kepada setiap nabi yang diutus Allah untuk memberikan bimbingan kepada manusia. Tetapi dalam kenyataannya mereka menjadikan nikmat tersebut sebagai alasan untuk tidak menerima seruan Nabi Muhammad saw, malahan mengejeknya, dan mengatakan bahwa nikmat dan karunia Allah hanya tertentu untuk mereka saja.
Bani Israil diperintahkan untuk mengingat sekian banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada mereka dan mensyukurinya dengan lisan dan perbuatan.
Dan yang dimaksud dengan Bani Israil tidak lain adalah anak-anak Nabi Ya`qub yang berjumlah 12 orang itu. Meski tidak semuanya menjadi nabi, namun alur kedatangan para nabi dan rasul di dunia ini selalu lewat jalur nasab mereka, termasuk nantinya lahir Nabi Musa, Zakaria, Yahya dan Isa.
Semuanya itu harus mereka ingat dan mereka syukuri. Salah satu cara untuk mensyukurinya ialah beriman kepada setiap nabi yang diutus Allah untuk memberikan bimbingan kepada manusia. Tetapi dalam kenyataannya mereka menjadikan nikmat tersebut sebagai alasan untuk tidak menerima seruan Nabi Muhammad saw, malahan mengejeknya, dan mengatakan bahwa nikmat dan karunia Allah hanya tertentu untuk mereka saja.
Lafazh fadhdhaltukum (فضلتكم) berasal dari kata (فَضّلَ - يُفَضِّلُ) yang punya beberapa makna, diantaranya bermakna melebihkan dan juga memuliakan. Maksudnya bahwa Allah SWT melebihkan derajat Bani Israil di atas bangsa-bangsa yang lainnya.
Buya HAMKA dalam tafsirnya menerjemahkan ayat ini menjadi : Aku telah pemah memuliakan kamu atas bangsa-bangsa.
Namun ayat ini secara tidak langsung bertentangan dengan beberapa ayat lain, khususnya yang terkait dengan keunggulan umat Nabi Muhammad SAW yang juga disebut-sebut sebagai umat yang terbaik. Misalnya ayat berikut :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (QS. Ali Imran : 110)
Maka untuk menengahinya, para ulama mengajukan beberapa alternatif jawaban :
1. Terbaik Ukuran Zamannya
Bahwa Bani Israil disebut sebagai umat terbaik kalau diukur dari zamannya, yaitu sebelum datangnya era kenabian Muhammad SAW. Sedangkan setelah kenabian Muhammad SAW, maka Allah SWT sendiri yang menetapkan bahwa umat terbaik adalah umat Nabi Muhammad SAW, khususnya pada tiga generasi awal dari umat ini.
2. Terbanyak Punya Nabi dan Raja
Sebagian kalangan mengatakan bahwa umat terbaik adalah Bani Israil karena mereka paling banyak punya nabi dan kitab suci. Itu kalau dibandingkan dengan umat lainnya yang kadang malah tidak ada seorang nabi pun yang diutus kepada mereka.
Dan kalau ukurannya adalah banyaknya nabi yang diutus, tentu saja juaranya adalah Bani Israil, sebab bangsa Arab hanya punya satu orang nabi saja. Pendapat ini menggunakan ayat berikut ini sebagai dasar hujahnya :
وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَعَلَ فِيكُمْ أَنْبِيَاءَ وَجَعَلَكُمْ مُلُوكًا وَآتَاكُمْ مَا لَمْ يُؤْتِ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ
Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain". (QS. Al-Maidah : 20)
3. Yang Terbaik Hanya Sebagian Saja
Pendapat yang lain lagi mengatakan bahwa yang dimaksud umat terbaik bukan seluruh Bani Israil, tetapi hanya mereka yang benar-benar beriman saja. Sedangkan yang tidak beriman atau malah membangkang serta memusuhi nabi hingga membunuhnya tidak termasuk bagian dari umat terbaik.
Sebab Al-Quran sendiri yang menunjukkan kejelakan sifat mereka, hingga sampai ada yang dikutuk berubah menjadi monyet.
مَنْ لَعَنَهُ اللَّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ ۚ أُولَٰئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ
Orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al-Maidah : 60)
4. Yang Terbaik Adalah Leluhur Mereka
Yang dimaksud dengan umat terbaik adalah orangtua dan leluhur Bani Isra'll, bukan masyarakat Yahudi yang hidup pada masa Nabi Muhammad saw. Memang, nikmat kepada orangtua dapat menjadi nikmat pula kepada anak keturunan, paling tidak anak keturunan memeroleh kebanggaan atas perolehan orangtua. Demikian pemahaman banyak ulama.