Kemenag RI 2019:(yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan hanya kepada-Nya mereka kembali. Prof. Quraish Shihab:(Yaitu), orang-orang yang menduga keras bahwa mereka akan menemui Tuhan Pemelihara mereka dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. Prof. HAMKA:{Yaitu) orang-orang yang sungguh percaya bahwasanya mereka akan bertemu dengan Tuhan mereka, dan bahwasanya mereka akan kembali kepada-Nya.
Ibnu Asyur mengatakan bahwa ayat ini menjelaskan dua sifat atau karekter dari khusyu' yang disebutkan pada ayat sebelumnya. Dan tidak benar kalau khusyu' di ayat sebelumnya dikaitkan dengan sikap khusyu' dalam shalat, karena konteksnya bukan sedang bicara kualitas shalat.
Maka menurut Ibnu Asyur, orang yang tidak merasa berat dari mengerjakan shalat dan sabar sebagaimana disebutkan pada ayat sebelumnya, sifat dan karakteristiknya justru dijelaskan di ayat ini, yaitu : mereka yang menyangka diri mereka akan bertemu dengan tuhannya
Lafazh yazhunnuna (يَظُنُّوْنَ) secara bahasa artinya menyangka atau mengira. Namun yang dimaksud justru malah sebaliknya maksudnya adalah meyakini dan bukan sekedar menyangka dalam arti kurang yakin. Dalam ungkapan-ungkapan bangsa Arab, seringkali meyakini sesuatu diungkap dengan menggunakan istilah dzhan.
وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Lafazh rajiun (راخعون) artinya orang kembali, merupakan ism fail dari asalnya (رجع - برجع). Sebagian ulama ada yang menafsirkan kata rajiun di ayat ini sebagai kematian. Alasannya karena kembali kepada Allah SWT biasa digunakan untuk menyebutkan orang yang wafat.
Namun sebagian lain mengatakan bahwa kata rajiun di ayat ini maksudnya menunjuk pada peristiwa di padang Mahsyar dimana semua manusia dikumpulkan kembali. Pendapat ini didasarkan pada ayat 28 surat Al-Baqarah :
Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia akan mematikan kamu, Dia akan menghidupkan kamu kembali, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.