Lafazh fattaqu (فاتقوا) terbentuk dari huruf wa (و) yang bermakna 'dan' dan kata ittaqi (اتق) yang merupakan fi'il amr atau perintah untuk melakukan sesuatu. Asalnya dari (اتقى - يتقى) yang maknanya bisa bertaqwa namun juga bisa bermakna takut atau memelihara diri dari sesuatu.
Dalam konteks ayat ini tentu makna yang paling cocok adalah perintah untuk bersikap memelihara atau menjaga diri dari api neraka. Kedudukannya dari lafazh- sebelumnya menjadi jawaban dari awal kalimat : jika (jawab li asy-syarth).
Lafazh wat-taquu (وَاتَّقُوا) diterjemahkan secara berbeda. Kemenag RI menerjemahkannya menjadi : “Lindungi dirimu”. Prof. Quraish Shihab menerjemahkannya menjadi : “dan peliharalah dirimu”. Buya HAMKA menerjemahkannya menjadi : “dan hendaklah kamu takut”.
Lafazh an-nar (النار) makna asalnya adalah api, namun bisa juga bermakna neraka. Kebanyakan lafazh an-nar dalam di Al-Quran bermakna neraka, tergantung konteksnya. Biasanya kalau disandingkan dengan lawannya yaitu surga, maka tahu lah kita bahwa an-nar yang dimaksud adalah neraka.
Namun kadang dalam Al-Quran juga ada disebut an-nar yang maknanya bukan neraka tetapi makna aslinya yaitu api. Salah satunya seperti dalam ayat ke-17 surat Al-Baqarah yang sudah kita bahas sebelumnya, lafzh nar disitu bermakna api : (مثلهم كمثل الذي استوقد نارا).
Namun untuk ayat ini tentu saja nar yang dimaksud adalah neraka. Bahkan dijelaskan seperti apa neraka itu nanti di akhirat.
الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
Lafazh allati (الَّتِي) adalah ism maushul yang sifatnya mabni dalam kedudukan nashb. Posisinya sebagai na’at (نعت) dari kata an-nar sebelumnya. Maknanya : yang.
Kata u'iddat (أُعِدَّتْ) adalah kata kerja pasif atau disebut dengan istilah fi’il madhi mabni lil-majhul. Maknanya : disediakan. Dan al-kafirin (لِلْكَافِرِينَ) maknanya adalah orang-orang kafir.
Muncul pertanyaan menggelitik : Kalau neraka disiapkan buat orang kafir, apakah sekarang ini sudah dinyalakan? Masalahnya bagaimana neraka sudah dinyalakan sekarang, padahal belum ada bahan bakarnya? Bukankah bahan bakarnya batu dan manusia? Padahal sekarang ini belum terjadi kiamat, maka belum ada seorang manusia pun masuk ke alam akhirat dalam arti surga dan neraka.
Kalau belum ada manusia masuk ke dalam neraka sekarang ini, bagaimana bisa dikatakan bahwa neraka itu disiapkan sejak sekarang, padahal bahan bakarnya yaitu manusia belum ada satupun yang masuk?