Ayat ini menyatakan bahwa sesungguhnya yang mengolok-olok bukan mereka tetapi justru Allah SWT yang melakukan olok-olok kepada mereka. Dan ini merupakan balasan yang setimpal dari apa yang dilakukan kaum munafikin kepada kaum muslimin.
Ayat ini menyatakan bahwa sesungguhnya yang mengolok-olok bukan mereka tetapi justru Allah SWT yang melakukan olok-olok kepada mereka. Dan ini merupakan balasan yang setimpal dari apa yang dilakukan kaum munafikin kepada kaum muslimin.
Lalu seperti bentuk olok-olok yang Allah SWT lakukan pada mereka? Ada dua jawaban, yaitu di dunia dan di akhirat. Untuk yang didunia, Allah SWT membalas olok-olok mereka dengan seringkali mereka terkena bencana, bahkan langganan bencana sekali atau dua kali dalam setiap tahun, seperti yang terungkap dalam ayat berikut :
أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ
Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran? (QS. At-Taubah : 126)
Selain itu balasan olok-olok dari Allah SWT kepada mereka juga berupa selalu dibongkarnya rahasia mereka oleh Allah SWT di dalam Al-Quran.
يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ ۚ قُلِ اسْتَهْزِئُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ
Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya)". Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu. (QS. At-Taubah : 64)
Adapun bentuk olok-olok yang Allah SWT balaskan kepada mereka di akhirat sebagaimana diriwayatkan bahwa salah satu bentuk olok-olok yang Allah SWT lakukan kepada mereka nanti di hari akhir, mereka akan disiksa dengan cara pura-pura dibukakan pintu surga. Maka orang-orang munafik itu pun segera berlarian keluar dari neraka menuju ke arah pintu surga yang nampak terbuka.
Namun begitu mereka hampir tiba di pintu surga, tiba-tiba pintu surga menutup dan mereka gagal untuk bisa masuk surga. Saat itulah kemudian penduduk surga tertawa terbahak-bahak karena mendapat hiburan unik, yaitu pertunjukan yang dilakukan oleh para penghuni neraka yang kena prank dengan terbukanya pintu surga.
Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa para saat berada di shirathal mustaqim, orang-orang yang beriman mendapatkan cahaya yang menerangi. Namun begitu orang munafikin mendekati cahaya itu dan mau ikut dengan orang beriman, tiba-tiba muncul penghalang sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut :
وَحِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَشْتَهُونَ كَمَا فُعِلَ بِأَشْيَاعِهِمْ مِنْ قَبْلُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا فِي شَكٍّ مُرِيبٍ
Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingini sebagaimana yang dilakukan terhadap orang-orang yang serupa dengan mereka pada masa dahulu. Sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) dalam keraguan yang mendalam. (QS. Saba : 54)
Ternyata Allah SWT punya cara unik untuk mengolok-olok orang kafir di akhirat.
Lafazh yamudduhum maknanya adalah yumli lahum (يملى لهم) memanjangkan atau membiarkan dalam jangka waktu yang lama.
Lafazh tughyan itu asal katanya dari thagha (طغى) yang maknanya melampaui batas. Sebagaimana Firaun dikatakan telah berlaku sewenang-wenang dalam kekuasaannya sehingga melampaui batas (اذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ QS. Thaha : 24). Ibnu Masud mengatakan makna tughyan adalah kekafiran, sedangkan Ibnu Abbas mengatakan maknanya adalah keraragu-raguan.
Tujuan kenapa dipanjangkan keadaan melampaui batas menurut Ibnu Jarir Ath-Thabari agar dosa dan kesalahannya jadi tambah banyak dan bertumpuk-tumpuk. [1]
[1] At-Thabari